indiebanyumas.com – Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengakui tekanan-tekanan yang dialami koalisinya saat memutuskan Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024.
Menurut Fahri, tekanan tersebut datang karena partai koalisi mengusulkan nama lain sebagai cawapres Prabowo. Namun, koalisi akhirnya sepakat cawapres harus merepresentasikan rekonsiliasi Prabowo dan Presiden Joko Widodo.
“Di diskusi-diskusi awal ada [tekanan], karena semua partai juga punya calon sendiri. Tapi ketika mulai dipertajam, Pak Prabowo bilang ‘oke ya kita diskusi di sini tajam ya’,” ucap Fahri di Kompleks Parlemen, Kamis (26/10) dikutip dari laman CNN Indonesia.
“Tapi terakhir itu mengarah kepada kesepakatan bahwa ini mesti figur yang secara riil merepresentasikan rekonsiliasi antara Pak Prabowo dengan Pak Jokowi,” imbuhnya.
Dengan kesepakatan itu, ucap Fahri, cawapres Prabowo kemudian menguat ke Gibran. Nama Gibran menjadi final setelah MK mengabulkan gugatan syarat cawapres dari unsur kepala daerah.
“Cuman kan orang melihatnya ada gugatan di MK, menang atau tidak gitu loh. Nah begitu menang, jadi klop gitu loh,” kata dia.
Sebelum menguat ke Gibran, Fahri mengakui figur yang merepresentasikan Jokowi sebetulnya menjurus pada kader PDIP. Beberapa opsi nama yang masuk ada Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.
Namun, PDIP menurut dia telah menutup pintu, karena setelah Puan tak dicalonkan, Ganjar juga dipastikan tak bakal menjadi cawapres.
“Yang PDIP-nya sudah enggak, Mbak Puan sudah enggak jadi, Mas Ganjar enggak mau jadi wakil ya kan. Berarti cari orang lain yang dekat, yang mengasosiasikan koalisi antara Pak Prabowo dengan Pak Jokowi, ketemunya Gibran,” kata Fahri.
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming resmi mendaftar sebagai capres dan cawapres ke KPU pada Rabu (25/10). Pada hari yang sama, Gibran juga secara perdana muncul sebagai cawapres Prabowo setelah absen dalam sesi deklarasi.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan pidato politik pertamanya sebagai cawapres. Gibran juga sempat merespons terkait statusnya sebagai kader PDIP.
“Itu sudah klir lho, sudah klir,” ucap Gibran di RSPAD Jakarta untuk tes kesehatan pada Kamis (26/10).
Putra sulung Presiden Joko Widodo itu juga mengaku tak keberatan jika dicap sebagai pengkhianat karena mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
“Enggak apa-apa, itu enggak apa-apa,” tuturnya. (jahud)