INDIE BANYUMAS
  • Beranda
  • Banyumas
  • Politik
  • Hukum
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Ragam
  • Opini
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
  • Beranda
  • Banyumas
  • Politik
  • Hukum
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Ragam
  • Opini
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil

Cara Bumiputera Menghalau Flu Spanyol

BagikanKirimKirim
Senin, 22 Maret 2021
Sejarah

Ketika pandemi Flu Spanyol mewabah, banyak masyarakat melakukan berbagai ritual khusus yang dipercaya dapat menangkal persebaran virus. Ada yang berhasil, ada pula yang nihil.

Kebingunan melanda masyarakat ketika Flu Spanyol berkecamuk di Hindia Belanda pada awal abad ke-20. Hampir setiap hari mereka menyaksikan orang-orang di sekitarnya terpapar virus jenis influenza tersebut. Hal itu tentu mendatangkan gelombang kepanikan di masyarakat, utamanya kalangan bumiputra dan Tionghoa yang memiliki akses kesehatan terbatas. Ditambah lagi tidak sigapnya pemerintah kolonial dalam merespons persebaran penyakit membuat keresahan semakin meluas.

Menurut sejarawan Ravando Lie dalam program Dialog Sejarah “Riwayat Pandemi dari Masa ke Masa” yang disiarkan di Youtube dan Facebook Historia.id, Kamis, 24 September 2020, sikap pemerintah kolonial yang menganggap enteng virus Flu Spanyol menjadi penyebab angka kematian begitu tinggi di Hindia Belanda. Demi mencegah korban semakin banyak, kalangan bumiputra dan Tionghoa melakukan upaya pencegahan penyakit dengan segala cara yang mereka yakini sendiri. Meski dalam prakteknya, seperti disebutkan Arie Rukmantara, dkk dalam Yang Terlupakan Pandemi Influenza 1918 di Hindia Belanda, tersiar kabar tidak masuk akal yang juga ikut meresahkan.

Kebingunan melanda masyarakat ketika Flu Spanyol berkecamuk di Hindia Belanda pada awal abad ke-20. Hampir setiap hari mereka menyaksikan orang-orang di sekitarnya terpapar virus jenis influenza tersebut. Hal itu tentu mendatangkan gelombang kepanikan di masyarakat, utamanya kalangan bumiputra dan Tionghoa yang memiliki akses kesehatan terbatas. Ditambah lagi tidak sigapnya pemerintah kolonial dalam merespons persebaran penyakit membuat keresahan semakin meluas.

Menurut sejarawan Ravando Lie dalam program Dialog Sejarah “Riwayat Pandemi dari Masa ke Masa” yang disiarkan di Youtube dan Facebook Historia.id, Kamis, 24 September 2020, sikap pemerintah kolonial yang menganggap enteng virus Flu Spanyol menjadi penyebab angka kematian begitu tinggi di Hindia Belanda. Demi mencegah korban semakin banyak, kalangan bumiputra dan Tionghoa melakukan upaya pencegahan penyakit dengan segala cara yang mereka yakini sendiri. Meski dalam prakteknya, seperti disebutkan Arie Rukmantara, dkk dalam Yang Terlupakan Pandemi Influenza 1918 di Hindia Belanda, tersiar kabar tidak masuk akal yang juga ikut meresahkan.

Di Solo, Kasunanan Surakarta melakukan inisiasi untuk penanggulangan pandemi. Itu dilakukan setelah banyak dokter yang menolak memberi pertolongan. Para dokter kekurangan personil, sementara tingkat penyebaran virus sudah semakin besar. Menghadapi persoalan itu, pemerintahan Surakarta mengeluarkan intruksi untuk menjalankan sebuah ritual yang diyakini dapat menjadi solusi menghadapi gelombang Flu Spanyol di wilayah tersebut.

Dalam ritual ala Kasunanan Surakarta mula-mula dipersiapkan alat-alat pendukung ritual, seperti bunga, kemenyan, dan kelapa muda yang diberi gula. Kemudian kemenyan dibakar, sambil berdoa memohon keselamatan dari Sunan Lepen untuk seluruh sanak saudara dan keluarga, terutama kesehatan diri pribadi. Setelah selesai, minum air kelapa muda. Minuman inilah yang dipercaya sebagai obat karena memberikan efek dingin kepada tubuh.

