Mendengarkan musik Pink Floyd imajinasi dirangsang untuk berkelana. Irama rock progresif yang dihiasi bunyi-bunyi eksperimental, membuat hati penasaran sekaligus bergetar. Apalagi bila menyimak liriknya yang filosofis, kita merasa diperkaya khasanah batin ini.
Secara keseluruhan, ketika didengarkan sekarang, kesan musik band ini seolah bukan dari masa lalu. Apalagi bila menyimak video pentas panggungnya yang berlimpah dengan permainan lampu terbaik di masanya. Padahal, Pink Floyd berdiri pada 1965. Inilah salah satu band tersukses secara komersil dan paling berpengaruh dalam sejarah musik modern.
Pink Floyd adalah pelopor dalam musik live yang kreatif, dan terkenal karena pertunjukan panggungnya yang mewah. Band ini menggabungkan musik dengan pengalaman visual yang intens.
Kombinasi musik dan visual Pink Floyd menjadi standar tinggi bagi musisi rock. Selain visual, Pink Floyd mematok standar kualitas suara dengan penggunaan efek suara yang inovatif dan sistem speaker panning quadrophonic.
Konsernya di Amerika dan Inggris dihadiri rata-rata sekitar 95.000 hingga di atas 100.000 penonton.
Pink Floyd didirikan oleh Syd Barrett (gitar, vokal utama), Nick Mason (drum), Roger Waters (bass, vokal), dan Richard Wright (keyboard, vokal). Di bawah kepemimpinan Barrett, band ini merilis dua single charting dan album debut yang sukses, The Piper at the Gates of Dawn (1967).
Gitaris dan vokalis David Gilmour bergabung pada Desember 1967, menjelang kepergian Barrett pada April 1968 karena memburuknya kesehatan mentalnya.
Waters kemudian menjadi penulis lirik dan pemimpin Pink Floyd, yang mengkomandoi konsep di balik album The Dark Side of the Moon (1973), Wish You Were Here (1975), Animals (1977), The Wall (1979), dan The Final Cut (1983). Band ini juga menyusun beberapa musik untuk film.
Setelah terjadi hubungan yang kurang harmonis dengan anggota lainnya, Wright meninggalkan Pink Floyd pada tahun 1979, diikuti oleh Waters pada tahun 1985.
Gilmour dan Mason melanjutkan kiprah Pink Floyd, dan Wright kemudian bergabung kembali. Ketiganya menghasilkan dua album lagi: A Momentary Lapse of Reason (1987) dan The Division Bell (1994). Mereka juga menggelar tur untuk promosi dua album itu sebelum memasuki periode vakum yang lama.
Pada tahun 2005, semua bersatu kembali (kecuali Barrett) untuk show satu kali di acara Live 8.
Barrett meninggal pada tahun 2006, dan Wright meninggal pada tahun 2008.
Album studio Pink Floyd terakhir, The Endless River (2014), didasarkan pada materi yang belum dirilis dari sesi rekaman album Division Bell.
Pink Floyd adalah salah satu kelompok psychedelia (musik yang dipengaruhi obat-obatan) Inggris pertama, dan dianggap merintis progressive rock serta musik ambient.
Empat albumnya pernah menduduki puncak tangga lagu AS dan Inggris, sedangkan lagu “See Emily Play” (1967) dan “Another Brick in the Wall, Part 2” (1979) masuk top 10 single di Inggris dan AS.
Band ini dinobatkan ke dalam Hall of Fame Rock and Roll AS pada tahun 1996 dan Hall of Fame Musik Inggris pada tahun 2005.
Hingga tahun 2013, Pink Floyd telah menjual lebih dari 250 juta album di seluruh dunia, dengan The Dark Side of the Moon dan The Wall menjadi dua album terlaris sepanjang masa.
MASALAH YANG DIALAMI BARRETT
Di akhir 1967 dan awal 1968, kondisi mental Barrett semakin tidak menentu. Diduga akibat penggunaan obat-obatan psikedelik seperti LSD. Ada juga spekulasi bahwa ia menderita skizofrenia (gila ringan).
Barrett tadinya orang yang ceria, ramah, dan ekstrovert (terbuka). Namun, ia menjadi semakin tertekan dan menarik diri secara sosial (introvert), mengalami halusinasi, ucapannya tidak teratur, mengalami penyimpangan ingatan, dan perubahan suasana hati yang merepotkan.
Barrett sering menghilang selama akhir pekan dan kembali sebagai “orang yang sama sekali berbeda.” Salah satu ciri mencolok perubahannya adalah tatapan mata kosong. Dia pun tidak mengenali teman-temannya, dan sering tidak tahu di mana dia berada.
Saat tur di Los Angeles, Barrett berseru, “Wah, sungguh menyenangkan berada di Las Vegas!”
Kadang di atas panggung ia hanya memakai satu chord untuk seluruh konser, atau tidak memainkan gitarnya sama sekali.
Pada sebuah pertunjukan di The Fillmore di San Francisco, selama pertunjukan “Interstellar Overdrive”, Barrett perlahan-lahan menjauhkan gitarnya. Penonton tidak menyadari masalah mental Barrett dan menganggap itu gimmick yang lucu.
Diwawancarai di acara Pat Boone selama tur, jawaban Barrett untuk pertanyaan Boone adalah “tatapan kosong dan benar-benar bisu”. Menurut Mason, “Syd tidak menggerakkan bibirnya hari itu.”
Barrett pun sering lupa untuk membawa gitarnya ke konser, merusak peralatan, dan kadang-kadang tidak bisa memegang pick-nya.
Sebelum pentas pada akhir 1967, Barrett dilaporkan menghancurkan tablet obat penenang Mandrax dan tabung Brylcreem ke rambutnya, yang kemudian meleleh di wajahnya di bawah panasnya pencahayaan panggung, membuatnya terlihat seperti “lilin bercat”. Namun, Mason membantah bagian Mandrax dari cerita itu.
Roger Keith ‘Syd’ Barrett meninggal dunia tahun 2006 dalam usia 60 tahun karena kanker pankreas.
BARRETT PERNAH BERSOLO KARIER
Barrett memulai karir solonya pada tahun 1969 dengan singel “Octopus” dari album solo pertamanya The Madcap Laughs (1970). Album itu direkam selama setahun dengan lima produser yang berbeda, termasuk mantan anggota band Pink Floyd, David Gilmour dan Roger Waters.
Dia merekam dan merilis satu album lagi, Barrett (1970), juga diproduksi oleh Gilmour, dengan kontribusi dari keyboardist Pink Floyd, Richard Wright.
Pada tahun 1972, Barrett meninggalkan industri musik, pensiun dari kehidupan publik dan secara ketat menjaga privasinya sampai kematiannya. Sebelum meninggal dunia, dia terus melukis dan mendedikasikan dirinya untuk berkebun.
Pink Floyd melakukan beberapa penghormatan kepadanya, termasuk lagu tahun 1975 “Shine On You Crazy Diamond” dan opera rock tahun 1979 The Wall.
Pada tahun 1988, EMI merilis album yang terdiri atas lagu yang belum dirilis, Opel, dengan persetujuan Barrett.
(Artikel disarikan dari berbagai sumber)