BANJARNEGARA, indiebanyumas.com – Meski berbasis pertanian, namun tidak semua lahan di Banjarnegara bisa dijadikan area persawahan. Banyak wilayah yang hanya bisa ditanami palawija seperti halnya di wilayah Punggelan Banjarnegara. Daerah yang berbukit dan tandus membuat petani tidak memiliki banyak pilihan selain menanam palawija, salah satunya adalah singkong.
Banyaknya komoditas singkong di Banjarnegara membuat harganya jatuh, bahkan mencapai Rp500 per kilogram. Prihatin dengan hal tersebut, seorang guru di Kabupaten Banjarnegara berinovasi membuat diversifikasi pangan singkong menjadi gula rendah kalori dan non gluten. Johan Irawan, Guru SMK Darunajah ini lalu berinovasi agar singkong memiliki nilai jual tinggi tanpa takut kekurangan bahan baku.
“Awalnya ya gagal gagal, namun setelah mencoba akhirnya berhasil juga, Alhamdulillah dengan dukungan Kemenag Banjarnegara yang siap membantu pengembangan produksi dan pemasarannya, saya yakin gula singkong atau ketela ini bisa berhasil,” ujarnya, Senin (26/4).
Sementara itu, Agus Suryo, Kepala Kemenag Kantor Banjarnegara yang secara khusus mendatangi rumah produksi gula singkong ini berjanji akan membantu membina dan mengembangkan produk inovatif masyarakat tersebut.
“Kami Insya Allah siap memberi dukungan, karena ini sangat baik sekali untuk pemberdayaan masyarakat dan juga untuk kesehatan,”ujarnya. Apalagi dengan adanya program Larasati, lanjut Agus Suryo, yang merupakan program layanan kerja sama antara Kemenag Banjarnegara dan RSI Banjarnegara, maka tidak hanya gula singkong ini, produk produk lainnya juga bisa kita bantu.
Sementara itu, dr Agus Ujianto, ahli medis dan juga Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara mengatakan, singkong merupakan salah satu produk pangan yang menjadi salah satu makanan yang dianjurkan untuk para pasien dengan penyakit diabetes.
“Singkong memiliki nilai indeks glikemik 46, yang berarti tergolong rendah. Ini artinya, singkong termasuk makanan yang tidak menyebabkan kadar gula darah naik dengan cepat, bahkan lebih baik dari kentang yang memiliki indeks glikemik sekitar 56-69,” jelasnya.
Tidak hanya itu, gula ini juga sangat bagus untuk mereka yang obesitas atau dalam program diet sehat karena kandungan kalorinya yang rendah (nugroho)