Namun alih-alih memberi kesembuhan, ritual itu justru menambah jumlah orang yang terpapar virus Flu Spanyol. Malah tidak sedikit orang yang terkena penyakit lain karena keliru dalam melakukan persiapan ritual. Kondisi serupa juga terjadi kala Kraton Solo melakukan ritual menggunakan pusaka tombak “Kyai Slamet”. Pusaka yang diyakini sakti itu rupanya tidak memberikan perubahan berarti di Solo. Jumlah korban Flu Spanyol tetap tinggi.

“Meskipun segala ikhtiar yang tidak-tidak digunakan buat mengusir, toh sang penyakit tidak takut malahan semakin mengamuk kalang kabut,” tulis harian Sin Po, 14 Desember 1918 sebagaimana dikutip Ravando.

Segala cara dicoba masyarakat untuk menghadapi virus itu. Di Parakan, Jawa Tengah, warganya kerap melakukan penyembelihan hewan seperti kambing atau sapi, yang kaki dan kepalanya ditanam di jalan-jalan utama. Mereka meyakini cara tersebut dapat menghalau masuknya virus ke tempat mereka. Meski nyatanya cara itu tidak memberi hasil apa pun.

Sementara itu, warga Bangkalan yang percaya bahwa turunnya hujan dapat menghilangkan virus dari wilayahnya punya ritual tersendiri. Ritual dilakukan dengan berkumpul untuk berdoa bersama-sama memohon turunnya hujan. Para pemuka agama dipercaya memimpin ritual pemanggilan hujan tersebut. Menurut Ravando tidak dijelaskan apakah cara warga Bangkalan berhasil atau tidak, tetapi dari data pemerintah kolonial, angka mortalitas di sana tergolong rendah.

Kepercayaan terhadap hujan sebagai penangkal virus juga diperlihatkan oleh warga Medan, Sumatra Utara. Selama beberapa malam penduduk Medan berkumpul di Masjid Raya untuk memanjatkan doa. Setelah itu mereka melakukan arak-arakan keliling kampung sambil bersolawat, memohon untuk menghilangkan segala macam penyakit. Setelah kira-kira seminggu melakukan arak-arakan, hujan lebat turun di sana. Mereka memanjatkan syukur seraya berkata: “Habislah penyakit sekarang”.

Di Yogyakarta, pihak kraton memutuskan menggelar ritual arak-arakan melawan Flu Spanyol pada Desember 1918. Dalam ritual itu, berbagai benda pusaka kraton diarak mengelilingi kota. Satu pusaka yang diperlakukan paling mewah kala itu adalah Panji Kyai Tunggul Wulung. Menurut sejarawan M.C. Ricklefs dalam Mengislamkan Jawa, Bendera Kyai Tunggul Wulung merupakan salah satu pusaka Kraton Yogyakarta yang dianggap paling suci. Bendara tersebut, kata Ricklefs, diaykini dibuat dari kain yang digantung di seputar makam Nabi Muhammad SAW. Di ujungnya, terdapat tombak pusaka bernama Kanjeng Kyai Slamet.

“Pusaka Kyai Tunggul Wulung ini sudah digunakan sejak masa kekuasaan Sultan Agung (1613-1646) dan diwariskan secara turun-temurun ke raja-raja setelahnya. Sedari dulu, Panji Kyai Tunggul Wulung ini memang kerap digunakan dalam upacara atau ritual untuk menolak bala penyakit,” kata Ravando.

Warga Yogyakarta berbondong-bondong mengiringi perarakan pusaka tersebut. Dengan dipimpin rombongan ulama, warga terus memberikan doa dan bersolawat tiada henti sepanjang malam hingga pagi datang. Siang harinya pihak kraton melakukan penyembelihan kerbau bule. Setelah acara ritual itu, pandemi Flu Spanyol mulai mereda di Yogyakarta. Masyarakat meyakini kondisi itu disebabkan oleh pusaka Kyai Tunggul Wulung yang menebar kesaktiannya.

ShareKirimkanShare

BeritaTerkait

PM Belanda Minta Maaf atas Penjajahan 250 Tahun, Termasuk Indonesia

Selasa, 20 Desember 2022

SURAT KABAR DAN MAJALAH

Minggu, 2 Mei 2021

Menengok Sejarah Hakekok

Senin, 15 Maret 2021

Kisah Pohon Tembaga di Balik Sejarah Cikal Bakal Banyumas

Senin, 15 Maret 2021

BERITA TERBARU

Awak Angkutan Mikro Bus di Banyumas Mogok ‘Ngompreng’. Apa saja yang mereka tuntut?

