Musim hujan di Kabupaten Cilacap saat ini diperkirakan akan berlangsung selama 8 bulan, mengacu prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Tunggul Cilacap, Teguh Wardoyo mengatakan, musim hujan di Kabupaten Cilacap secara umum sudah berlangsung sejak bulan Oktober 2020 lalu.
Kemudian, musim hujan itu diperkirakan akan berakhir dalam bulan Mei 2021 mendatang. “Jadi musim hujan kali ini, yakni yang berlangsung sejak tahun 2020-2021 ini kami perkirakan berlangsung sekitar delapan bulan,” kata Teguh Wardoyo, Rabu (17/3).
Selanjutnya, dalam bulan Juni mendatang diperkirakan musim di Cilacap akan beranjak ke kemarau. Dia memperkirakan, musim kemarau di Cilacap itu nantinya akan berlangsung sekitar empat bulan. “Kemudian bulan Juni, Juli, Agustus, September, diperkirakan masuk musim kemarau. Kemudian nanti puncaknya musim kemarau di Cilacap, kita perkirakan di bulan Agustus,” urainya.
Dia menambahkan, sebelum masuk bulan Juni nanti, akan berlangsung masa peralihan atau transisi. Dia memperkirakan, masa transisi di Cilacap, nantinya diperkirakan berlangsung dalam bulan April sampai dengan bulan Mei.
Sementara itu, mengenai akumulasi curah hujan di wilayah Kabupaten Cilacap saat ini, menurutnya ada kecenderungan mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. “Di wilayah Cilacap secara umum akumulasi curah hujannya antara ringan hingga sedang, sehingga potensi dampak yang ditimbulkan bisa dikatakan lebih berkurang, ketika dibanding saat hujan lebat hingga ekstrem,” ujarnya.
Namun demikian, bisa saja dalam sekali waktu terjadi hujan lebat. Dia menyontohkan jumlah akumulasi curah hujan dalam satu bulan tertentu 300 milimeter/bulan. “Bisa saja total akumulasinya dalam bulan ini 300 milimeter/bulan. Tapi bisa saja, yang 100 milimeter terjadi dalam satu hari. Itu yang perlu diantisipasi,” katanya.