HUKUM – Polsek Wangon Polresta Banyumas mengamankan belasan remaja yang terlibat dalam aksi perang sarung pada Minggu (2/3/2025) dini hari.
Kapolresta Banyumas Kombes Pol Dr. Ari Wibowo, S.I.K., M.H., melalui Kapolsek Wangon AKP Wawan Dwi Leksono, S.Sos., menjelaskan bahwa kejadian tersebut berawal sekitar pukul 00.30 WIB.
Menurut AKP Wawan, dua warga bernama Khoerul dan Ikro mendengar suara sepeda motor dengan knalpot brong yang menggeber di sekitar area pemukiman. Saat keluar untuk mengecek, mereka mendapati sekelompok remaja tengah melakukan perang sarung. Melihat kejadian tersebut, kedua saksi segera melapor ke Polsek Wangon.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Kapolsek Wangon bersama tiga anggota piket dan Bhabinkamtibmas mendatangi lokasi kejadian di Jalan Raya Selatan, Desa Rawaheng, Kecamatan Wangon.
“Belasan remaja dari kelompok Barudak Bletur Desa Pengadegan, Wangon, dan kelompok Pemuda Islami Desa Karangmiri, Kecamatan Jeruk, Cilacap, kami amankan. Kami juga menyita barang bukti berupa lima buah sarung dan lima unit handphone Android,” ujar AKP Wawan.
Setelah diamankan, Polsek Wangon segera berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat, orang tua, serta pihak sekolah dari kedua kelompok tersebut. Pembinaan kemudian dilakukan di Polsek Wangon sebagai upaya mencegah terulangnya kejadian serupa.
Bahaya Perang Sarung
Perang sarung yang awalnya mungkin dianggap sebagai permainan ternyata membawa berbagai risiko dan bahaya, terutama jika dilakukan tanpa pengawasan.
Sarung yang digulung dan diikat bisa menjadi alat pukul yang cukup keras. Jika mengenai bagian tubuh sensitif seperti kepala, wajah, atau mata, dapat menyebabkan memar, luka, bahkan cedera serius.
Selain itu, permainan ini kerap berkembang menjadi ajang tawuran antar kelompok. Persaingan yang memanas dapat memicu emosi, berujung pada tindakan kekerasan yang lebih serius dan sulit dikendalikan.
Oleh karena itu, keterlibatan orang tua, sekolah, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk memberikan edukasi dan pembinaan agar tradisi ini tidak berubah menjadi aktivitas yang membahayakan. (Angga Saputra)


