PRO-KONTRA, indiebanyumas.com – Dikutip dari Kamus Bahasa Jawa – Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1993), kata ndasmu berasal dari kata dasar endhas yang artinya “kepala”.
Kata endhas termasuk dalam bahasa Jawa Krama Ngoko atau tingkatan yang paling kasar.
Kata endhas biasanya dipakai sebagai umpatan, atau bisa juga ditujukan untuk hewan, misalnya endhas pitik (kepala ayam), endhas kebo (kepala kerbau), dan seterusnya.
Kata yang lebih netral untuk menyebut endhas atau kepala dalam bahasa Jawa adalah sirah yang termasuk dalam bahasa Jawa Krama Madya.
Sedangkan yang paling tinggi atau Krama Alus/Krama Inggil untuk menyebut kepala dalam bahasa Jawa adalah dengan kata mustaka.
Bahasa Jawa memang mengenal unggah-ungguh dalam pemakaiannya yang secara garis besar dibagi menjadi tiga tingkatan. Tingkatan pertama adalah Krama Ngoko atau tingkatan paling bawah yang digunakan untuk berkomunikasi dengan teman atau orang yang sebaya atau kepada orang yang lebih muda.
Tingkatan kedua adalah tingkatan menengah yang disebut Krama Madya. Bahasa Jawa di tingkatan ini digunakan untuk menghormati orang yang setingkat atau setara dalam bahasa yang lebih sopan.
Tingkatan ketiga adalah Krama Inggil atau Krama Alus, yakni bahasa Jawa yang sangat halus untuk digunakan kepada orang yang dihormati atau orang yang lebih tua sebagai bentuk sopan santun alias penghormatan.
Kata ndasmu etik menjadi perhatian publik setelah diucapkan oleh Prabowo Subianto terkait dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Majelis Kehormatan MK (MKMK) perihal batas usia capres-cawapres.
Prabowo Subianto menyebut ndasmu etik dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Gerindra di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Jumat (15/12/2023). Melalui media sosial X (dulu Twitter), potongan video calon presiden nomor urut 2 itu tersebar luas dan menjadi sorotan.
“Bagaimana perasaan Mas Prabowo? Soal etik, etik, etik. Ndasmu etik!” sebut Prabowo Subianto di depan para kader Gerindra dalam video yang viral pada acara internal yang tertutup untuk media itu.
Merespons hal tersebut, Dahnil Anzar Simanjuntak selaku Juru Bicara Prabowo Subianto beralasan bahwa kata-kata itu hanya merupakan kelakar atau candaan semata.
“Pak Prabowo senang bercanda, itu bercandaan Pak Prabowo ke kader-kader Gerindra, seribu persen bercanda,” ujar Dahnil Anzar Simanjuntak, Sabtu (16/12/2023).
Putusan MK dan MKMK juga sempat menjadi hal yang disinggung dalam Debat Capres 2024 pertama pada Selasa (12/12/2023) lalu yang berlangsung cukup panas.
Namun, Dahnil menegaskan bahwa hubungan Prabowo dengan dua capres lainnya, yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, tetap terjalin baik. “Pak Prabowo hubungannya dengan Pak Ganjar baik, dengan Pak Anies baik. Bercanda ke sesama sahabat,” ujar Dahnil Anzar.
Prabowo Subianto sebenarnya bukan sekali ini saja menyebut kata endhas dalam pernyataannya. Jelang Pilpres 2019 silam, mantan Danjen Kopassus ini menggunakan kata serupa untuk menyindir rival politiknya dalam persaingan capres kala itu, yakni Jokowi.