CILACAP – Banyaknya warga yang melaksanakan ziarah kubur menjelang Ramadan, menjadi berkah tersendiri bagi penjual bunga tabur.
Belasan penjual bungan tabur di sekitaran tempat pemakaman umum Desa Cilopadang, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, misalnya. Mereka bisa memetik untung hingga Rp 100 ribu lebih per hari, karena barang jualannya laris manis.
Penjualan bunga tabur di sana umum dibungkus daun pisang, dikenal tum-tuman. Satu bungkus bunga umum dijual Rp 2 ribu. Pedagang memberikan diskon untuk pembelian dalam jumlah banyak.
Dalam perkembangannya, pedagang mulai menginovasi kemasan. Sebagian di antaranya, mulai menggunakan gelas plastik yang lazim dipakai untuk kemasan minuman segar.
Seorang penjual bunga tabur di sana, Turminah mengatakan, bunga tabur yang dikemas dengan gelas plastik dijual Rp 5 ribu. Walau lebih mahal, bunga tabur itu banyak diminati.
“Kemasan (gelas plastik) ini sebenarnya untuk memudahkan dalam membawa dan menabur, juga biar lebih menarik,” kata Turminah, Jumat, 9 April 2021.
Untuk omzet penjulan bunga tabur, lanjut dia tidak sama setiap harinya. Saat ramai, ia bisa meraup Rp 100 ribu lebih. “Paling ramai biasanya sehari sebelum bulan Puasa,” kata dia.
Pedagang lainnya, Tati mengatakan, penjualan bunga tabur di kompleks makam itu menjadi respons atas banyaknya warga yang ziarah makan dan nyekar menjelang Ramadan. Ia dan belasan ibu rumah tangga lainnya sudah puluhan tahun berjulan di tempat itu.
“Makam di sini luas sekali dan banyak yang ziarah dan nyekar menjelang Ramadan. Jadinya, dari tahun ke tahun, banyak juga warga yang berjualan bunga tabur,” kata dia.
Kades Cilopadang, Warso Al Suwondo mengatakan, makam itu seluas 3 hektare. Selain untuk memakamkan warga meninggal di Desa Cilopadang, juga untuk warga Padangjaya dan Padangsari. “Makamnya memang luas,” katanya.