Banyumas merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang tidak geografisnya mempunyai pesisir pantai. Meski demikian, banyak sekali destinasi wisata menarik, seperti hutan pinus, air terjun, hingga telaga.
Di sisi lain, keindahan wisata tersebut tidak terlepas dari kisah horor yang berkembang. Di antaranya seperti beberapa tempat yang dikenal angker di Banyumas seperti di bawah ini.
- Saat mengunjungi Telaga Sunyi, kamu akan diseret ke dasar sungai oleh makhluk halus kalau berkata kotor. Kabarnya, penjaga telaga ini adalah sosok perempuan dan buaya putih
- Curug Cipendok kabarnya dijaga makhluk halus bernama Nyi Sudem. Saat diadakan ritual untuk meminta tetap jernihnya air terjun, tiba-tiba kabut turun secara misterius
- Hutan Pinus Limpakuwus terkenal dengan kisah orang hilang. Ia mengikuti seseorang yang seolah membawanya ke dalam alam gaib, sehingga menghilang berhari-hari
- Konon, Jembatan Serayu sering jadi lokasi bunuh diri hingga terjadi kecelakaan misterius. Gak heran kalau sering terdengar suara tangisan mistis, padahal tak ada siapa pun
- Di Gunung Slamet, sering terlihat sosok laki-laki yang menghilang begitu saja. Kabarnya, ia adalah penampakan pendaki yang jatuh ke dalam jurang
- Pabrik Gula Kalibagor memiliki makam khusus orang Belanda di dalamnya. Sering terlihat perempuan Belanda yang berkeliaran pada malam hari
- Sering terjadi kendaraan mati mendadak dan misterius saat melewati Jalan Dokter Angka. Padahal, sebelumnya gak ada masalah sama sekali, lho!
- Di Jembatan Kali Banjaran, warga sering melihat penampakan makhluk berwajah menyeramkan. Apalagi melewati jembatan ini saat malam hari
- GOR Satria Purwokerto sempat dijadikan lokasi karantina para pemudik dari luar kota. Seorang pemudik mengaku sempat mencium aroma wangi bunga mawar yang misterius
Dari beberapa tempat wisata angker di Banyumas, mana yang paling bikin kamu penasaran? Meski dikenal angker, tak perlu takut mengunjunginya. Tak akan terjadi hal-hal buruk selama kita menjaga sikap baik dan bertutur kata santun.
Kisah ini ditulis berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, pengalaman orang per orang, dan disampaikan dari mulut ke mulut. Pengalaman setiap orang terhadap mitos dan kesan mistis seperti di atas, akan berbeda-beda. Tak semua orang bisa merasakan hal yang sama.