Skema shrimp estate ini sekaligus untuk menjamin keberlanjutan usaha dan ekosistem perikanan
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendukung pembangunan shrimp estate dalam rangka memperbaiki infrastruktur, memperbaharui teknologi, dan meningkatkan produksi udang vaname di Kebumen, Jawa Tengah.
“Skema shrimp estate ini sekaligus untuk menjamin keberlanjutan usaha dan ekosistem perikanan sebab sudah menggunakan analisis dan perencanaan bisnis yang matang,” kata Menteri Trenggono dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Ia mengemukakan kebanyakan tambak udang vaname di Kabupaten Kebumen menggunakan teknologi semi intensif.
Hasilnya per hektare hanya mampu memproduksi sekitar 10 ton udang vaname di setiap tahun. Sementara tambak intensif bisa menghasilkan sekitar 30 hingga 40 ton per hektare per tahun.
Padahal, lanjutnya, Kebumen didukung oleh posisi geografis yang sangat cocok untuk pengembangan budidaya vaname, yakni di garis pantai selatan yang air lautnya tidak tercemar dan lahan yang tersedia masih luas.
“Ditingkatkan teknologi (tambaknya) supaya ini bisa jadi model,” ujar Menteri Trenggono.
Menteri Trenggono yang telah mengunjungi Kebumen pada 12 Maret 2021 ini juga mendukung dibangunnya shrimp estate di Kebumen mengingat pemda memiliki lahan yang bisa dimanfaatkan.
Ia menuturkan jarak Kebumen yang sekitar satu jam dari Bandara Internasional Yogyakarta juga menjadi pertimbangan, sebab distribusi udang ke pasar tujuan konsumen lebih mudah.
Dorongan peningkatan produksi udang vaname ini, kata Trenggono, diyakini bakal meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menambah pendapatan pemerintah daerah.
KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menyokong penuh pengembangan tambak seluas 6.000 meter persegi yang dikelola oleh 10 pembudidaya tersebut. Salah satunya dengan memberikan bantuan sarana prasarana dan pendampingan kepada para pembudidaya.
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengatakan produktivitas tambak berkontribusi hingga Rp400 juta per tahunnya terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
Arif Sugiyanto mengungkapkan pihaknya memiliki 115 hektare lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan tambak budidaya vaname melalui skema shrimp estate.
“Lahannya milik pemda dan shrimp estate ini bisa kita jadikan pilot project dengan melibatkan masyarakat,” ujarnya.