Banyumas, indiebanyumas.id- Bupati Banyumas Ir Achmad Husein langsung tanggap ketika dirinya mendengar salah seorang warganya yang harus segera diberi bantuan berkaitan dengan hunian tempat tinggalnya yang sudah tak layak untuk ditinggali.
“Saya akan langsung cek ke Baznas untuk segera turun ke lapangan, ini mendesak jika mendengar dari cerita yang dialami Mbok Talem,” kata Bupati kepada indiebanyumas.id.
Meski saat ini sedang menjalankan tugas luar di Semarang, Bupati tetap terus memantau perkembangan yang terjadi di daerah. Bahkan ketika ada cerita yang hanya dialami satu warga. “Insyaa Alloh meski sedang di Semarang saya tetap terus siaga memantau daerah,” kata pria kelahiran Desa Pasiraman Kecamatan Pekuncen ini.
Tindakan gerak cepat alias Gercep juga dilakukan Camat Cilongok Roni Hidayat SSos. Dikatakan Roni, pihak kecamatan akan membuatkan surat rekomendasi kepada pihak dinas agar segera memperoleh bantuan perbaikan untuk rumah tak layak huni.
“Syaratnya bahwa rumah tak layak huni Mbok Talem statusnya adalah tanah milik sendiri. Jika memang iya, segera saya berharap kerjasama dengan pegiat desa untuk mengajukan ke dina melalui surat dari kami,” kata Roni.
Roni bahkan secara pribadi akan ikut memberikan bantuan kepada Mbok Talem agar bisa segera mungkin tempat tinggalnya bisa diperbaiki sehingga menjadi rumah layak huni.
“Bantuan pribadi nilainya mungkin tidak besar, namun diharapkan bisa memantik pihak lain agar bersama-sama ikut nyengkungung membantu Mbok Talem,” kata pria asli kelahiran Wangon ini.
Seperti diketahui, Mbok Talem (61) harus hidup sebatang kara dan tanpa kehangatan keluarga yang menemani. Bahkan, rumah tempat tinggalnya yang telah ditinggalinya selama 20 tahun itu sangat memprihatikan, jauh dari kata layak untuk dijadikan sebagai tempat tinggal.
Mbok Talem sebenarnya tidak hidup di pelosok. Dia menempati rumah beralaskan tanah yang sebenarnya juga tak jauh dari sekitar komplek rumah warga lain di Desa Cilongok Kecamatan Cilongok, tepatnya di Grumbul Dalawangi. Hanya saja, ketika harus hidup sebatang kara, Mbok Talem akhirnya kerepotan dalam menjalani hari-harinya. Bahkan, untuk makan sehari-hari Sukarmi hanya bergantung pada belas kasihan para tetangga meski jauh letaknya dengannya. Satu hingga dua warga sekitar memberi sepiring makanan pada wanita paruh baya ini.
Dengan kondisi rumah beralaskan tanah, dinding anyaman bambu dengan sedikit variasi kayu yang sudah lapuk, belakangan ini membuatnya khawatir karena cuaca sedang tidak menentu. Ketika hujan deras yang kadang disertai angin lebat, Mbok Talem harus berjuang mengatasi gemercik air dari bocoran atap rumahnya. Jangankan bisa tidur nyenyak, tempat tidurnya yang berpindah tempat karena terkena rembesan air dari atap rumah saat hujan, masih saja basah kuyup karena tempat lain juga bocor. Pada beberapa sisi rumah Mbok Talem, nampak jelas huniannya sudah tidak layak untuk dijadikan sebagai rumah bagi wanita usia lanjut ini.
Mbok Talem mengatakan ketakutannya jika suatu saat rumah yang selama ini ditinggali tersebut dapat roboh sewaktu-waktu lantaran termakan usia dan rapuh.
“Ya saya takut roboh, kalau musim hujan pasti ada angin, dan kalau hujan akhirnya tak bisa tidur,” kata Mbok Talem.
Purwoko (55), pembina Karang Taruna Desa Cilongok mengungkapkan, kondisi rumah Mbok Talem sangat memprihatikan karena rumah yang tidak layak huni ditempati seorang diri nenek tua yang seharusnya mendapatkan bantuan dari pemerintah ataupun para dermawan.
“Kami sedang berupaya mencari bantuan, dari mana saja ketika saya sendiri tidak merasakan kehadiran negara,” kata Purwoko.