Selain Independen, Media Juga Harus Jadi Stabilisator
Selain memiliki peran sebagai kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah, media juga punya kewajiban dalam mengedukasi masyarakat. Pada era digital, peran edukasi bisa diwujudkan dalam memberikan pemahaman kepada warganet dalam menyaring lalu lintas informasi yang semakin padat.
“Kami mendukung eksistensi media apalagi dengan cita-cita untuk mampu mewujudkan sikap independen terhadap segala kepentingan-kepentingan tertentu yang, serta mengedepankan sikap balance dalam menyampaikan kabar kepada khalayak,” demikian dikatakan Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Banyumas, Deskart Djatmiko dalam acara diskusi media bertema, Dunia Nyata dan Dunia Digital Untuk Masyarakat Desa di Waroeng Jegangan, Pernasidi Cilongok, Senin (1/3/2021).
Dikatakan Deskart, sikap independen sebagai media adalah kewajiban bagi media dalam perannya sebagai penyampai informasi. Namun demikian, kata Deskart, media harus jeli dalam menyajikan produk junalistik kepada masyarakat karena bisa saja sikap independen itu tanpa disadari justru tidak dijalankan oleh media itu sendiri.
“Jangan terjebak ketika merasa sudah independen atas berbagai kepentingan, media justru bersikap politik yang hal itu justru menciderai nilai independensi itu sendiri, ” kata Deskart.
Dalam acara yang dihadiri sejumlah tokoh seperti aktivis organisasi kemasyarakatan di bidang keagamaan, hukum serta para penggerak Karang Taruna itu, Deskart Djatmiko hadir mengawali Bupati Banyumas, Ir Akhmad Husein yang berhalangan hadir. Deskart mengungkapkan, kehadiran portal berita online indiebanyumas.id sebagai penyelenggara dalam diskusi tersebut diharapkan mampu menjadi bagian dari dinamika semakin banyaknya media berbasis digital yang mampu berperan sebagai stabilisator.
“Layaknya stabilizer pada mesin kendaraan yang punya peran penting dalam menstabilkan elemen-elemen-nya. Dalam konteks kehidupan bernegara, media idealnya punya peran sebagai stabilisator di tengah kehidupan masyarakat,” kata pejabat yang juga aktif berperan dalam kegiatan-kegiatan budaya ini.
Peran Media Secara Independen Dalam Menegakkan Persoalan Hukum
Kehadiran indiebanyumas.id sebagai media yang punya tujuan mengembalikan jurnalisme dalam peranannya menyampaikan kabar ke publik secara independen menjadi angin segar ketika persoalan hukum kerapkali ‘mentok’ karena kekuatan besar sebagai penghalang terwujudnya keadilan.
“Independensi media lah yang mampu menjadi tumpuan atau jembatan atas informasi mengenai fakta hukum yang dalam upaya yang telah dilakukan sesuai prosedurnya dikerdilkan. Tidak hanya ketika sudah terjadi, media punya peran penting mengawal proses penegakan hukum dari mulai awal sampai akhir,” kata mantan aktivis 98, N Ageng Wicaksono atau lebih dikenal dengan sapaan Hani, pada acara diskusi publik bertema, Dunia Nyata dan Dunia Digital Untuk Masyarakat Desa di Waroeng Jegangan, Pernasidi Cilongok, Senin (1/3/2021).
Hani yang merupakan pemerhati hukum dan juga seorang lawyer di Banyumas ini mengungkapkan, tatkala penegakan hukum dalam sebuah perkara yang menyangkut kepentingan khalayak dikerdilkan bahkan hanya oleh satu orang, maka media menjadi harapan terakhir dalam perjuangan menggapai rasa keadilan.
“Dengan nilai-nilai independen yang dijunjung tinggi oleh media, maka fakta hukum yang seringkali terkalahkan oleh kekuatan-kekuatan yang mampu mengendalikan proses sebuah perkara hukum, bisa diurai dengan leluasa karena tidak terkungkung oleh kepentingan apapun,” kata Hani.
Dari peran itu, lanjut Hani, media menjadi bagian dari proses terpenting sebuah gerakan-gerakan yang dilakukan oleh setiap warga negara dalam upaya mencari keadilan.
“Masyarakat ketika mereka dihadapkan pada kenyataan bahwa hukum masih jauh dari rasa adil, maka media menjadi pemicu semangat bagi masyarakat untuk terus melakukan upaya penegakan keadilan,” tegasnya.
Gus Lukman : Ansor Siap Bermitra Untuk Media yang Bercita-cita Lurus dalam Proses Jurnalistik
Informasi itu tidak harus dilihat dari siapa yang menyampaikan kepada kita. Tetapi nilai dari informasi itulah yang penting untuk kita cermati akan tingkat kevalidan dan akuntabilitasnya.
“Jangan melihat dari siapa yang menuliskan atau menyampaikan kabar, tetapi kita harusnya berpatokan kepada nilai dari informasi itu sendiri. Bagi saya,
Iman Ghozali sebagai tokoh panutan juga menyampaikan, ketika kita bertemu dengan anak kecil, kita harus tetap menghargai.
Jangan karena anak kecil lalu kita seenaknya memandang sebelah mata, apalagi sampai membulinya. Ketika kita mati, bocah cilik kie dosane urung akeh lho,” begitu pesan Muhammad Lukman, tokoh muda NU Banyumas, kini dipercaya menjadi Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banyumas.
Gus Lukman, biasa ia disapa, hadir bersama dengan pegiat LBH Ansor Banyumas, Febrian Rosa Pratama ketika diundang indiebanyumas.id dalam acara diskusi publik bertema, Dunia Nyata dan Dunia Digital Untuk Masyarakat Desa di Waroeng Jegangan, Pernasidi Cilongok, Senin (1/3/2021). Gus Lukman yang diberi amanah mengemban jabatan penting dari salah satu badan otonom NU hingga 4 tahun ke depan ini juga berpesan agar sebagai anak muda kita juga harus menghindari sikap jumawa tatkala sudah memiliki banyak kemampuan maupun jabatan.
“Kita jangan pernah jumawa, bagaimanapun kita belum melampaui usia yang telah dicapai oleh para senior atau yang lebih tua dari kita yang telah menjalani hiduo dengan berbagai dinamikanya,” kata Gus Lukman.
Terkait dengan informasi yang tak pernah bisa lepas dari peranan media, Gus Lukman menyatakan respek ketika media muncul dengan tekad kuat dalam menjalankan kerja jurnalistiknya.
“Berbicara media itu memang seharusnya tanpa disertai adanya tendensi apapun, dia mampu berbicara secara lugas
dan secara tegas. Dan kami harap, indiebanyumas.id bisa tetap menjaga independensi serta integritas sebuah media. Kami dari Ansor siap berkontribusi siap bekerjasama. Kita bisa saling bantu, terkait informasi dan lainnya, saling menguntungkan,” tegas Gus Lukman.
Redaksi indienews