Senin, 30 Januari 2023

Sekitar 100 awak armada mikro bus mogok beroperasi dan memarkir kendararaannya di Lapangan Kecamatan Cilongok, Senin (30/1/2023) BANYUMAS - Ratusan...

Bung Iteng Kembali Pimpin PP Banyumas Hingga 4 Tahun Mendatang

Minggu, 29 Januari 2023

Bupati Banyumas Ir Achmad Husain membuka Muscab VII MPC Pemuda Pancasila, Minggu (29/1/2023). (Istimewa) BANYUMAS - Yudo F Sudiro SH...

Sukarno Dipengaruhi Freemason

Minggu, 29 Januari 2023

Kemanusiaan dalam Pancasila mendapat resonansi dalam asas-asas Freemason. PADA 21 Desember 1949, Pengurus Besar Provinsial Freemason Hindia Belanda mengirimkan telegram...

Gedung Bappenas Bekas Loji Freemason

Minggu, 29 Januari 2023

Di gedung ini anggota Freemason mengadakan pertemuan. Diambil alih untuk mahkamah militer kemudian menjadi kantor Bappenas. Gedung Bappenas pada 1930-an....

BANYUMAS RAYA

Awak Angkutan Mikro Bus di Banyumas Mogok ‘Ngompreng’. Apa saja yang mereka tuntut?

Senin, 30 Januari 2023

Sekitar 100 awak armada mikro bus mogok beroperasi dan memarkir kendararaannya di Lapangan Kecamatan Cilongok, Senin (30/1/2023) BANYUMAS - Ratusan...

Bung Iteng Kembali Pimpin PP Banyumas Hingga 4 Tahun Mendatang

Minggu, 29 Januari 2023

Bupati Banyumas Ir Achmad Husain membuka Muscab VII MPC Pemuda Pancasila, Minggu (29/1/2023). (Istimewa) BANYUMAS - Yudo F Sudiro SH...

Cilongok Memerah, Ratusan Ibu-ibu Bekelompok Berjuang Jadi Juara Lomba Senam Sicita

Minggu, 29 Januari 2023

Wakil Bupati Drs Sadewo Trilistiono menyambut para peserta Sicita di Cilongok, Minggu (29/1/2023). BANYUMAS - Kader, pengurus Partai Demokrasi Indonesia...

SK Kepengurusan DPC Partai Gerindra Banyumas Cantumkan Dua Nama Kades

Jumat, 27 Januari 2023

BANYUMAS - Surat Keputusan (SK) DPP Partai Gerindra tentang susunan personalia DPC Partai Gerindra Kabupaten Banyumas periode 2023 tertanggal 9...

POLITIK

NasDem : Kita Lagi Sidang Isbat, NasDem dalam Posisi on Call saja

Sabtu, 28 Januari 2023

POLITIK - Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengatakan, Partai NasDem, Demokrat dan PKS terus mematangkan kesepahaman untuk membentuk Koalisi...

Peserta Pemilu Dibatasi Maksimal Hanya Punya 10 Akun di Medsos

Jumat, 27 Januari 2023

Seminar "Pers dan Pemilu Serentak 2024" di Jakarta, Kamis 26 Januari 2023. POLITIK - Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI...

Uji Materi UU Pemilu, 8 Fraksi DPR Sebut Sistem Coblos Partai Kemunduran Demokrasi

Kamis, 26 Januari 2023

Simulasi pemungutan suara Pemilu 2024. (Liputan6/faizalfanani) POLITIK - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Supriansa berharap Mahkamah Konstitusi (MK)...

NasDem : Pembicaraan dengan Demokrat dan PKS Usung Anies di Pilpres Hampir Rampung

Kamis, 26 Januari 2023

Anies Baswedan saat diusung jadi Bacapres NasDem. (Dok. Istimewa) POLITIK - Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali mengatakan, penjajakan koalisi dengan...

HUKUM

Ilustrasi KPK.(Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

4 Buronan KPK yang Masih Berkeliaran

Sabtu, 28 Januari 2023

Ilustrasi KPK.(Tribun Jabar) HUKUM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih memburu sejumlah orang yang menjadi tersangka terkait kasus korupsi. Tercatat...

Terkait Salah Blokir Rekening Penjual Burung, KPK : Kami Sudah Kirim Data Lengkap

Sabtu, 28 Januari 2023

Juru Bicara KPK Ali Fikri. (Dok. Istimewa) HUKUM - Kasus salah blokir rekening yang dialami Ilham Wahyudi, pedagang burung asal Desa...

