INDIE BANYUMAS
  • Beranda
  • Banyumas
  • Politik
  • Hukum
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Ragam
  • Opini
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
  • Beranda
  • Banyumas
  • Politik
  • Hukum
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Ragam
  • Opini
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil

Mengabdi Untuk Publik. Catatan Koreksi Diri

BagikanKirimKirim
Kamis, 7 Oktober 2021
Indie Banyumas, Opini

 Wartawan — setidaknya yang baik — percaya bahwa mereka bekerja atas nama publik. Mereka adalah para pengamat di dinding; penulis sejarah peristiwa di bukit berikutnya; pelindung hak masyarakat untuk mengetahui. Tom Rosenttial mempertegas akan posisi sebagai wartawan dalam artikel yang ia buat untuk American Press Institute.

Selanjutnya, penulis buku ‘Sembilan Elemen Jurnalisme” yang merupakan panduan wajib bagi seluruh wartawan di muka bumi itu menulis,  tidak mengherankan bahwa orang-orang berpendapat, publik berbagi nilai-nilai untuk memandu pekerjaan seorang wartawan. Namun, apakah itu benar? Sejauh mana jurnalis, yang percaya bahwa mereka bekerja atas nama publik, mengetahui apa yang diinginkan publik dari mereka?

Bagi Tom, pertanyaan itu telah mengganggu benak pikirannya selama bertahun-tahun. Para pengkritik, dan mereka sebagai publik memang wajib hadir, menlontarkan pers bias, dan hari ini kian bias. Ini juga telah mengganggu pikiran saya dalam beberapa tahun  terakhir, bagaimana transformasi media berubah sangat cepat tetapi informasi yang tersaji masih saja sama.

Membuka laman portal sendiri setelah beberapa hari harus beristirahat penuh, berlanjut menjadi meng-klik empat laman portal berita regional dan lokal dalam satu pekan. Sebagai portal dengan konten agregator, kami pun menjadi tak kuasa ketika akhirnya sama dalam memberikan sajian dari portal lain, demi memenuhi kebutuhan informasi publik. Lalu kesimpulan usai menutup piranti browser, definisi Tom akan tugas seorang wartawan masih menjadi tanda tanya bagi saya.

Sebab, sebagian besar dari portal yang menempati posisi teratas pada mesin pencari bernama google, porsi masih lebih banyak diisi dengan konten kutipan rilis dan siaran pers hubungan masyarakat (humas). Itu muncul mulai dari tingkatan daerah sampai pada laman yang disajikan oleh istana kepresidenan.

Tidak ada yang salah. Saya sendiri ratusan kali mengutip informasi dari laman-laman resmi kementrian hingga sekretariat kabinet yang sudah semakin baik dalam hal menyajikan ‘apa yang telah’ dilakukan pemerintah atas apa yang tengah terjadi. Sama dengan media arus utama tadi, saya pun tidak memberikan tambahan dari fakta lain sebagai pembanding. Itu jelas jauh dari ideal, ketika produk jurnalistik bersumber dari informasi tunggal, terlebih lagi datang dari pemerintah.

Di daerah, pernyataan seseorang yang memiliki jabatan tinggu sering dijadikan sebagai informasi yang dinilai seksi. Bahkan, kadangkala oleh media-media arus utama juga diletakkan pada main page. Terbaru, tanggal 6 Oktober 2021, hari kemarin, Bupati Banyumas Ir Achmad Husein, memberikan pernyataan kepada awak bahwa anak-anak sekolah (siswa) tidak diwajibkan untuk membeli seragam sekolah. Pernyataan itu juga sekaligus merupakan himbauan karena disampaikan orang nomor wahid di jajaran pemerintah di Banyumas.

Keterangan dari bupati itu memang bukan keterangan tunggal. Ya, karena setelahnya, Kepala Dinas Pendidikan mempertegas apa yang disampaikan oleh bupati supaya isi dari berita menjadi lengkap. Siswa dari jenjang mana, wajib dan tidaknya soal tak ada kewajiban membeli seragam sekolah itu diukur dari apa. Dan, sebenarnya ini menjadi ideal apabila publik dilibatkan untuk menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi ketika anak-anak mereka kembali ke bangku sekolah untuk menjalankan pembelajaran tatap muka.

Hari ini, saya berharap ada yang membuat berita lain, setidaknya apakah publik atau warga memang terbebas dari kewajiban membeli seragam anaknya terutama bagi mereka yang baru masuk ke jenjang di atasnya, atau hanya sekadar naik kelas.

Saya yakin, sebenarnya rekan wartawan juga sangat paham akan idealnya berita tersebut. Tapi saya pun memaklumi, apalagi media saya hanya mengagregasi dari sumber lain. Justru itulah, malah kian tak jelas jika berbicara tentang idealnya kami

Contoh seperti tadi mirip sekali tatkala humas kepresidenan memberikan rilis perpanjangan PPKM Darurat Level 4 dimana tidak kita temukan kalimat yang menjelaskanan kenapa pembatasan itu tak berbanding lurus dengan penurunan kurva kematian warga.

