BANJARNEGARA – Belum semua wilayah di Indonesia bisa terjangkau sinyal seluler dan internet. Wilayah blank spot ini bahkan masih ada di wilayah Pulau Jawa.
Situasi susah sinyal juga dialami warga di Desa Kalisat Kidul, Kecamatan Kalibening, Banjarnegara. Hal itu jelas sangat menyulitkan siswa dan guru SDN 4 Kalisat Kidul untuk menjalani pembelajaran jarak jauh melalui internet.
Kondisi tersebut melatarbelakangi sejumlah mahasiswa peserta program Kampus Mengajar untuk mencarikan solusi. Mereka melakukan uji coba berkirim media pembelajaran melalui Slow Scan TV (SSTV) Satelit IO-86 LAPAN A2 ORARI.
Kampus Mengajar merupakan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membantu pembelajaran sekolah dasar di daerah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T) di seluruh Indonesia .
Salah satu mahasiswa, Havid Adhitama mengatakan, di SDN 4 Kalisat Kidul tempatnya ditugaskan memang terisolasi dari sinyal digital. “Jangankan sinyal internet, untuk SMS saja tidak bisa. Siswa dan guru kesulitan untuk berkomunikasi dan mengakses media dari daerah lain,” katanya.
Dalam uji coba SSTV ini, mereka berkerja sama dengan LAPAN RI dan AMSAT-ID melalui Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI). Mereka diberikan izin oleh LAPAN untuk menggunakan slot khusus SSTV Satelit IO86.
“Sebenarnya fitur satelit ini biasa digunakan untuk komunikasi darurat dalam kebencanaan di Indonesia, tetapi kami diberikan izin oleh LAPAN untuk mencobanya pada bidang pendidikan,” ujarnya didampingi ketiga rekannya, Ismi Nur Afifah (UNNES), M Faris Izzudin (UPI) dan Dwi Dyah A (UAD).
Havid menjelaskan, dengan keberhasilan uji coba ini maka ada harapan untuk membuka isolasi sinyal komunikasi di wilayah Kalisat Kidul. Ke depan tidak perlu melalui satelit LAPAN atau radio amatir berizin. Pemerintah bisa bekerja sama dengan RRI untuk mentransmisikan SSTV melalui siaran radio biasa agar terjangkau masyarakat dengan perangkat yang sederhana.
Dikatakan, secara sederhana prinsip kerjanya yakni pengirim mengubah gambar menjadi suara kemudian dikirim ke satelit IO-86 melalui radio di frekuensi uplink. Suara tersebut diterima dari frekuensi downlink lalu diubah menjadi gambar kembali melalui aplikasi decoder SSTV.
Kepala SDN 4 Kalisat Kidul Surur Anwar mengaku sangat kagum dengan yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut. Dia tidak menduga wilayahnya yang susah sinyal bisa terkoneksi dengan sinyal satelit. “Saya tidak terpikir kalau di sekolah kami bisa diterapkan alat secanggih ini untuk mendukung pembelajaran,” tuturnya.