INDIE BANYUMAS
  • Beranda
  • Banyumas
  • Politik
  • Hukum
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Ragam
  • Opini
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
  • Beranda
  • Banyumas
  • Politik
  • Hukum
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Ragam
  • Opini
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil

Kemerosotan Nationhood dan Titik Balik Kita

BagikanKirimKirim
Senin, 8 Maret 2021
Opini

Susanto Polamolo, Akademisi Hukum Tata Negara

Terdapat momen penting dimana masyarakat membentuk ke-Indonesiaannya dalam dua proses transformasi dirinya: pertama, transformasi yang dibawa oleh superioritas politik Barat (baca; Belanda dan negara ekspansif lainnya); kedua, upaya menemukan identitas politik ke-Timuran melalui reaksi-reaksi radikal atas superioritas politik Barat tersebut. Itulah mengapa antara Ratulangie dan Tan Malaka sejak dini dialam pemikiran mereka terdapat kesamaan konteks dan dekonstruksi atas proses transformasi besar masyarakat Indonesia yang sedang ‘menjadi secara sains dan spiritual’ kala itu.

Ratulangie melalui pernyataannya memberi ‘kode’:

Ingatlah tuan-tuan, keterpesonaan dengan Eropa telah selesai. Orang Indonesia sekarang berdiri di hadapan Anda bukan lagi sebagai pengemis, melainkan berpijak pada kodrat terdalamnya pada hak-haknya sendiri, telah berdiri bangga, sejajar dengan Anda. Indonesia menerima dengan penuh rasa terima kasih bantuan Anda yang sangat berarti dari luar, namun hanya percaya pada kekuatannya sendiri. Masa depan kami tidak akan tegak atau runtuh dengan kerja sama (Indië in de Nederlandsche Studentenwereld 1918; 19).

‘Kode’ diatas juga tampak dalam seruan Tan Malaka:

Akuilah dengan hati yang putih bersih, bahwa kamu sanggup dan mesti belajar dari orang Barat. Tapi kamu jangan jadi peniru Barat, melainkan seorang murid dari timur yang cerdas, suka memenuhi kemauan alam dan seterusnya dapat melebihi kepintaran guru-gurunya di Barat (Massa Actie, 1926; 144).

Pernyataan kedua perintis kemerdekaan ini, selain memberi ‘gelombang kejut’ atas Barat, juga menguji ‘respon dan responsibility’ mereka, alhasil ‘kode’ ini berujung kepada politik reaksioner dan politik penindasan dari pemerintah kolonial. Ada dua makna signifikan dalam alam pikiran Ratulangie dan Tan Malaka, yakni seruan keutuhan nationhood dan himbauan konsensus nasional untuk cita-cita dan tujuan politik. selanjutnya, apa yang diimpikan kedua perintis kemerdekaan ini akhirnya bermuara pada penyatuan identitas nationhood yang termaktub dengan khidmat didalam Sumpah Pemuda (1928), serta kesatuan cita-cita dan tujuan politik yang tertuang secara luhur didalam Preambule UUD 1945.

Koordinat Pertama: Sumpah Pemuda

Sebagai koordinat pertama penegasan identitas politik bangsa Indonesia, deklarasi Sumpah Pemuda sejatinya telah melabrak dua ‘sekat’ yang memfigurasi habitus pergerakan nasional, serta dua wujud superioritas Barat melalui kolonialisme dan imperialisme. pertama, azas politik yang ‘berseragam’ nasionalisme-agama, sosialisme-religius, dan ekstrim-kiri-kanan. Kedua, menembus batas-batas dikotomi tradisional-modernis, kelas dan etnis. Pada ‘sekat’ berikutnya, pertama, meruntuhkan epistimologi Barat tentang nasionalismenya yang berwatak chauvinis sehingga ‘memproduksi’ psikologi yang rasial atas Timur (meskipun Jepang pernah tersesat dibagian ini). Kedua, menunjukkan kepada Barat tentang betapa ‘bangkrutnya’ mereka didalam kepemimpinan yang berkebudayaan dan perihal kemanusiaan (verheershing/penjajahan diberbagai aspek).

