Sembari menyaksikan lomba Pitulasan dalam rangka HUT Proklamasi RI ke 75 di RT-ku pada pagi hari ini,,Sebuah pertanyaan meluncur deras dari bibir Kang Sukar:
“Kang, kalau memang benar model pendidikan Barat itu hebat konsep dan metodologinya , Kenapa hasilnya manusia penjajah ,” tanya Kang sukar padaku di pinggir halaman rumahnya Pak Sarif Ketua RT-ku
Glek. Aku dan teman-taman warga RT nggak bisa ngejawab apa apa.,Kaget bukan kepalang mendengar pertanyaan Kang Sukar yang sederhana tetapi butuh jawaban yang cukup njlimet.Ampun .. pitakonane tingkat dewa.
Sopir Koperades berkumis lebat badannya gempal biasanya sudah berangkat uput uput subuh dengan mobil mini .berwarna hijau.Hari ini sengaja libur tidak berangkat mengemudi karena ingin kumpul bersama-sama warga RT ramai-ramai diarena Lomba Pitulasan
Pertanyaannya benar-benar berkelas.
Kang Sukar kalau ngomong asal cemplong, balasuta apa adanya ora tedeng aling-aling persis kaya knalpot sepeda motor tanpa sarangan.Suara tinggi selepel bariton mirip pentanyi musik cadas.
:”Emangnya kenapa” jawab Kang Wahidin.
“Kalau memang hebat mestinya sudah ganti haluan menjadi bangsa yang bermartabat membimbing bangsa lain menjadi lebih maju,Itu semua karena manusia dijadikan benda mati kaya robot,apa kaya ayam sayur.”
Kang Sukar behenti sejenak ,matanya jelalatan menyaksikan lomba penthung air,lalu ngyeorocos lagi
“Orang Barat dari dulu sampai kini tetap saja menjajah dulu langsung dengan menguasai dan menguras kekayaan sebuah negera ,Sekarang cuma beda kemasan dengan nama pasar bebas atau globalisasi”
“Brisik,,,ngromyang baen,,arep full day apa model apa baen pol pole Full Ngode, karo Full Day Sekul ,” Kang Sirwan nimbrung dari arah belakang memotong ucapan Kang Sukar.
Skak Mat.
Aku dan teman-temanku cuma bengong , terhipnotis dengan deretan kata-kata yang meluncur dari bibirnya.Kesigeg persis kaya patung terdiam bisu terpana dengan ocehan Kang Sukar dan Kang Sirwan
Sebongkah emas permata pengetahuan kudapatkan dari lomba Pitulasan,rubungan dengan warga kampung.
Ternyata omongan semprul ngayag asal ngomong dari Kang Sukar dan Kang Sirwan isinya padat banget .
Merdeka selama ini ternyata baru tataran simblolis belaka dengan ucapan atau pekikan Merdeka ,Merdeka,,,Merdeka….
Sembari mengepalkan tangannya keudara bersifat simbolis masih perlu pembuktian dan diperjuangkan lagi.
Penjajahan ternyata masih gentayangan sebagaimana yang dikemukakan Kang Sukar dan Kang Sirwan,
Selama ini kita terbuai dengan kehebatan bangsa Barat yang konon lebih maju dalam pendidikan namun ternyata hanya menghasilkan manusia cerdas dan pinter otaknya. Boleh saja hebat kadar intelektualnya.
Namun ruangan hatinya kosong melompong tak berisi kecerdasan dan kesalehan sosial.maka lahirlah manusia semu dengan kegamangan hidup dan kehikangan jati dirinya sebagai hamba Alloh dan makluk sosial tercerabut dari akarnya
Karangnangka, 14 Agustus 2020