Hal sama juga terjadi tatkala Humas Polri menyampaikan rilis pers dalam kasus penyerangan perempuan terhadap Mabes Polri pada Maret 2021 lalu. Media arus utama memunculkan berita sama, hanya sebatas terduga teroris itu merupakan lone wolf yang secara nekad bersedia seorang diri menjadi mortir, lalu menyerang ke markas kepolisian. Judulnya? Anda bisa kembali mencarinya di google. Bombastis.

Kebiasaan wartawan mengandalkan rilis polisi memang menjadi persoalan yang dilematis di ruang redaksi. Aparat penegak hukum yang kini dipimpin Jenderal Listyo Sigit tersebut memang memiliki informasi final atas sebuah peristiwa sebelum masuk dalam ruang persidangan. Atau, follow up atas peristiwa yang terjadi dari laporan warga masyarakat.

Saya punya pengalaman mencoba melakukan penggalian informasi dengan alih-alih menanyakan sejauh mana kasus itu dalam tahapan penyelidikan. Hasilnya, upaya untuk membuka komunikasi melalui cara mengirim pesan melalui aplikasi perpesanan whattsapp tak menghasilkan apapun.

Dari pengalaman tadi, saya tetap akan menjadi wartawan, seperti yang didefinisikan oleh Tom.  Mengolah fakta, dan menghindari opini demi muara mengabdi kepada publik karena itu cita-cita supaya bisa mengemban profesi lebih bermartabat. So, cuek sajalah. Bahwa kemudian muncul data final dari kelembagaan pada isi berita media besar, atau mereka yang punya akses lebih baik, bagi saya sama sekali bukan persoalan.

Purnama Ayu Rizky dalam artikelnya di laman remotivi.id, mengutip artikel yang ditulis oleh Sallot, Steinfatt, dan Salwen (1996) yang menyebutkan, ada perbedaan cara pandang yang kontras dari wartawan dan humas ketika memproduksi informasi.

Purnama mencatat, dari penelitian mereka terhadap 400 awak media profesional yang terdiri dari 200 jurnalis dan 200 praktisi humas di New York selama Januari 1990, didapatkan nilai berita menurut kedua profesi. Masalahnya, selagi wartawan mengutamakan akurasi faktual, humas menempatkannya sebagai nilai berita yang paling tidak penting. Apa yang paling penting bagi humas adalah menggambarkan subjek secara positif, padahal hal ini yang membuat banyak rilis acap tak lolos di tangan redaksi.

Menurut Columbia Journalism Review, konten semacam ini menjadi penanda bahwa garis batas antara berita dan humas lebih kabur dari yang kita pikirkan. Kekaburan ini bukan kesalahan tunggal wartawan melainkan juga sistem media yang menuntut kuli tinta memproduksi konten yang tak masuk akal banyaknya. Belum ada riset resmi yang menyebutkan berapa total berita harian yang harus ditulis oleh wartawan media daring.

Masih menurut Purnama dalam artikelnya, dia menyebut dari obrolan dengan beberapa kawan, ada media daring yang mengharuskan wartawannya menulis hingga belasan berita pendek tiap harinya. Tak heran jika mereka mengandalkan rilis, mencacah berita, menerapkan strategi kloning dari wartawan lain, dan rentan terjebak plagiasi.

Menurut Columbia Journalism Review, hal ini menjadi dilema perusahaan media. Buat apa mereka menulis berita jika hanya mengutip siaran pers yang tak penting-penting amat? Pasalnya, menulis kembali siaran pers menjadi berita tanpa menambahkan konteks nyata, informasi terkait, atau opini berlawanan bukanlah jurnalisme melainkan tugas kehumasan.

Lalu, apabila semakin hari kita memperoleh sajian yang sama dalam ribuan sumber dari sekali klik dari genggaman smartphone Anda. Apakah informasi yang bersumber dari pengabdian publik sudah ada? Bila yang diharapkan sebaliknya, lalu bagaimana harus memilih informasi dari produk jurnalisme dari media-media arus utama yang dalam mendistribusikan beritanya masih samar mengabdi kepada publik?

Ini bakal menjadi pertanyaan yang cukup lama mengganggu pikiran saya, atau bahkan mungkin Anda.

Penulis: Angga Saputra

ShareKirimkanShare

BeritaTerkait

Sandiaga Hadiri Peresmian Sekber Gaerindra-PKB : Semua Sudah Clear

Senin, 23 Januari 2023

Anies Safari ke Bandung Meski Didemo: Terima Kasih Ada yang Perhatian

Senin, 23 Januari 2023

Bagaimana Dunia (Saat ini) Tanpa Jurnalis?

