PURWOKERTO – Rencana pemerintah daerah Kabupaten Banyumas membuka karaoke dan bioskop, bukan isapan jempol belaka. Bupati Banyumas Achmad Husein sudah beri lampu hijau untuk buka. Tapi, yang masuk karaoke dan bioskop harus dicatat. Juga ada syarat. Wajib menunjukkan rapid antigen negatif. “Karaoke sudah mulai bisa dibuka, namun tetap dibatasi jumlahnya. Ruangannya adalah 50%, dan orang yang masuk negatif antigen,” katanya.
Dalam waktu dekat ia akan kumpulkan pelaku usaha karaoke. Itu untuk membahas teknis lebih lanjut. “Nanti tolong dikumpulkan,” ucapnya. Selain wajib rapid antigen negatif, pengunjung karaoke dan bioskop juga akan dicatat. Tujuannya, untuk memudahkan pelacakan jika terjadi kasus positif Covid-19.
“Bioskop dan karaoke sama. Nanti akan dicatat. Pakai aplikasi,” tuturnya. Soal rapid antigen ia tengah cari solusi. Agar tidak terlalu mahal. Menurutnya rapid antigen yang standar sampai Rp 200 ribu. Ia sedang upayakan agar tidak terlalu mahal. “Kan saya sedang cari jalan keluar. Hanya saja mereka akan teriak, saya ada solusi test antigen yang saya dapatkan dia suplai ke Kemenkes. Dari kualitas yang pertama, harga bahan baku Rp 55 ribu, Kira-kira 70 ribu maksimal. Itu akan dibahas lagi,” jelasnya. Bupati juga terbuka untuk menggunakan alat genose, tapi belum tersedia. Jadi menggunakan rapid antigen dulu.
“Iya kalau ada alat genose pakai alat genose saja. Kita genose belum dapat,” jelasnya. Lalu kapan bioskop bisa dibuka? Akan ditentukan setelah pembahasan tentunya. “Mungkin mulai Minggu depan,” ujarnya. Terkait wajib rapid antigen negatif bagi pengunjung karaoke dan bioskop Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto menuturkan, bisa jadi upaya preventif apabila terjadi kasus positif. “Artinya untuk masuk karaoke dengan antigen sudah mengarah ke skrining awal. Termasuk gedung bioskop hampir sama dengan karaoke,” ucapnya.
Rapid antigen sendiri ia sebut punya keunggulan dari rapid biasa. Adalah soal tingkat akuratnya lebih bagus. Sekitar 75-80%. “Bahkan ini ada peraturan menteri kesehatan terbaru, sudah memperbolehkan pada kondisi tertentu rapid antigen bisa dipakai menegakkan sebagai diagnosa. Artinya contohnya begini kalau harus periksa PCR 5 hari, kan kelamaan malah jadi tidak terkendali. Jadi pada posisi tertentu tentu tempat-tempat yang sumber dayanya terbatas,” pungkasnya. (aam)