Koordinat Kedua: Preambule UUD 1945

Adapun makna yang melingkari preambule itu tersignifikansi kedalam empat-lingkar nilai dan norma, yakni sebagai dasar dan amanah politik-hukum, keadilan sosial, kesejahteraan sosial, dan berketuhanan. Empat-lingkar makna preambule ini menunjukkan posisinya sebagai koordinat sumber dari segala sumber ketatanegaraan, meliputi semua aspek, tidak hanya hukum semata. Preambule dan batang tubuh UUD 1945 merupakan inter-depedensi dan kohesi nilai dan norma yang hidup di masyarakat.

Jadi, jelas yang ingin diwujudkan adalah keterpaduan tatanan nilai berbangsa, serta norma sebagai dispute resolution dalam bernegara (ius constitutum-ius constituendum). Artinya, ia mengikat secara nilai, dan hidup didalam norma, ia menjadi komitmen didalam berbangsa dan menjadi sanksi atas pelanggaran yang dilakukan didalam bernegara.

Kembali ‘Menjadi Indonesia’

Tetapi segera dapat kita ketahui, setelah patahan pembangunan originalitas nilai dan norma yang genuine di dalam eksperimen pemerintahan Sukarno sampai 1965, menyebabkan masyarakat yang dibangun itu mengalami edukasi yang premature. Struktur dan kultur sosio-politik yang demikian jelas akan melahirkan sistem pemerintahan yang otoritarian, sistem dimana otoriter berkawin silang dengan birokrasi yang seoligarkis kapitalisme itu sendiri (Suharto-Orba). Patahan terus berlanjut ditahun 1998, dimana pressure group boleh dikatakan menang, sayangnya struktur kekuasaan yang dibangun justru berkawin silang kembali dengan struktur kekuasaan lama yang sudah bermetamorfosa. inilah masa dimana kawin silang antara demokrasi premature dan kapitalisme-konstitusional; pertama, ini diproduksi dari partai politik (multipartai), kedua, ia produksi dari berdatangannya pemilik modal baru dalam men-direct control posisi ekonomi-politik kita.

Posisi ketimpangan ini masih sama seperti yang terjadi dalam depresi berat ditahun 1930, jika dulu kita belum merdeka, sekarang posisi terulang kembali tetapi kini kita sudah merdeka. Tetapi apakah kondisi seperti ini pantas disebut merdeka? Jawaban menuntun bahwa setiap masa selalu memiliki titik balik, dan disetiap titik balik terdapat koordinat dimana segala sesuatu tentang kekuatan berbangsa dan bernegara itu dimulai, secara samar dari balik kabut yang menggelayut, koordinat itu telah menampakkan dirinya didalam momen Sumpah Pemuda dan Preambule UUD 1945 yang pernah menjayakan kita sebagai ‘pribumi’ dan pernah mengangkat derajat kita dari ‘inlander’ menjadi identitas politik sebuah bangsa dan negara. Di dua titik balik itulah kita pernah berada dalam koordinat ‘menjadi Indonesia’. disitu juga kita pernah memiliki kedaulatan dan kewibawaan sebagai sebuah negara dan bangsa.

Sambilegi, Yogyakarta, 10 Maret 2014.

ShareKirimkanShare

BeritaTerkait

Rangga Sujali

Politik Lato-lato

Senin, 9 Januari 2023

Mengapa presiden di Indonesia harus dari suku Jawa?

Rabu, 4 Januari 2023

Neoliberalisme Media Massa dan Dampaknya

Senin, 5 Desember 2022

Ada Proyek Air Bersih Lokasinya Salah. Ini Salah Siapa?

Selasa, 8 November 2022

BERITA TERBARU

Awak Angkutan Mikro Bus di Banyumas Mogok ‘Ngompreng’. Apa saja yang mereka tuntut?

Senin, 30 Januari 2023

Sekitar 100 awak armada mikro bus mogok beroperasi dan memarkir kendararaannya di Lapangan Kecamatan Cilongok, Senin (30/1/2023) BANYUMAS - Ratusan...

Bung Iteng Kembali Pimpin PP Banyumas Hingga 4 Tahun Mendatang

Minggu, 29 Januari 2023

Bupati Banyumas Ir Achmad Husain membuka Muscab VII MPC Pemuda Pancasila, Minggu (29/1/2023). (Istimewa) BANYUMAS - Yudo F Sudiro SH...

