
Nasional, indiebanyumas.id- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak Pemuda Muhammadiyah berkolaborasi bersama Kementerian Agama dalam dakwah keumatan dan kebangsaan.
“Salah satu problem di Indonesia adalah problem keumatan. Dan kita tidak bisa menyelesaikan problem keumatan ini dengan sendiri-sendiri, melainkan dengan koloboratif,” ujar Gus Yaqut saat menjadi pembicara di Kuliah Umum Literasi Kebangsaan Tanwir I Pemuda Muhammadiyah yang berlangsung di Manado, Sulawesi Utara, Minggu (4/4/2021)
Kuliah Umum bareng Gus Yaqut dengan tema “Pendidikan Multikultural Dikalangan Generasi Milenial di Era Digital” ini digelar Pemuda Muhammadiyah secara luring dan daring.
“Saya sangat senang dan mencintai Pemuda Muhammadiyah dan saya mengajak untuk berkolaboraai bersama Kementerian Agama dalam dakwah keumatan dan kebangsaan,” kata Menag
Dalam agenda tersebut, hadir Ketua Umum PP Muhammadiyah Sunanto dan perwakilan Pemuda Muhammadiyah se Indobesia yang hadir mengikuti Tanwir I Pemuda Muhammadiyah.
Menag menyatakan, upaya mengatasi problem keumatan, harus diperkuat dengan literasi keumatan melalui dakwah yang tanpa saling menyalahkan.
“Dengan kolaborasi, problem keumatan akan lebih mudah diatasi. Saya menaruh harapan besar kepada PP Muhammadiyah agar mengambil peran dalam program dakwah keumatan dan kebangsaan ini,” katanya.
Menag menegaskan, dakwah saat ini harus menyesuikan dengan perkembangan zaman, yaitu digitalisasi. Berbeda dengan dulu, di mana dakwah disiarkan dari kampung ke kampung.
“Dakwah kita harus menyesuaikan diri dengan era digital seperti menyesuaikan dengan media sosial dan menyiapkan sumberdaya manusia dan infrastruktur. Saya kembali menegaskan, tidak ada kelompok yang klaim paling memiliki bangaa ini, apakah itu Muhammadiyah, NU, dan ormas keagamaan lainnya. Semua sama telah berjuang dan meneruskan perjuangam bangsa Indonesia,” tandasanya.
Kemenag, kata Gus Yaqut, siap berkolaborasi dengan Pemuda Muhammadiyah lewat berbagai program yang bisa disinergikan, mulai dari program kemaslahatan umat, pendidikan, beasiswa, pesantren, dan program lainnya.
“Ke depan kita bisa bertemu lagi dan menyusun program kerjasama ini agar terstruktur. Dan program ini tidak hanya terbuka di Kemenag melainkan di kementerian lainnya. Wajah masa depan Muhammadiyah tergantung dari geliat dan peran dari Pemuda Muhammadiyah,” tutup Menag.