Cilacap – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Cilacap menggelar sekolah Lapang cuaca nelayan (SLCN) bagi nelayan di pantai Selatan Cilacap.
Ada sebanyak 100 orang nelayan yang mengikuti sekolah lapang cuaca yang digelar sejak selasa 28 september hingga 29 september 2021 ini.
Sekolah lapang cuaca nelayan yang digelar di aula kantor DPC HNSI Kabupaten Cilacap ini dibuka langsung oleh Kepala BMKG Profesor Dwi Korita Karnawati.
Kepada wartawan Dwikorita menyampaikan jika saat ini cuaca dan iklim sudah terpengaruh adanya dampak perubahan ilim global. Sehingga ilmu titen yang biasa digunakan oleh para nelayan bisa berubah, akibat adanya perubahan iklim tersebut.
“SLCN ini untuk keselamatan para nelayan, karena cuaca dan iklim terpengaruh perubahan iklim global, jadi orang Jawa bisa terpengaruh ‘salah mongso, ilmu titen jadi kacau. Kalau dulu nelayan ada ilmu titen, tapi sekarang yang biasanya gelombang tidak tinggi menjadi tinggi, ini yang berbahaya,” katanya.
Namun pada sekolah lapang ini, para nelayan diberikan informasi dan pengetahuan untuk meningkatkan ketrampilan para nelayan dalam mengakses, membaca dan menindaklanjuti terkait dengan informasi cuaca maritim dari sumber terpercaya.
“Sekolah lapang cuaca ini bagaimana memahami informasi hasil prediksi prakiraan cuaca dari BMKG,” katanya.
Informais ini bisa didapatkan melalui aplikasi di ponsel pintar ataupun, website resmi BMKG.
Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji yang hadir dalam kegiatan tersebut megatakan jika sekolah lapang nelayan ini bisa memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang iklim pada nelayan, terutama nelayan kecil. Sehingga dengan pengetahuan ini bisa meningkatkan keselamatan para nelayan di Cilacap.
“Pertama menyangkut ekonomi dimana nelayan harus memiliki paradigma baru, kalau dulu nelayan mencari ikan, tetapi sekarang menangkap ikan. Dengan sekolah lapang ini nelayan tahu dimana harus mencari ikan,” katanya.
Selain itu juga untuk meningkatkan keselamatan nelayan. Sehingga nelayan menajdi tahu, saat cuaca tidak bersahabat, maka tidak perlu melaut, demi keselamatan.
Di sisi lain Anggota Komisi 5 DPR RI Novita Wijayanti juga berharap nantinya para nelayan yang mendapatkan pengetahuan dari sekolah lapang cuaca nelayan ini bisa menyalurkan kepada nelayan lainnya.
Pasalnya Cilacap memiliki 17 ribu nelayan, dan tidak semuanya bisa diikutsertakan pada sekolah lapang yang anggarannya terbatas.
“Harapannya, nelayan yang ikut pelatihan ini akan menjadi penyambung lidah BMKG kepada nelayan lainnya,” katanya.
Dengan bertambahnya ilmu pengetahuan nelayan dalam rangka mengantisipasi adanya perubahan cuaca ini. Selain itu juga bisa berlayar dengan aman dan meningkatkan hasil tangkapan. (RT)