![](https://indiebanyumas.id/wp-content/uploads/2021/03/RRI-LOGO-4.png)
Banyumas – Pengembangan wisata Kota Lama Banyumas akan dibagi ke dalam tiga tahap. Camat Banyumas Abdul Kudus mengatakan tahap pertama yakni menyelenggarakan wisata seadanya terlebih dahulu, dalam artian tidak melakukan pemugaran dan hanya menata lingkungan agar lebih cantik.
“Belum disentuh, hanya menata lingkungan dan menata lingkungan serta potensi sejarah dan budayanya. Kota lama itu sebenarnya ada dua periode, yaitu periode prakolonial dan kolonial. Masyarakat mungkin lebih banyak mengenal yang periode kolonial. Karena disitu peninggalannya lebih tampak, ada peninggalan bangunan belanda, arsitektur jawa, tambah lagi budaya yang masuk dari luar seperti Cina,” katanya kepada RRI, Minggu (12/4/2021).
Tahap kedua yakni menyempurnakan fasilitas seperti penataan sungai serayu dengan membuat pelabuhan. Pelabuhan sendiri diusulkan dibangun di Desa Kedungutar Banyumas dan akan mulai dibangun 2022 mendatang.
“Kenapa di Kedungutar, karena dulu Bupati merapat dari Wirasaba itu mendaratnya disitu. Kami usulkan jadi pelabuhan dan alhamdulillah disetujui, tahun 2022 akan dibangun pelabuhan wisata yang menghubungkan sampai ke Tambaknegara mudah-mudahan disetujui. Harapan kami juga ada investasi lokal yang bisa menata sungai serayu,” lanjutnya
Tahap ketiga atau tahap puncak sedang diusulkan revitalisasi kota lama terutama pada bagian infrastruktur dengan harapan banyumas dapat menjadi kota pusaka. Saat ini tengah dilakukan kajian untuk menetapkan bangunan-bangunan di Banyumas sebagai cagar budaya.
“Setelah direvitalisasi secara sempurna itu harapan kami Banyumas menjadi “Kota Pusaka”. Tahap puncaknya itu Kota Lama Banyumas bisa tertata seperti kota lama yang sudah ada di Jakarta dan Semarang. Harapannya tamu wisata itu tidak hanya nasional tapi juga internasonal,” terang Abdul Kudus.
Sementara itu Kepala Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, Asis Kusumandani menyebut pengembangan wisata Kota Lama Banyumas memiliki potensi yang luar biasa. Kota Lama Banyumas merupakan pusat pemerintahan karesidenan Banyumas pada masa lalu.
“Kata kuncinya adalah dukungan dari masyarakat. Potensi budaya dan sejarah itu tidak hanya yang nampak tetapi yang tidak nampak ini juga perlu digali. Seperti cerita legenda, bagaimana cerita Sumur Sendang Mas, berdirinya Kota Banyumas, dan sebagainya,” katanya. (YN)
![](https://indiebanyumas.id/wp-content/uploads/2021/03/ARTIKEL-ASLI-2.png)