BANYUMAS– Sebanyak 1000 penari dari warga Desa Pangebatan Kecamatan Karanglewas dan siswi SMP 2 Karanglewas ikut meramaikan pembukaan Jerami Fest III yang dilaksanakan Rabu (16/9/2024) di Lapangan desa tersebut. Mereka, para penari, membawa sedikitnya 500 cowong, dan menari di tengah terik matahari siang itu.
Cowong adalah boneka yang dibuat dari tempurung kelapa dan diberi baju dari jerami, rumput, daun, atau kain dan didandani seperti wanita sebagi perlambang perwujudan bidadari.
“Untuk hari ini kita di acara pembukaan terus dilanjutkan dengan penampilan penampilan dari seniman-seniman di masing masing RW yakni dari RW 8,6 dan 7. Untuk nanti malam ada pementasan grup band, mereka semua volunteer,” kata Ketua Panitia Jerami Fest III yang juga Kepala Desa Pangebatan, Agus Suroto, Rabu (16/9/2024).
Agus menyampaikan apresiasi atas keikutsertaan seluruh pihak dalam Jerami Fest III ini. Dia menyebutkan 1000 penari yang terlibat dan diantara mereka membawa 500 cowong terdiri dari siswa SMP 2 Karanewas, masyarakat desa Pangebatan dan kru dari Paguyuban Kebaya asuhan Titut.
“Luar biasa atas partisipasi dari teman-teman pak Titut dari paguyuban kebaya kemudian rekan seniman-seniman yang lain baik yang dari bidang musik juga sastra yang nanti sampai malam akan menampilkan kepiawaiannya,” kata Agus.
Agus menjelaskan, Jerami Fest digelar sebagai sebuah kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan budaya tradisional daerah, tentang bagaimana filosofi masyarakat dalam merawat bumi dan juga merawat hal itu sebagai sebuah kebudayaan.
“Jerami adalah hasil setelah kita panen , biasanya kan jerami tertinggal di sawah dari hasil panen petani menanam padi. Dan itulah yang dimanfaatkan oleh masyarakat biasanya selain untuk pupuk juga nantinya digunakan untuk kreasi seni,” katanya.
Agus menegaskan, selama masih ada padi, selama masih ada petani maka jerami fest akan ada.
“Karena Ini merupakan bentuk keresehan petani terhadap hama, kemarau. Dan petani dengan kreasinya juga mampu menjadikan jerami sebagai bagian dari seni yang bisa dinikmati khalayak,” ungkapnya.
Agus juga berharap dengan even yang bisa kembali digelar untuk ketiga kalinya ini, Jerami Fest bisa lebih dikenal luas hingga ke seluruh penjuru dunia. Dia juga menyebutkan bahwa dari even Jerami Fest ini mampu memberikan kontribusi bagi perekonomian masyarakat.
“Dalam gelaran Jerami Fest ini kita melibatkan 300 UMKM. Tujuan kami benar-benar pure merawat kebudayaan, kami ingin membuktikan bahwa kita mampu untuk menggoncang dunia. Yang mana kita dikatakan kemiskinan ekstrem tapi kita mampu. Luar biasa, putaran ekonomi pada jerami fest II mampu menghasilkan perputaran ekonomi satu miliar. Semoga kali ini lebih maju lagi,” ungkapnya. (Angga Saputra )