INDIE BANYUMAS
  • Beranda
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
  • Beranda
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS

Hadapi Kemarau, Petani Percepat Tanam Padi

Selasa, 30 Maret 2021

CILACAP – Petani penggarap sawah tadah hujan di sejumlah wilayah Cilacap berupaya mempercepat tanam padi untuk masa tanam (MT) II, guna mengejar ketersediaan air. Sebab, pada masa tanam yang dikenal Sadon ini, akan menghadapi kemarau.

Di Kecamatan Karangpucung, misalnya. Petani penggarap sawah tadah hujan yang mulai panen dalam bulan Februari lalu, langsung memproses pengolahan sawah, membuat persemaian, hingga tanam padi.

Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Karangpucung, Wasiran mengatakan, luas sawah di wilayah kerjanya 1.737 hektare. Dari luasan itu, 537 hektare merupakan sawah irigasi.

Sedangkan sisanya, secara umum merupakan sawah tadah hujan. “Makanya, petani berupaya mempercepatan tanam padi supaya bisa mengejar ketersediaan air. Saat ini, terhitung sekitar 80 persen sawah sudah masuk tanam,” kata Wasiran, Senin, 29 Maret 2021.

Selain percepatan tanam, lanjut dia petani juga umum memilih benih padi varietas umur pendek, seperti Inpari, Mekongga, dan sebagian Ciherang. Benih padi varietas itu, umurnya berkisar 3 bulan lebih usai tanam.

Bila dihitung tanam bulan ini, lanjut dia diharapkan bisa panen dalam bulan Juni mendatang. “Mudah-mudahan ketersediaan air masih memadahi, sehingga petani tetap bisa panen,” kata dia.

Senada dilakukan petani penggarap sawah tadah hujan di Kecamatan Cimanggu. Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Cimanggu, Roch Darjito mengatakan, percepatan tanam dan pemilihan benih padi umur pendek untuk menghindari dampak kering saat kemarau.

“Percepatan tanam sekaligus pemilihan benih padi umur pendek umum dilakukan petani di wilayah kami, terutama penggarap sawah tadah hujan. Sehingga diharapkan petani bisa segera panen, karena di masa tanam kali ini akan menghadapi musim kemarau,” kata dia.

Mengacu prakiraan BMKG, musim kemarau di Cilacap tahun ini diperkirakan berlangsung sekitar bulan Juni nanti. Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap, Teguh Wardoyo memperkirakan, musim kemarau di Cilacap itu nantinya akan berlangsung sekitar empat bulan.

“Kemudian bulan Juni, Juli, Agustus, September, diperkirakan masuk musim kemarau. Kemudian nanti puncaknya musim kemarau di Cilacap, kita perkirakan di bulan Agustus,” urainya.

ShareTweetKirimkan
Sebelumnya

Pemkab Purbalingga intensifkan program revitalisasi pasar

Selanjutnya

Dapat Hibah Dirjen Dikti, UNU Purwokerto Mantapkan Sistem Penjaminan Mutu

Selanjutnya

Dapat Hibah Dirjen Dikti, UNU Purwokerto Mantapkan Sistem Penjaminan Mutu

Kisah Sedih Puluhan Pedagang di Terminal Cilacap Terkait Larangan Mudik, Begini Ceritanya

Tentang Kami / Redaksi
Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com

Tentang Kami / Redaksi / Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI

© 2021 indiebanyumas.com