Purwokerto – Anggota Densus 88 melakukan penggeledahan rumah terduga teroris di Jalan Kenanga RT 9 RW 2 Kelurahan Sumampir, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jumat (2/4/2021).
Dari pantauan serayunews.com penggeledahan Toko Griya Herbal Purwokerto dilakukan dari pukul 17.00 WIB. Pengamanan ketat oleh aparat kepolisian bersenjata lengkap terlihat dari jarak sekitar 100 meter dari toko tersebut. Baik warga maupun awak media juga dilarang untuk mendekat.
Hampir sejam penggeledahan, mereka kemudian pergi dari lokasi, tanpa memberikan keterangan apapun. Termasuk warga sekitar yang juga diminta oleh petugas untuk tidak keluar rumah selama proses penggeledahan tersebut.
“Saya dari tadi di dalam terus, tidak boleh keluar rumah,” ujar Anteng (37), yang rumahnya hanya berjarak dua rumah dari lokasi penggeledahan.
Anteng menambahkan, proses penggeledahan dimulai sekitar pukul 17.00 WIB. Dirinya langsung didatangi oleh aparat untuk masuk ke dalam rumah. Kemudian setelah selesai dirinya baru bisa keluar rumah. Kepada serayunews.com, dia mengaku tidak begitu kenal dengan pemilik toko herbal tersebut.
“Saya tidak tahu namanya. Yang saya tahu anaknya itu ada lima, kadang ngobrol sama ibunya (istri, red) tetapi tidak tahu namanya. Ngobrol biasa saja,” ujarnya.
Ia hanya mengatahui, memang banyak teman-temannya yang datang ke toko tersebut. Namun, untuk pergaulan dengan warga sitar sangat kurang.
“Banyak yang datang, seringnya pake kerudung (tertutup, red), pakai baju koko seperti itulah. Memang sama warga sekitar juga jarang ngobrol, sudah tiga tahun di sini,” kata dia.
Sementara itu menurut Ketua RT 9, Kharisun mengaku bahwa untuk pemilik toko Herban tersebut berinisial E. Di toko tersebut E hanya mengontrak untuk berjualan.
“Saya kurang tahu, saya tidak diberitahu tadi pas ada ramai-ramai seperti ini. Saya tahunya pas sudah selesai,” ujarnya.
Kapolresta Banyumas, Kombes Pol M Firmal L Hakim mengaku, bahwa dirinya hanya dihubungi oleh pihak densus untuk diminta tolong melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Saya dihubungi densus untuk olah TKP, saya kirim tim identifikasi. Tim identifikasi bekerja atas petunjuk dari densus yang masuk ke dalam itu tim identifikasi dan densus. Saya kasat-kasat juga di luar,” ujar dia.