Senin, 23 Januari 2023

Laga Seru Tim Langganan Juara, Jakarta BNI 46 Akhirnya Bungkam Surabaya BIN Samator

Jumat, 20 Januari 2023

BERITA TERBARU

NU Sesalkan Penggunaan Mars 1 Abad NU untuk Kepentingan PKB

Selasa, 31 Januari 2023

POLITIK- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ishfah Abidal Aziz (Gus Alex), menyesalkan penggunaan mars 1 Abad NU untuk kepentingan...

Bupati Pantau Persiapan Pembangunan Sementara SMA N Cilongok

Selasa, 31 Januari 2023

Bupati Banyumas menyiapkan sebagian Gedung SD Negeri 1 Karangtengah Kecamatan Cilongok, untuk dipersiapkan untuk penerimaan siswa baru Rintisan SMA Negeri...

Jokowi Komplain Kenapa NasDem Putuskan Capres Tanpa Komunikasi

Selasa, 31 Januari 2023

Deklarasi Capres dari Partai NasDem, Anies Baswedan. (Dok. istimewa) POLITIK- Ketua DPP Partai NasDem Sugeng Suparwoto mengungkap Presiden Joko Widodo...

Seleksi POBNAS Untuk SEA Games 2023 : Dikalahkan Irsal Langkah Edward Terhenti

Selasa, 31 Januari 2023

Seleksi POBNAS untuk atlit SEA Games 2023. (Inews) SPORT- Match I hari terakhir Seleknas Atlet POBSI untuk SEA Games 2023 digelar Selasa,...

BANYUMAS RAYA

Bupati Pantau Persiapan Pembangunan Sementara SMA N Cilongok

Selasa, 31 Januari 2023

Bupati Banyumas menyiapkan sebagian Gedung SD Negeri 1 Karangtengah Kecamatan Cilongok, untuk dipersiapkan untuk penerimaan siswa baru Rintisan SMA Negeri...

Awak Angkutan Mikro Bus di Banyumas Mogok ‘Ngompreng’. Apa saja yang mereka tuntut?

Senin, 30 Januari 2023

Sekitar 100 awak armada mikro bus mogok beroperasi dan memarkir kendararaannya di Lapangan Kecamatan Cilongok, Senin (30/1/2023) BANYUMAS - Ratusan...

Bung Iteng Kembali Pimpin PP Banyumas Hingga 4 Tahun Mendatang

Minggu, 29 Januari 2023

Bupati Banyumas Ir Achmad Husain membuka Muscab VII MPC Pemuda Pancasila, Minggu (29/1/2023). (Istimewa) BANYUMAS - Yudo F Sudiro SH...

Cilongok Memerah, Ratusan Ibu-ibu Bekelompok Berjuang Jadi Juara Lomba Senam Sicita

Minggu, 29 Januari 2023

Wakil Bupati Drs Sadewo Trilistiono menyambut para peserta Sicita di Cilongok, Minggu (29/1/2023). BANYUMAS - Kader, pengurus Partai Demokrasi Indonesia...

POLITIK

NU Sesalkan Penggunaan Mars 1 Abad NU untuk Kepentingan PKB

Selasa, 31 Januari 2023

POLITIK- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ishfah Abidal Aziz (Gus Alex), menyesalkan penggunaan mars 1 Abad NU untuk kepentingan...

Jokowi Komplain Kenapa NasDem Putuskan Capres Tanpa Komunikasi

Selasa, 31 Januari 2023

Deklarasi Capres dari Partai NasDem, Anies Baswedan. (Dok. istimewa) POLITIK- Ketua DPP Partai NasDem Sugeng Suparwoto mengungkap Presiden Joko Widodo...

Anies Dipastikan Kantongi Tiket Nyapres Usai PKS dan Demokrat Resmi Sampaikan Dukungan

Selasa, 31 Januari 2023

Anies Baswedan. (istimewa) POLITIK - Setelah PKS ikut serta mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden yang akan diusung partainya di Pilpres 2024,...

NasDem : Kita Lagi Sidang Isbat, NasDem dalam Posisi on Call saja

Sabtu, 28 Januari 2023

POLITIK - Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengatakan, Partai NasDem, Demokrat dan PKS terus mematangkan kesepahaman untuk membentuk Koalisi...

HUKUM

Ilustrasi KPK.(Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

4 Buronan KPK yang Masih Berkeliaran

Sabtu, 28 Januari 2023

Ilustrasi KPK.(Tribun Jabar) HUKUM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih memburu sejumlah orang yang menjadi tersangka terkait kasus korupsi. Tercatat...