Buron kasus e-KTP, Paulus Tannos Masih Berkeliaran

Sabtu, 28 Januari 2023

Paulus Tannos (kiri). (Dok.istimewa) HUKUM - Buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus e-KTP Paulus Tannos sempat terdeteksi berada di...

EKONOMI

Usai Google, IBM dan SAP PHK Ribuan Karyawan

Jumat, 27 Januari 2023

Gedung IBM. (Net) EKONOMI - Dua perusahaan teknologi IBM dan SAP menjadi perusahaan yang bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)...

Kasus Tukang Becak, Bos Besar BCA : KTP & ATM itu Nyawa Kedua

Kamis, 26 Januari 2023

Semakin banyak fakta terungkap dari kasus pembobolan rekening BCA. (CNBC Indonesia) EKONOMI - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk...

Ilustrasi sembako

Harga Beras Kembali Naik, dari Medium Hingga Premium

Kamis, 26 Januari 2023

Ilustrasi beras EKONOMI - Harga seluruh jenis beras kembali naik pada hari ini Kamis (26/1/2023). Kenaikan tidak hanya terjadi pada...

NASIONAL

Dewan Pers : Konten Video akan Mendominasi di Medsos Daripada Teks

Kamis, 26 Januari 2023

Seminar Pers dan Pemilu Serentak 2024. (istimewa) NASIONAL - Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers Yadi Hendriana...

Netizen : Kok Sodetan Baru Dikerjain? Ini Kata Pengganti Anies

Kamis, 26 Januari 2023

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono NASIONAL - Proyek Sodetan Kali Ciliwung kembali jalan setelah 6 tahun mangkrak....

Stafsus Kemenkeu Minta PKS Tak Kelabui Publik soal Dana Haji

Kamis, 26 Januari 2023

Staff khusus Kemenkeu Yustinus Prastowo. NASIONAL - Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo membantah pernyataan politisi PKS Iskan...

RAGAM

Sukarno Dipengaruhi Freemason

Minggu, 29 Januari 2023

Kemanusiaan dalam Pancasila mendapat resonansi dalam asas-asas Freemason. PADA 21 Desember 1949, Pengurus Besar Provinsial Freemason Hindia Belanda mengirimkan telegram...

Gedung Bappenas Bekas Loji Freemason

Minggu, 29 Januari 2023

Di gedung ini anggota Freemason mengadakan pertemuan. Diambil alih untuk mahkamah militer kemudian menjadi kantor Bappenas. Gedung Bappenas pada 1930-an....

Akhir Riwayat Freemason di Indonesia

Minggu, 29 Januari 2023

Loji-loji Freemason ditutup pada masa pendudukan Jepang. Belum lama bangkit pasca perang, Sukarno melarangnya. Pengurus baru Freemason Indonesia pada 7...

OPINI

Rangga Sujali

Politik Lato-lato

Senin, 9 Januari 2023

Rangga Sujali Transaksional dan mahal, itulah yang terjadi di masa pertumbuhan dan karut-marut demokrasi di Indonesia. Wajah permusyawaratan perwakilan seperti...

Mengapa presiden di Indonesia harus dari suku Jawa?

Rabu, 4 Januari 2023

Anda tau dari 46 presiden AS, yang beragama Kristen Katolik hanyalah dua saja? Sisanya, jelas beragama Kristen Protestan walaupun beberapa...

Tags: desain purwokerto, jasa desain purwokerto, jasa desain grafis purwokerto, jasa desain banner purwokerto, jasa desain logo purwokerto, kursus desain grafis purwokerto, kursus desain purwokerto, kursus desain murah di purwokerto, desain web purwokerto, desain website purwokerto, jasa desain website purwokerto, foto 360 Purwokerto, virtual tour purwokerto, jasa admin medsos purwokerto, jasa smo purwokerto, jasa seo purwokerto, jasa medsos purwokerto, jasa pemasaran online purwokerto, jasa, digital marketing purwokerto, digital content markerting, jasa video purwokerto, medsos purwokerto
Selanjutnya

KPK panggil delapan saksi kasus suap pengadaan bansos Jabodetabek

RTRW Rampung! Cilacap Siap Digedor Investor, Status Lahan Sudah Jelas, Jadi Kado HUT Cilacap ke-165

Tentang Kami / Redaksi
Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com

Tentang Kami | Redaksi

Pedoman Media Siber | Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Banyumas
  • Politik
  • Hukum
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Ragam
  • Opini

© 2021 indiebanyumas.com