BANYUMAS – Kader posyandu di Kecamatan Purwokerto Barat diminta untuk menggalakan intervensi serentak pencegahan stunting. Hal ini dikarenakan terjadi kenaikan kasus stunting di dua kelurahan di Purwokerto Barat, yakni di Bantarsoka dan Karanglewas Lor.
Demikian disampaikan Camat Purwokerto Barat, Sutarno kepada 150 kader posyandu dalam acara Sosialiasi Kebijakan Melalui Media Tradisional ‘Ayo Cegah Stunting’ di aula Kelurahan Bantarsoka, Jumat (21/6) siang.
“Ada kenaikan angka stunting di Bantarsoka dan Karanglewas Lor. Ini harus menjadi perhatian,” kata Sutarno.
Ia menambahkan, untuk pencegahan stunting agar digalakan pemantauan tumbuh kembang balita di posyandu, mengkampanyekan pola hidup bersih dan sehat, imunisasi dasar lengkap untuk bayi, pemberian air susu ibu ekslusif bagi bayi usia 0-6 bulan.
“Kader posyandu memiliki peran yang penting,” katanya.
Selain Camat Purwokerto Barat, narasumber lain dalam acara yang diadakan Komisi C DPRD Provinsi Jawa Tengah itu adalah Kepala Puskesmas Purwokerto Barat, dokter Meta Saraswati dan Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jawa Tengah, Bambang Hariyanto Baharudin (BHB).
Dalam kesempatan tersebut, BHB mengucapkan terima kasih kepada para kader kesehatan di masing-masing kelurahan. Menurutnya, peran dan pengabdian kader posyandu memberikan kontribusi nyata bagi pencegahan stunting.
“Untuk pencegahan stunting saya mendorong agar setiap pemangku kepentingan memberikan perhatian dan mengedepankan peran sesuai porsinya masing-masing. Yang sebagai kader maka menggerakkan masyarakat ke posyandu, lalu yang berperan sebagai tenaga kesehatan maka melakukan perannya di bidang pelayanan kesehatan. Lalu peran saya di tingkat kebijakan,” kata BHB.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Purwokerto Barat, dr Meta Sarawasti menyampaiakan sudah dilakukan pencanangan intervensi serentak pencegahan stunting pada saat peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 tingkat Provinsi Jawa Tengah pada 12 Juni 2024.
Ia meminta para kader posyandu untuk memastikan para balita di lingkungan masing-masing untuk melakukan penimbangan badan dan ukur tinggi badan di posyandu. Dengan pengukuran ini dapat mengetahui tumbuh kembang balita secara teratur.
“Penurunan stunting tidak terjadi dengan cepat karena terjadi kekurangan gizi kronis. Untuk itu perlu pencegahan,” katanya. Pencegahan stunting berfokus pendekatan keluarga dengan empat sasaran yakni calon pengantin, saat kehamilan, bayi usia 0-23 bulan, dan anak usia 24 bulan-59 bulan.
“Pada bayi fokusnya pada 1.000 hari pertama kehidupan,” katanya.
Sekedar informasi, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Hal ini ditandai dengan panjang atau tinggi badan berada di bawah standar.
Diawal acara, peserta dihibur dengan penampilan kesenian tradisional tari lenggeran dan kuda kepang dari Paguyuban Jagabaya Nuswantara.
Hanan Wiyoko untuk indiebanyumas