Jakarta – Korban meninggal dunia banjir Bandang yang melanda Flores Timur, NTT pada Minggu (5/4) dini hari dikabarkan bertambah menjadi 62 orang.
Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli mengatakan angka tersebut merupakan data terbaru per pukul 08.00 WIT, Senin (5/4). Kata dia, korban meninggal ini berasal dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Ile Boleng dan Adonara Timur.
“Total desa Nelelalamadike kecamatan Ile Boleng 56 orang, Adonara Timur 6 orang,” kata Agustinus saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Senin (5/4)
Selain korban meninggal, pihaknya juga masih menerima sejumlah laporan terkait warga yang menghilang dan belum ditemukan. Saat ini, kata dia, pencarian masih dilakukan terhadap empat orang warga yang dilaporkan menghilang dalam insiden banjir bandang tersebut.
Empat orang ini kata dia, satu orang merupakan warga Waewerang, dan tiga orang lainnya berasal dari Kecamatan Wotanumulado.
Hingga saat ini banjir juga masih menggenang di beberapa wilayah Flores Timur, apalagi intensitas hujan di wilayah ini juga masih tergolong tinggi.
“Masih terus hujan dan angin,” kata dia.
Tak hanya itu, Agustinus menyebut beberapa akses ke desa-desa yang terdampak banjir juga rusak. Salah satunya yakni beberapa jembatan yang menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lain putus akibat tergerus banjir. Meski begitu saat ini kata dia, alat berat untuk mengevakuasi reruntuhan telah bisa masuk ke beberapa wilayah terdampak.
“Jalan jembatan putus, tapi alat berat sudah bisa masuk,” kata dia.
Selain Flores Timur, sejumlah wilayah lain di Nusa Tenggara Timur juga terkena bencana akibat cuaca ekstrem sejak Minggu kemarin. Di Kabupaten Lembata misalnya, total dilaporkan 18 warga dari 14 desa terdampak meninggal dunia.
Sementara yang dilaporkan hilang di Lembata mencapai 64 orang dari 14 desa tersebut. Selain Kabupaten Lembata dan Florest Timur, Kota Kupang juga dilanda bencana.