BANYUMAS– Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Purwokerto menggelar demonstrasi di Alun-alun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (11/6/2024) sore.
Dalam aksi demontrasi itu, para mahasiswa menyerukan tuntutan agar pemerintah membatalkan kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) bagi kalangan pekerja.
Aksi yang dimulai sekitar 14.45 WIB ini, diawali dengan orasi dari beberapa perwakilan komisariat HMI yang terdiri dari beberapa perguruan tinggi di Purwokerto.
Koordinator lapangan, Ilham Al Hamdi meminta pemerintah segera membatalkan Tapera karena kebijakan tersebut akan menimbulkan persoalan bagi masyarakat.
“Kami minta pemerintah membatalkan Tapera, kenapa? karena potongan 2 persen gaji menimbulkan problematika,” kata Hamdi
Menurut Hamdi, kebijakan tersebut akan semakin menyengsarakan rakyat. Pasalnya, sebagian besar pekerja di Indonesia bergaji kecil.
“Bayangkan masyarakat Indonesia punya gaji tidak seberapa, lalu harus dipotong untuk kepentingan negara,” ujar Hamdi.
Masalah Tapera saat ini memang tengah menjadi sorotan setelah Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat. Kebijakan ini dianggap memberatkan pekerja karena mereka diwajibkan untuk menjadi peserta.
Iuran kepesertaannya cukup tinggi karena dihitung sebagai persentase dari gaji atau upah. Bagi pekerja dengan pendapatan di atas UMR, setiap bulan gaji mereka akan dipotong sebesar 2,5%. Di tengah kondisi ekonomi yang lemah dan daya beli masyarakat yang menurun, potongan ini tentu sangat memberatkan. Tidak heran jika ada penolakan dari dunia usaha hingga asosiasi driver ojek online.
Soroti Persoalan Pendidikan
Dalam aksi ini, HMI juga menyoroti kriminalisasi aktivitas di berbagai daerah dan komersialisasi pendidikan.
“Setop kriminalisasi aktivis di berbagai daerah. Setop juga komersialisasi pendidikan, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) salah satu kampu dengan biaya UKT (Uang Kuliah Tunggal) tertinggi, sehingga berdampak negatif ke masyarakat,” kata Ilham. (Angga Saputra)