Terkait Salah Blokir Rekening Penjual Burung, KPK : Kami Sudah Kirim Data Lengkap

Sabtu, 28 Januari 2023

Juru Bicara KPK Ali Fikri. (Dok. Istimewa) HUKUM - Kasus salah blokir rekening yang dialami Ilham Wahyudi, pedagang burung asal Desa...

Buron kasus e-KTP, Paulus Tannos Masih Berkeliaran

Sabtu, 28 Januari 2023

Paulus Tannos (kiri). (Dok.istimewa) HUKUM - Buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus e-KTP Paulus Tannos sempat terdeteksi berada di...

EKONOMI

Usai Google, IBM dan SAP PHK Ribuan Karyawan

Jumat, 27 Januari 2023

Gedung IBM. (Net) EKONOMI - Dua perusahaan teknologi IBM dan SAP menjadi perusahaan yang bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)...

Kasus Tukang Becak, Bos Besar BCA : KTP & ATM itu Nyawa Kedua

Kamis, 26 Januari 2023

Semakin banyak fakta terungkap dari kasus pembobolan rekening BCA. (CNBC Indonesia) EKONOMI - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk...

Ilustrasi sembako

Harga Beras Kembali Naik, dari Medium Hingga Premium

Kamis, 26 Januari 2023

Ilustrasi beras EKONOMI - Harga seluruh jenis beras kembali naik pada hari ini Kamis (26/1/2023). Kenaikan tidak hanya terjadi pada...

NASIONAL

Beras bansos di Tuban bermasalah. (Ahmad Adirin/Liputan6.com)

Masalah Harga Beras yang Masih Saja Pelik, Presiden Undang Buwas Bahas Solusi

Selasa, 31 Januari 2023

NASIONAL - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso merapat ke Istana Negara Jakarta, Selasa (31/1/2023). Budi yang datang seorang diri mengatakan...

Dewan Pers : Konten Video akan Mendominasi di Medsos Daripada Teks

Kamis, 26 Januari 2023

Seminar Pers dan Pemilu Serentak 2024. (istimewa) NASIONAL - Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers Yadi Hendriana...

Netizen : Kok Sodetan Baru Dikerjain? Ini Kata Pengganti Anies

Kamis, 26 Januari 2023

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono NASIONAL - Proyek Sodetan Kali Ciliwung kembali jalan setelah 6 tahun mangkrak....

RAGAM

Sukarno Dipengaruhi Freemason

Minggu, 29 Januari 2023

Kemanusiaan dalam Pancasila mendapat resonansi dalam asas-asas Freemason. PADA 21 Desember 1949, Pengurus Besar Provinsial Freemason Hindia Belanda mengirimkan telegram...

Gedung Bappenas Bekas Loji Freemason

Minggu, 29 Januari 2023

Di gedung ini anggota Freemason mengadakan pertemuan. Diambil alih untuk mahkamah militer kemudian menjadi kantor Bappenas. Gedung Bappenas pada 1930-an....

Akhir Riwayat Freemason di Indonesia

Minggu, 29 Januari 2023

Loji-loji Freemason ditutup pada masa pendudukan Jepang. Belum lama bangkit pasca perang, Sukarno melarangnya. Pengurus baru Freemason Indonesia pada 7...

OPINI

Rangga Sujali

Politik Lato-lato

Senin, 9 Januari 2023

Rangga Sujali Transaksional dan mahal, itulah yang terjadi di masa pertumbuhan dan karut-marut demokrasi di Indonesia. Wajah permusyawaratan perwakilan seperti...

Mengapa presiden di Indonesia harus dari suku Jawa?

Rabu, 4 Januari 2023

Anda tau dari 46 presiden AS, yang beragama Kristen Katolik hanyalah dua saja? Sisanya, jelas beragama Kristen Protestan walaupun beberapa...

Tags: desain purwokerto, jasa desain purwokerto, jasa desain grafis purwokerto, jasa desain banner purwokerto, jasa desain logo purwokerto, kursus desain grafis purwokerto, kursus desain purwokerto, kursus desain murah di purwokerto, desain web purwokerto, desain website purwokerto, jasa desain website purwokerto, foto 360 Purwokerto, virtual tour purwokerto, jasa admin medsos purwokerto, jasa smo purwokerto, jasa seo purwokerto, jasa medsos purwokerto, jasa pemasaran online purwokerto, jasa, digital marketing purwokerto, digital content markerting, jasa video purwokerto, medsos purwokerto
Selanjutnya
Ilustrasi beras putih. shutterstock.com

10 Provinsi Penghasil Beras Terbesar di Indonesia

Kediaman keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan dari Kemensos di Blora, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Penyaluran BPNT di Blora Ruwet, Kopra Minta Usut Tuntas

Tentang Kami / Redaksi
Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com

Tentang Kami | Redaksi

Pedoman Media Siber | Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Banyumas
  • Politik
  • Hukum
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Ragam
  • Opini

© 2021 indiebanyumas.com