Sukarno Dipengaruhi Freemason

Minggu, 29 Januari 2023

Kemanusiaan dalam Pancasila mendapat resonansi dalam asas-asas Freemason. PADA 21 Desember 1949, Pengurus Besar Provinsial Freemason Hindia Belanda mengirimkan telegram...

Gedung Bappenas Bekas Loji Freemason

Minggu, 29 Januari 2023

Di gedung ini anggota Freemason mengadakan pertemuan. Diambil alih untuk mahkamah militer kemudian menjadi kantor Bappenas. Gedung Bappenas pada 1930-an....

BANYUMAS RAYA

Awak Angkutan Mikro Bus di Banyumas Mogok ‘Ngompreng’. Apa saja yang mereka tuntut?

Senin, 30 Januari 2023

Sekitar 100 awak armada mikro bus mogok beroperasi dan memarkir kendararaannya di Lapangan Kecamatan Cilongok, Senin (30/1/2023) BANYUMAS - Ratusan...

Bung Iteng Kembali Pimpin PP Banyumas Hingga 4 Tahun Mendatang

Minggu, 29 Januari 2023

Bupati Banyumas Ir Achmad Husain membuka Muscab VII MPC Pemuda Pancasila, Minggu (29/1/2023). (Istimewa) BANYUMAS - Yudo F Sudiro SH...

Cilongok Memerah, Ratusan Ibu-ibu Bekelompok Berjuang Jadi Juara Lomba Senam Sicita

Minggu, 29 Januari 2023

Wakil Bupati Drs Sadewo Trilistiono menyambut para peserta Sicita di Cilongok, Minggu (29/1/2023). BANYUMAS - Kader, pengurus Partai Demokrasi Indonesia...

SK Kepengurusan DPC Partai Gerindra Banyumas Cantumkan Dua Nama Kades

Jumat, 27 Januari 2023

BANYUMAS - Surat Keputusan (SK) DPP Partai Gerindra tentang susunan personalia DPC Partai Gerindra Kabupaten Banyumas periode 2023 tertanggal 9...

POLITIK

NasDem : Kita Lagi Sidang Isbat, NasDem dalam Posisi on Call saja

Sabtu, 28 Januari 2023

POLITIK - Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengatakan, Partai NasDem, Demokrat dan PKS terus mematangkan kesepahaman untuk membentuk Koalisi...

Peserta Pemilu Dibatasi Maksimal Hanya Punya 10 Akun di Medsos

Jumat, 27 Januari 2023

Seminar "Pers dan Pemilu Serentak 2024" di Jakarta, Kamis 26 Januari 2023. POLITIK - Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI...

Uji Materi UU Pemilu, 8 Fraksi DPR Sebut Sistem Coblos Partai Kemunduran Demokrasi

Kamis, 26 Januari 2023

Simulasi pemungutan suara Pemilu 2024. (Liputan6/faizalfanani) POLITIK - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Supriansa berharap Mahkamah Konstitusi (MK)...

NasDem : Pembicaraan dengan Demokrat dan PKS Usung Anies di Pilpres Hampir Rampung

Kamis, 26 Januari 2023

Anies Baswedan saat diusung jadi Bacapres NasDem. (Dok. Istimewa) POLITIK - Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali mengatakan, penjajakan koalisi dengan...

HUKUM

Ilustrasi KPK.(Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

4 Buronan KPK yang Masih Berkeliaran

Sabtu, 28 Januari 2023

Ilustrasi KPK.(Tribun Jabar) HUKUM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih memburu sejumlah orang yang menjadi tersangka terkait kasus korupsi. Tercatat...

Terkait Salah Blokir Rekening Penjual Burung, KPK : Kami Sudah Kirim Data Lengkap

Sabtu, 28 Januari 2023

Juru Bicara KPK Ali Fikri. (Dok. Istimewa) HUKUM - Kasus salah blokir rekening yang dialami Ilham Wahyudi, pedagang burung asal Desa...

Buron kasus e-KTP, Paulus Tannos Masih Berkeliaran

Sabtu, 28 Januari 2023

Paulus Tannos (kiri). (Dok.istimewa) HUKUM - Buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus e-KTP Paulus Tannos sempat terdeteksi berada di...

