Purwokerto – Pasca gempa Malang Magnitude 6.1, pemerintah diminta untuk mewaspadai jalur gempa di Jawa tengah bagian barat dan jalur gempa Bali dan Nusa Tenggara.
Ahli Geologi Struktur Patahan dari Fakultas Teknik Unsoed Dr.Ir.Asmoro Widagdo, ST., MT., IPP, menyebut, pasca gempa Malang Magnitude 6.1 serta gempa-gempa susulan, merupakan proses menuju kepada kestabilan lempeng batuan di bawah Pulau Jawa bagian timur.
Terjadinya Gempa Malang, maka kawasan sekitar jalur patahan dan lempeng Jawa bagian timur menjadi lebih aman hingga beberapa saat ke depan.
Namun jalur patahan dan lempeng Jawa bagian selatan nanti akan melakukan penyesuaian penyesuaian.
“Bagian di selatan Pulau Jawa kemungkinan akan menyesuaikan dengan kondisi normal baru yang terjadi pasca gempa,” katanya Selasa 13 April 2021.
Sehingga patut di waspadai jalur-jalur gempa di Jawa bagian tengah, bagian barat dan jalur gempa di Bali dan Nusa Tenggara.
Selama penyesuaian tersebut lempeng bumi akan melakukan penyesuaian, selama penyesuaian Jalur tersebut berpotensi terjadi gempa.
Ditambahkan,masyarakat Malang dan atau siapapun yang tinggal di wilayah selatan Jawa. Gempa Malang menarik pelajaran dari bencana ini untuk beradaptasi dengan kemungkinan terburuk.
Edukasi kebencanaan perlu diberikan sebagai bagian dari kurikulum anak-anak sekolah di kawasan ini, sehingga mereka tidak akan lupa bagaimana pengalaman buruk yang pernah dialaminya.
Sehingga kesiapan dan kesiagaan akan selalu menjadi bagian budaya masyarakat pesisir selatan Jawa.
Salah satu anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia IAGI menambahkan, gempa-gempa skala kecil yang sangat diharapkan kedatangannya.
Gempa Susulan Proses Kestabilan
“Gempa kecil yang sering terjadi akan merupakan penanda terhindarnya mereka dari ancaman bencana gempa besar akibat tekanan batuan di bawah yang terlalu tinggi tanpa ada kesempatan melepaskan gaya tekan tersebut,” tambahnya.
Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pasca gempa berkekuatan magnitudo 6,1, di selatan Kabupaten Malang pukul 14.00 telah terjadi gempa susulan tercatat sebanyak lima kali. Gempa susulan magnitudo 3,2 pukul 14.53 WIB, gempa magnitudo 3,6 pada pukul 15.05 WIB, gempa magnitudo 3,3 pukul 16.04 WIB, kemudian magnitudo 3,4 pukul 18.36 WIB dan gempa magnitudo 4,1 pukul 19.49 WIB.
Anggota Kelompok Studi Jawa Tengah Selatan (KSTS) juga mengingatkan, soal sosialisasi bangunan tahan gempa dan bangunan adaptif tsunami perlu disampaikan kepada warga di sepanjang pesisir Jawa.
Kearifan lokal nenek moyang dalam menghadapi gempa bumi dan tsunami perlu dipelajari dan diaplikasikan dalam mitigasi bencana ini.
Gempa bumi di Samudera Hindia sebelah selatan Malang merupakan proses pelepasan stress atau tekanan yang dialami batuan di bawah laut akibat desakan batuan samudera Hindia ke bawah Pulau Jawa.
Proses pelepasan tekanan gaya ini merupakan hal yang telah terjadi sepanjang masa prasejarah-sejarah dan masih akan selalu terjadi di masa mendatang.
Hal ini perlu disikapi dengan kesiapan kita sebagai penghuni kawasan bencana.
Alam tidak mungkin dapat menyesuaikan keinginan manusia, namun kita yang perlu menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan potensi bencana alam terutama gempa bumi yang akan kita alami.***