Pandemi bak sebuah bui bagi para pekerja seni. Diantara mereka, para penyanyi-lah yang paling sering mengungkapkan kekesalan akibat gagal pentas, dari ajang besar sampai panggung hajatan. Secara khusus, penyanyi-penyanyi ini adalah mereka yang memang hanya bersumber pendapatan dari pementasan. Lebih spesifik adalah penyanyi dangdut, genre musik yang paling disukai masyarakat tanah air.
Selain penyanyi dangdut, para pengiring mereka juga terdampak sama hebatnya. Mereka bukan hanya pemain keyboard yang selama ini dianggap sebagai sang maestro peracik musik. Belakangan, meski formatnya familiar dengan istilah organ tunggal, ada musisi lain yang tak kalah penting. Pemain kendang. Sejak tercipta genre baru yang dikenal dengan dangdut koplo, kendang menjadi penting karena suaranya adalah pembeda langgam dari dangdut lawas. Birama koplo lebih rapat, 4/4 yang sangat rapat dengan suara dangdut mendayu dengan ketukan tercepat 3/4 saja.
Ada yang menyerah akibat wabah. Kebanyakan tabah menanti akhir dari derita pandemi. Mereka yang menyerah, segera mencari celah lain untuk menyambung hidup. Ada cerita, seorang player terpaksa merantau saat pandemi berjalan baru tiga bulan. Menjadi tukang las. Belum kisah lain, yang mereka sampaikan melalui media sosial maupun curhatan antar teman.
Hanya sedikit dari mereka yang pantang tumbang, dan terus berkarya bersama pilihan genre musik yang dianut.
Di Banyumas, ada sekelompok musisi yang tak mau berhenti hanya gegara pandemi. Mereka yang tergabung dalam PGS, bahkan baru saja melepas single album yang ke-2 dengan judul ‘Sabun Bolong’. Menggandeng penyanyi cantik bersuara merdu, Yuyun, PGS membawakan genre Dandut Koplo dalam Sabun Bolong, yang seharunya bisa diterima masyarakat.
“Kita kasih sedikit sentuhan nuansa modern biar beda sama yg lain. Ada nunasa rock n’roll pada sentuhan gitar, juga untuk ritme lain,” kata Odhel PGS.
Odhel, sejatinya punya keinginan sama dengan penyanyi-penyanyi lain yang terhempas pandemi. Terlibat langsung dengan penonton, bermain dari panggung ke panggung. Cerita karir para musisi sukses pun belum berubah sejak pertunjukan seni hadir di dunia. Mereka meniti karir dari ajang pentas yang tak langsung pada panggung besar dengan penonton berjubel.
“Jelas dong, harapan kami tidak hanya berkarya melalui jalur digital saja. Kami berhatap besar bertatap muka langsung dengan penonton secara nyata lewat panggung juga,” ungkap Odhel.
PGS barangkali adalah contoh teladan untuk para musisi terutama yang baru meniti karir mereka. Pandemi tak hanya terjadi di dalam negeri. Apa boleh buat, karya harus mereka tunjukkan dihadapan publik sebagai raja bagi para musisi anyaran. Tatkala aktivitas sosial dibatasi melalui kebijakan pembatasan, mereka terus merawat semangat. Jalur rekaman dengan membuat video klip adalah solusi sebelum dunia kembali normal. Apalagi, teknologi pada urusan tertentu telah memberikan Kemudahan-kemudahan untuk umat manusia. Salah satunya bagi PGS yang lantas memanfaatkannya dengan berkarya lewat jalur digital. Buat Odhel, yang terpenting itu yakin.
“Yang membuat kita yakin adalah dari awal single pertama kita keluar sampai single ke-empat, hasil sudah lumayan meski cara kami berpromosi masih memakai pola konvensional. Tak ada promo berbayar, tapi ke depan kita akan coba lebih baik lagi memakai cara promosinya,” tutur Odhel.
Cara promosi konvensional ala PGS yang dikatakan Odhel, yakni
semangat dari semua tim yang selama ini terlibat untuk men-share karya mereka melalui jejaring media sosial. Tak hanya para personel, tim lain khususnya yang terlibat dari penggarapan recording hingga video klip juga ikut serta mempromosikan PGS lewat akun media sosial mereka.
“Saya sangat berterima kasih sekali sama mereka. Untuk pengenalan tentunya kita sedang berupaya bagaimana karya kami bisa diterima, lalu meretas batas sampai bisa ke label mayor. Bismillah semoga bisa terwujud berkat do’a teman-teman semua.Aamiin,” kata Odhel.
Ingin tahu seperti apa karya mereka? Melalui video klip yang digarap secara profesional dan berkualitas, Anda bisa menikmati karya PGS dari akun Youtube PGS.
Single PGS
1.Bulupitu
2.Saiki Goodbye
3.Tekan Balung
4.Sabun bolong
Personel PGS
1.illuq (vocal)
2.Yudha (Bass)
3.Joe (Guitar)
4.Arya (Drum)
5.Odhel (Guitar)
6.Toto (kendang) personel baru