Petani di Kabupaten Banyumas mengeluh harga jual gabah terus merosot, seiring memasuki puncak masa panen yang berlangsung pada pekan ini.
Petani asal Patikraja Banyumas Eko mengatakan panen padi di wilayah Banyumas, sejak pertengahan Febuari hingga saat ini. Namun akibat adanya kabar Pemerintah akan mengimpor beras sebanyak 1,2 juta ton, sehingga petani kesusahan menjual gabahnya.
Dampaknya harga gabah turun drastis, dibawah harga pembelian Pemerintah (HPP). Yakni sebelum masa panen pada awal Febuari 2021 harga gabah kering giling (GKG) sebesar Rp5.300 perkilogram, namun saat ini pada kisaran Rp4.400 perkilogram. Harga gabah kering panen (GKP) dari Rp4.200 perkilogram menjadi Rp3.400 perkilogram.
Eko menduga kebijakan impor beras ini, guna memenuhi kebutuhan bantuan langsung non tunai pada 2021. Sebaiknya kebutuhan tersebut dipenuhi oleh petani lokal, ketimbang melakukan impor beras.
“ Kalau gabah kering panen, setelah dikeringkan dengan harga Rp3.400 sekarang sekitar Rp4.400 untuk gabah kering giling. Itu artinya harga dibawah HPP,”kata Eko.
Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan ) Sri Jaya Desa Tinggar Jaya Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas Sartam mengatakan pada masa panen kali ini, petani kesulitan untuk menjual gabah.
Akibat tidak ada pedagang beras yang membeli ke wilayahnya, kalaupun ada pembayraannya dilakukan satu bulan akan datang. Untuk wilayah Tinggar Jaya, harga GKP Rp3.200 perkilogram, GKG sebesar Rp4.400 perkilogram.
“ Menghimbau kepada Pemerintah, Mbok yau ( sebaiknya) kalau memang mau impor yah nanti bulan tujuh, Disini sudah selesai panen, yang mau mengarap lahan masih bisa sewa,”kata Sartam.
Sementara itu, pantuan RRI Selasa ( 16/3/2021) sejumlah petani yang sedang masuk dalam masa panen diantaranya di wilayah Purwokerto Barat, Jatilawang, Karanglewas dan lainya.(RA).