Purwokerto – Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinnakerkop UKM) Kabupaten Banyumas bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja (Dinnaker) Provinsi Jawa Tengah memberikan pelatihan keterampilan bagi penyandang disabilitas.
“Pelatihan keterampilan yang diberikan berupa pembuatan celengan berbahan baku gipsum. Bentuk celengannya merupakan karakter kartun yang disukai anak-anak,” kata Kepala Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas Joko Wiyono di Purwokerto, Banyumas, Senin.
Ia mengatakan pelatihan yang diikuti 20 penyandang disabilitas khususnya tunadaksa itu menghadirkan sejumlah narasumber di antaranya berasal dari Dinnkerkop UKM Kabupaten Banyumas, praktisi, dan pihak lainnya yang diharapkan dapat memberikan semangat bagi peserta setelah mengikuti kegiatan tersebut.
Menurut dia, pelatihan tersebut merupakan upaya Dinnakerkop UKM untuk memberdayakan penyandang disabilitas agar paling tidak bisa menolong dirinya sendiri.
“Syukur bisa dikembangkan kepada anggota kelompoknya di luar peserta pelatihan itu. Dalam melaksanakan pelatihan, kami menggandeng Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Banyumas,” katanya.
Menurut dia, pelatihan pembuatan celengan tersebut dipilih karena bahan bakunya mudah didapat, pengerjaannya mudah, dan mempunyai nilai jual.
Ia mengharapkan setelah mengikuti pelatihan, para penyandang disabilitas dapat berkolaborasi dengan Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil Menengah Banyumas (Aspikmas) dalam rangka menguatkan pemasaran produk celengan yang mereka hasilkan.
Sementara itu, Ketua PPDI Kabupaten Banyumas Apri Suhartanto menyambut baik atas penyelenggaraan pelatihan pembuatan celengan tersebut.
“Saya sangat berterima kasih kepada Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas dan Dinnaker Provinsi Jawa Tengah karena ini jujur, proposal tahun 2019, realisasinya satu tahun kemudian setelah adanya pandemi, karena semua anggaran masuk ke penanganan COVID-19,” katanya.
Menurut dia, pelatihan kewirausahaan berupa pembuatan celengan tersebut sangat membantu para penyandang disabilitas karena banyak yang belum masuk dalam kualifikasi ketenagakerjaan untuk bisa bekerja di perkantoran dan sebagainya.
Oleh karena itu, kata dia, pelatihan kewirausahaan tersebut dapat melatih para penyandang disabilitas dalam kemandirian.
“Harapan saya dengan adanya pelatihan ini, teman-teman bisa melakukan usaha produksi di rumah dan ke depan siapa tahu bisa membantu dalam perekonomian karena kalau laku dijual, nanti mendapat penghasilan,” katanya.
Ia mengatakan setelah pelatihan, pihaknya dalam tiga bulan ke depan akan melakukan pemantauan.
Menurut dia, peserta pelatihan juga telah membentuk kelompok usaha dengan nama Berkah Mandiri.
“Saya sendiri selaku ketua nanti akan membantu dalam hal pemasarannya,” katanya menjelaskan.
Menurut dia, pihaknya juga akan berkolaborasi dengan Aspikmas dalam rangka memperluas pemasaran produk yang dihasilkan para penyandang disabitas tersebut.
Terkait dengan keanggotaan PPDI Kabupaten Banyumas, Apri mengatakan jumlah anggota aktif berorganisasi kurang lebih 300 orang.
“Kalau berdasarkan data dari Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, jumlah penyandang disabilitas di Kabupaten Banyumas kurang lebih 2.000 orang,” katanya.
Ia mengakui para penyandang disabilitas di Kabupaten Banyumas banyak yang telah memiliki kegiatan usaha meskipun belum besar, seperti berjualan sembako, membuka konter, servis telepon seluler, menjahit pakaian, membuat keset, dan sebagainya termasuk yang tunanetra menjadi juru pijat.
Dengan demikian, kata dia, pelatihan pembuatan celengan tersebut dapat menjadi tambahan bekal keterampilan bagi penyandang disabilitas khususnya tunadaksa.
“Apalagi keterampilan membuat celengan ini mudah dikerjakan di rumah, bahan bakunya mudah didapat, dan margin keuntungannya juga lumayan. Hanya nanti pemasarannya perlu diperluas lagi agar nanti teman-teman yang memroduksi celengan ada penyaluran untuk menjual produknya, tidak sekadar berproduksi,” katanya.