Cilacap – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menggelar simulasi tanggap darurat gempa bumi dan tsunami pada Hari Kesiapsiagaan Bencana, Senin.
Simulasi digelar secara serentak mulai pukul 10.00 WIB di Desa Gombolharjo di Kecamatan Adipala; Kelurahan Cilacap, Tegalkamulyan, dan Tambakreja di Kecamatan Cilacap Selatan; serta Kelurahan Gunungsimping dan Donan di Kecamatan Cilacap Tengah.
Dalam simulasi yang dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan tersebut, sirene dan kentongan dibunyikan untuk menyampaikan peringatan kepada warga mengenai adanya gempa bumi yang berpotensi menimbulkan tsunami.
Warga yang mendengar peringatan tersebut segera keluar dari rumah masing-masing menuju titik kumpul lalu menuju tempat evakuasi.
Para pekerja pun keluar dari tempat mereka bekerja dan berkumpul di titik kumpul serta kemudian bergerak menuju lokasi evakuasi.
Sukarelawan membantu warga yang membutuhkan bantuan untuk menuju ke tempat evakuasi.
Selain menggelar simulasi tanggap darurat bencana gempa bumi dan tsunami, BPBD Kabupaten Cilacap melakukan uji coba perangkat peringatan dini tsunami (Tsunami Early Warning System/TEWS) di sepanjang pantai Cilacap.
Dalam kesempatan terpisah, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji mengatakan bahwa simulasi dilakukan untuk melatih masyarakat melakukan evakuasi secara mandiri ke tempat paling dekat yang aman.
“Mari kenali ancaman bencana di sekitar kita, kurangi risiko bencananya, tingkatkan budaya sadar bencananya, agar kita bisa mengurangi korban jiwa, dan kerugian harta benda,” katanya.
Warga berlarian di Jalan Budi Utomo dari arah Pantai Teluk Penyu saat simulasi tanggap darurat bencana gempa bumi dan tsunami yang digelar BPBD Kabupaten Cilacap pada Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2021, Senin (26/4/2021). (ANTARA/HO-Humas Setda Cilacap)
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy mengatakan, Cilacap merupakan salah satu daerah yang tingkat kerawanan bencananya tertinggi di Indonesia.
Menurut dia, Kabupaten Cilacap di antaranya menghadapi potensi gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, kekeringan, dan angin kencang.
Dengan kondisi yang demikian, ia mengatakan, simulasi perlu rutin dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan tanggap darurat bencana warga dan dan pemangku kepentingan terkait.
“Dalam simulasi tersebut, masyarakat diarahkan untuk melakukan evakuasi mandiri dan mengetahui tempat evakuasi sementara terdekat di lingkungan masing-masing. Evakuasi mandiri penting dilaksanakan namun jangan sampai melupakan keluarga agar tidak jatuh korban,” katanya.
Simulasi, menurut dia, juga ditujukan untuk meningkatkan partisipasi dan membangun budaya gotong royong, kesukarelawanan, serta kedermawanan warga.
Dia mengatakan, pelaksanaan simulasi dipantau oleh pejabat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) karena Cilacap didaulat sebagai tuan rumah peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Tingkat Nasional Tahun 2021.
Menurut dia, Kepala BNPB Doni Monardo berencana menghadiri simulasi tanggap darurat bencana dan penanaman pohon di Desa Bunton, Kecamatan Adipala, Rabu (28/4).
“Semula, Pak Doni Monardo akan datang pada hari Selasa (27/4), namun ditunda menjadi hari Rabu (28/4),” katanya.