Penggunaan microwave yang praktis tetap saja memunculkan pro dan kontra. Bahkan ada beberapa mitos keliru tentang penggunaan microwave yang diyakini banyak orang.
Microwave menjadi alat dapur yang begitu memudahkan pekerjaan rumah tangga. Mulai dari menghangatkan makanan hingga memasak makanan bisa dilakukan dengan microwave.
Sayangnya, panas microwave yang dihasilkan dari listrik menuai banyak kritik dan pro kontra tentang efeknya terhadap kesehatan. Banyak kepercayaan atau mitos yang masih abu-abu atau tidak dapat dipercaya penuh kebenarannya tentang microwave.
Efek yang ditimbulkan dari pemakaian microwave juga masih banyak diperdebatkan oleh ahli terkait faktor kemanaan dan kesehatannya. Ternyata beberapa kepercayaan untuk penggunaan microwave dan efeknya masih banyak yang keliru.
Berikut ini 7 mitos yang keliru tentang penggunaan microwave menurut Mashed (4/3) :
- Penyebab Kanker
Kepercayaan bahwa microwave dapat menyebabkan kanker timbul dari pemanasan yang digunakan oleh microwave yang berasal dari radiasi. Mitos ini tentunya keliru dan seharusnya tidak lagi dipercaya. Microwave memang bekerja dengan menciptakan jenis radiasi energi rendah yang tergolong sebagai radiasi non-ionisasi. Radiasi ini menyebabkan molekul dalam zat yang ditempatkan ke dalam microwave untuk menghasilkan panas dan tidak menyebabkan kanker.
- Sendok Kayu Bisa Mengganjal Pintu Microwave yang Rusak
Microwave bukan alat memasak yang begitu mahal ataupun murah. Jika microwave yang ada di rumah mengalami kerusakan, untuk sementara menggunakan perekat untuk menjaga pintu microwave yang rusak akan jauh lebih aman.
Menggunakan sendok kayu untuk mengganjal pintu microwave yang rusak hanya akan membuat kebocoran radiasi microwave menyebar di seluruh rumah. Walaupun tidak berbahaya, tetapi kebocoran ini sulit dideteksi tidak seperti kebocoran pada gas. Lebih baik segera lakukan perbaikan pada ahlinya.
- Makanan Microwave Mengandung Radioaktif
Gelombang radiasi microwave merupakan radiasi non-ionik yang aman. Radiasi ini tidak membuat makanan yang dihangatkan atau dimasak dengan microwave menjadi mengandung radioaktif.
Radiasi pada microwave hanya akan memberikan gelombang-gelombang molekul yang masuk ke dalam makanan. Kemudian untuk selanjutnya gelombang molekul ini dipecah untuk melepaskan panas.
- Wadah Plastik Untuk Microwave Benar-Benar Aman
Plastik mengandung zat seperti ftalat dan BPA. Zat-zat ini diketahui sangat berbahaya untuk kesehatan jika masuk ke dalam tubuh. Bahkan secara tidak langsung, zat ini dapat meningkatkan risiko kanker. Makanan yang dikemas dalam wadah plastik dengan klaim aman untuk masuk ke microwave sekalipun tetap masih memiliki kandungan zat berbahaya tersebut. Ketika terkena panas dari microwave, zat-zat tersebut akan dengan mudah masuk ke dalam makanan melalui kondensasi dari kemasan yang menetes ke makanan.
- Microwave Mengubah DNA Air
Hal yang harus diketahui: air tidak memiliki DNA-nya sendiri. Pada fungsinya memanaskan makanan, microwave tidak mengubah apapun selain meningkatkan suhu dalam makanan.
Beberapa eksperimen telah membuktikan bahwa air yang dipanaskan dalam microwave bisa membunuh tanaman. Ternyata hal ini disebabkan oleh suhu yang terlalu panas atau patogen yang sebelumnya menempel pada wadah air.
- Memanaskan Air Tidak Berbahaya
Food and Drug Administration memperingatkan bahwa memanaskan air dengan microwave dapat menyebabkan luka bakar serius. Microwave akan memanaskan air, misalnya untuk membuat teh, dengan suhu yang sangat tinggi.
Ketika air sudah mendidih pada suhu 100 derajat Celcius, biasanya akan terlihat gelembung udara dan uap panas keluar melalui bagian atasnya. Tetapi jika memanaskan air dalam cangkir dengan microwave, gelembung-gelembung tersebut tidak akan terbentuk dan panasnya akan membuat gelas ikut terbakar. Karenanya disarankan tidak memanaskan air dalam microwave.
- Microwave Menghilangkan Nutrisi Makanan
Mitos yang banyak dipercaya lainnya mengatakan bahwa memasak sayuran dengan menggunakan microwave akan berdampak pada penghilangan nutrisi dari sayuran tersebut. Beberapa kepercayaan juga mengatakan bahwa memanaskan sayuran yang mengandung nitrat dapat mengubah nutrisi senyawa menjadi karsinogenik.
Tetapi hal ini dipatahkan oleh penelitian yang mengatakan bahwa memasak makanan dengan kandungan nitrat menggunakan microwave menghasilkan jumlah karsinogenik yang paling rendah. Menurut suatu penelitian yang dilakukan pada tahun 2010, memasak sayuran seperti brokoli dan kecambah dengan microwave sebenarnya mempertahankan nutrisi dari sayuran tersebut.