FOKUS UTAMA, indiebanyumas.com– Langkah pemerintah menekan mahalnya harga beras di pasaran dinilai Budayawan asal Banyumas Surya Esa sangat lemah. Di wilayah Kabupaten Banyumas, strategi yang sudah diterapkan pemerintah juga sama sekali tidak berdampak apapun terhadap masyarakat alias jauh dari harapan.
Dia menyebutkan, program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disalurkan Bulog sub Divre IV Banyumas ke pasar induk di wilayah kota Purwokerto seperti Pasar Manis dan Pasar Wage menurutnya tidak etektif. Sebab, ketika distribusi dilakukan oleh Bulog, pada saat yang sama stok beras yang dibagikan sudah langsung habis.
“Bulog mendistribusikan ke salah satu pengecer, misalnya, saat itu juga berasnya sudah langsung habis karena sudah ada warung-warung yang menunggu untuk membeli hingga sampai ke tangan pembeli lain,” kata Surya usai melakukan cek ke lokasi pendistribusian beras program SPHP di Pasar Wage.
Surya juga menyampaikan distribusi yang langsung digelar di kantor Bulog Sub Divre IV Banyumas hanya diperuntukkan bagi 15 orang.
“Strategi seperti ini ya jelas tidak mungkin efektif menekan harga, lha wong jumlah masyarakat di Banyumas tidak hanya di wilayah Purwokerto saja, bahkan untuk memenuhi wilayah kota saja itu masih jauh, saya berharap Bulog bisa memberikan jawaban yang jelas untuk solusi atas kondisi ini,” kata Surya.
Diketahui, pemerintah memiliki tiga strategi untuk menekan harga beras di pasar Tanah Air. Hal ini dilakukan di tengah meroketnya harga komoditas tersebut secara signifikan.
Kepala Badan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menuturkan, pemerintah memiliki tiga strategi untuk mengintervensi pasar agar harga pangan di dalam negeri bisa kembali normal atau seimbang. Program itu akan dijalankan Perum Bulog.
Strategi yang dimaksud di antaranya, Bulog melaksanakan Intervensi melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) yang mendatangi langsung ke pemukiman penduduk atau tempat keramaian.
“Kemudian intervensi selanjutnya adalah program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disalurkan ke ritel modern, pasar tradisional dan pasar induk, dan yang hari ini dilaksanakan adalah penyaluran Bantuan Pangan sebanyak 10 kg ke masing-masing Keluarga Penerima Manfaat (KPM),” ujar Arief, Jumat (23/2/2024) dilansir iNews.
Arief menambahkan, pemerintah butuh waktu ketika melakukan intervensi pasar agar keseimbangan harga di tingkat produsen dan konsumen bisa terjadi.
Senada, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP) Bulog, Mokhamad Suyamto mengatakan, pihaknya terus melakukan manuver positif menyikapi harga beras yang masih fluktuatif dengan bergerak cepat menjalankan semua penugasan dari pemerintah.
“Penyaluran bantuan pangan beras saat ini berjalan semua di seluruh Indonesia, kemudian semua outlet distribusi program SPHP, baik itu pasar induk, pasar tradisional dan retail modern telah kami gelontorkan beras SPHP untuk memperbanyak ketersediaan agar masyarakat tidak kesulitan dalam mencari beras,” kata Suyamto.
“Dan yang terbaru, kami juga terjun langsung melalui Gerakan Pangan Murah ke masyarakat dengan melaksanakan program penjualan pangan pokok murah yang destinasinya dekat dengan pemukiman warga,” tuturnya.
Pemerintah terus melakukan aksi cepat tanggap atas dampak perekonomian yang ditimbulkan oleh perubahan iklim El Nino yang saat ini tengah melanda dunia.
Dari pantauan indiebanyumas.com, harga beras di pasaran untuk jenis medium saat ini sudah mencapai harga Rp. 17.000 hingga Rp 17.500/Kg.
Angga Saputra