Nasional, indiebanyumas.id – Bidang kesehatan menjadi sektor yang paling ‘berlari’ cepat dalam Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia kala ekonomi lesu akibat dampak Pandemi Covid-19.
Secara global, PMI tanah air mengalami peningkatan, dengan catatan bulan Januari 2021 sebesar 52,2 yang ini artinya meningkat dari Desember 2020 dengan capaian hanya sebesar 51,3.
Peningkatan terbaru di sektor kesehatan merupakan yang paling cepat selama enam setengah tahun.
Pemulihan sektor manufaktur Indonesia pada bulan Januari baik output dan permintaan baru berkembang pada laju yang semakin cepat dan kepercayaan bisnis mencapai level tertinggi dalam empat tahun.
Purchasing Managers’ Index atau PMI adalah indikator ekonomi yang dibuat dengan melakukan survey terhadap sejumlah Purchasing Manager di berbagai sektor bisnis.
Angka PMI ini dijadikan sebagai indikator bagi pelaku dunia usaha akan iklim ekonomo pada masa mendatang.
“Ini hasil jerih payah para pelaku industri, sedangkan kami di pemerintah all out untuk support mereka. Terbukti, selama lima bulan berturut-turut, PMI Indonesia menunjukkan ekspansi,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (01/4/2021) dikutip indiebanyumas.id dari laman resmi Sekretariat Kabinet (Setkab).
Peningkatan dalam jumlah pesanan baru mendorong kenaikan produksi manufaktur lebih lanjut pada awal 2021. Selain itu, tingkat pertumbuhannya merupakan yang paling cepat kedua dalam sejarah survei, tepat di bawah rekor bulan November 2020.
Kepercayaan bisnis juga menguat pada bulan Januari 2021, dengan optimisme dan harapan akan berakhirnya pandemi dan pertumbuhan pesanan baru lebih lanjut. Sentimen ini yang mendorong optimisme bisnis menyentuh level tertingginya bahkan dalam empat tahun ke belakang.
Menperin menambahkan, di kawasan ASEAN, Indonesia memiliki performa paling baik selama lima bulan terakhir. Diharapkan, hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2021.
Pemerintah telah memberikan berbagai stimulus agar sektor manufaktur cepat ekspansif dan terus menunjukkan pertumbuhan positif. Salah satunya melalui insentif fiskal berupa penurunan tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk kendaraan bermotor.
“Kebijakan ini terbukti meningkatkan confidence para pelaku industri dan mendorong daya beli masyarakat,” papar Agus.
(Arifa Chorunisa)