EKONOMI

Usai Google, IBM dan SAP PHK Ribuan Karyawan

Jumat, 27 Januari 2023

Gedung IBM. (Net) EKONOMI - Dua perusahaan teknologi IBM dan SAP menjadi perusahaan yang bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)...

Kasus Tukang Becak, Bos Besar BCA : KTP & ATM itu Nyawa Kedua

Kamis, 26 Januari 2023

Semakin banyak fakta terungkap dari kasus pembobolan rekening BCA. (CNBC Indonesia) EKONOMI - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk...

Ilustrasi sembako

Harga Beras Kembali Naik, dari Medium Hingga Premium

Kamis, 26 Januari 2023

Ilustrasi beras EKONOMI - Harga seluruh jenis beras kembali naik pada hari ini Kamis (26/1/2023). Kenaikan tidak hanya terjadi pada...

NASIONAL

Dewan Pers : Konten Video akan Mendominasi di Medsos Daripada Teks

Kamis, 26 Januari 2023

Seminar Pers dan Pemilu Serentak 2024. (istimewa) NASIONAL - Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers Yadi Hendriana...

Netizen : Kok Sodetan Baru Dikerjain? Ini Kata Pengganti Anies

Kamis, 26 Januari 2023

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono NASIONAL - Proyek Sodetan Kali Ciliwung kembali jalan setelah 6 tahun mangkrak....

Stafsus Kemenkeu Minta PKS Tak Kelabui Publik soal Dana Haji

Kamis, 26 Januari 2023

Staff khusus Kemenkeu Yustinus Prastowo. NASIONAL - Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo membantah pernyataan politisi PKS Iskan...

RAGAM

Sukarno Dipengaruhi Freemason

Minggu, 29 Januari 2023

Kemanusiaan dalam Pancasila mendapat resonansi dalam asas-asas Freemason. PADA 21 Desember 1949, Pengurus Besar Provinsial Freemason Hindia Belanda mengirimkan telegram...

Gedung Bappenas Bekas Loji Freemason

Minggu, 29 Januari 2023

Di gedung ini anggota Freemason mengadakan pertemuan. Diambil alih untuk mahkamah militer kemudian menjadi kantor Bappenas. Gedung Bappenas pada 1930-an....

Akhir Riwayat Freemason di Indonesia

Minggu, 29 Januari 2023

Loji-loji Freemason ditutup pada masa pendudukan Jepang. Belum lama bangkit pasca perang, Sukarno melarangnya. Pengurus baru Freemason Indonesia pada 7...

OPINI

Rangga Sujali

Politik Lato-lato

Senin, 9 Januari 2023

Rangga Sujali Transaksional dan mahal, itulah yang terjadi di masa pertumbuhan dan karut-marut demokrasi di Indonesia. Wajah permusyawaratan perwakilan seperti...

Mengapa presiden di Indonesia harus dari suku Jawa?

Rabu, 4 Januari 2023

Anda tau dari 46 presiden AS, yang beragama Kristen Katolik hanyalah dua saja? Sisanya, jelas beragama Kristen Protestan walaupun beberapa...

Tags: desain purwokerto, jasa desain purwokerto, jasa desain grafis purwokerto, jasa desain banner purwokerto, jasa desain logo purwokerto, kursus desain grafis purwokerto, kursus desain purwokerto, kursus desain murah di purwokerto, desain web purwokerto, desain website purwokerto, jasa desain website purwokerto, foto 360 Purwokerto, virtual tour purwokerto, jasa admin medsos purwokerto, jasa smo purwokerto, jasa seo purwokerto, jasa medsos purwokerto, jasa pemasaran online purwokerto, jasa, digital marketing purwokerto, digital content markerting, jasa video purwokerto, medsos purwokerto
Selanjutnya

Pelayanan Keimigrasian di MPP Banyumas Sudah Keluarkan 700 Lebih Paspor

Berikut Rincian Program Unggulan 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Kebumen

Tentang Kami / Redaksi
Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com

Tentang Kami | Redaksi

Pedoman Media Siber | Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Banyumas
  • Politik
  • Hukum
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Ragam
  • Opini

© 2021 indiebanyumas.com