Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2021 hingga Februari sudah mengalami defisit sebesar Rp63,6 triliun. “Besaran ini naik 2,8 persen dari tahun lalu. Namun defisit 0,36 persen dari GDP [produk domestik bruto/PDB] ini lebih rendah dari tahun lalu,” katanya melalui konferensi pers secara virtual, Selasa (23/3/2021).
Dilihat dari 2019, defisit APBN terus mengalami peningkatan. Pada Februari tahun lalu, saat Covid-19 belum melanda Indonesia, angkanya sebesar Rp61,8 triliun atau 0,40 persen dari PDB. Realisasi ini naik 14,4 persen dari 2019.
Jika APBN dirinci, pendapatan negara sampai Februari 2021 sebesar Rp219,2 triliun. Angka ini tumbuh 0,7 persen dari tahun lalu. Sedangkan belanja negara Rp282,7 triliun. Realisasi ini tumbuh 1,2 persen dari periode yang sama pada 2020. Kemudian, keseimbangan primer tahun ini Rp23,2 triliun atau mengalami kontraksi sebesar 15,7 persen dari 2020.
“Pembiayaan anggaran dapat memenuhi kebutuhan target pembiayaan sebesar Rp273,1 triliun yang menunjukkan kecukupan buffer likuiditas pemerintah,” jelas Sri.