INDIE BANYUMAS
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS

Derita Mursito, Menanti Kepulangan Jenazah Kakaknya dari Peru yang Tak Kunjung Pasti

Derita Mursito, Menanti Kepulangan Jenazah Kakaknya dari Peru yang Tak Kunjung Pasti

Mursito saat mendatangi langsung Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) di Jakarta. (istimewa)

Kamis, 6 Maret 2025

FOKUS – Mursito (47), warga Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, tak kuasa menyembunyikan kesedihannya. Sudah dua pekan ia menunggu kepulangan jenazah kakaknya, Yetty Purwaningsih, yang meninggal dunia di Peru.

Berbagai upaya telah ditempuh, mulai dari menghubungi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) di Jakarta hingga berkirim surat ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Peru. Namun hingga kini, belum ada kepastian kapan jenazah Yetty bisa dipulangkan ke Indonesia.

Mursito mengisahkan bahwa kakaknya telah merantau ke Peru selama 20 tahun terakhir. Awalnya bekerja, kemudian berwirausaha sebagai pedagang makanan di sana. Komunikasi dengan keluarga di Indonesia selalu berjalan baik. Terakhir kali mereka berbicara melalui video call pada 31 Januari 2025. Saat itu, Yetty mengabarkan bahwa dirinya sedang sakit, meski masih bisa beraktivitas seperti biasa.

“Terakhir kami berkomunikasi lewat video call tanggal 31 Januari. Kakak saya bilang sedang sakit di tenggorokan, tapi masih bisa beraktivitas seperti biasa,” tutur Mursito.

Namun, itu menjadi komunikasi terakhir mereka. Setelahnya, Mursito tak lagi bisa menghubungi Yetty. Kabar duka baru diterima pada 25 Februari 2025, ketika KBRI di Peru mengonfirmasi bahwa Yetty Purwaningsih telah meninggal dunia.

Mendengar kabar tersebut, Mursito segera mencari bantuan. Ia menghubungi Kemenlu dan KBRI di Peru, bahkan mendatangi langsung Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) di Jakarta, unit di bawah Kemenlu yang bertugas melindungi hak-hak WNI di luar negeri. Sayangnya, hingga kini belum ada perkembangan berarti terkait pemulangan jenazah Yetty.

Selain itu, Mursito juga mengirim surat resmi ke KBRI di Lima, berharap agar proses pemulangan jenazah bisa segera terlaksana. Ia juga meminta bantuan ke Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Banyumas untuk mempercepat pemulangan sang kakak.

“Kami sekeluarga sangat berharap pemerintah bisa membantu mempercepat pemulangan jenazah kakak saya. Lha wong dokumen semua sudah lengkap, akta kematian juga sudah ada,” ungkap Mursito dengan suara bergetar.

Kendala finansial diduga menjadi salah satu penyebab lambatnya pemulangan ini. Padahal, menurut informasi yang diterima Mursito, Yetty meninggalkan harta berupa uang tunai sebesar 23.000 Sol Peru (sekitar Rp100 juta). Sementara itu, biaya pemulangan jenazah dari Peru ke Indonesia diperkirakan mencapai Rp250 juta.

“Kalau soal biaya, sebenarnya kakak saya meninggalkan uang cukup banyak di sana. Kami mohon bantuan siapa pun yang bisa membantu, dan seharusnya pemerintah bisa turun tangan. Kami hanya ingin jenazah kakak saya segera dipulangkan, bahkan jika hanya tinggal tulangnya saja,” pintanya lirih.

Hingga kini, Mursito hanya bisa berdoa dan berharap ada kabar baik yang segera datang. Keluarga besar mereka di Banyumas menanti dengan penuh harap, agar jenazah Yetty Purwaningsih bisa dimakamkan di tanah kelahirannya.

Dinakertrans Banyumas Siap Fasilitasi

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinakertrans) Kabupaten Banyumas menyatakan siap memfasilitasi pemulangan jenazah Yetty Purwaningsih, warga Banyumas yang meninggal dunia di Peru.

Langkah yang telah diambil di antaranya adalah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Atase Ketenagakerjaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Peru.

Menurut Kepala Dinakertrans Banyumas, Wahyu Dewanto pihaknya masih menunggu keputusan dari pemerintah Peru terkait apakah jenazah Yetty diperbolehkan dipulangkan ke Indonesia atau harus dimakamkan di Peru.

Jika diperbolehkan pulang, biaya pemulangan jenazah diperkirakan mencapai Rp250 juta. Namun, apabila dimakamkan di Peru, pembiayaan bisa menggunakan uang pribadi almarhumah yang ditinggalkan.

“Saat ini pihak berwenang di Peru masih mempertimbangkan dua opsi tersebut. Jika dipulangkan dengan biaya Rp250 juta, maka Pemkab Banyumas hanya dapat membantu menutup kekurangan biaya dari dana pribadi almarhumah,” jelas Kepala Dinakertrans, Rabu (5/3/2025).

Meski demikian, Kepala Dinakertrans mengungkapkan bahwa APBD Kabupaten Banyumas tidak memiliki pos anggaran khusus untuk pembiayaan pemulangan jenazah warga di luar negeri.

“Meski begitu, Pak Bupati yang telah mengetahui situasi ini akan memperjuangkan kekurangan biaya dari sumber non-APBD, seperti Corporate Social Responsibility (CSR), BAZNAS, atau lembaga lainnya. Itu jika dari pemerintah Peru mengijinkan untuk kepulangan jenasah almarhumah,” kata Wahyu.

(Angga Saputra)

ShareTweetKirimkan
Sebelumnya

Timbun 2.640 Liter BBM Subsidi Jenis Pertalite, Dua Pria Asal Cilacap Diringkus Polresta Banyumas

Selanjutnya

Setengah Ton Solar Bersubsidi Ilegal Diamankan Sat Reskrim Polresta Banyumas

Selanjutnya
Setengah Ton Solar Bersubsidi Ilegal Diamankan Sat Reskrim Polresta Banyumas

Setengah Ton Solar Bersubsidi Ilegal Diamankan Sat Reskrim Polresta Banyumas

Bupati Banyumas Jadwalkan Tarling di Enam Titik Selama Ramadan

Bupati Banyumas Jadwalkan Tarling di Enam Titik Selama Ramadan

Tentang Kami / Redaksi
Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com

Tentang Kami / Redaksi / Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI

© 2021 indiebanyumas.com