SUMPIUH – Sebanyak 15 remaja jalanan diamankan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopincam) Sumpiuh. Mereka dibawa ke kantor kecamatan untuk pembinaan.
Camat Sumpiuh Ahmad Suryanto menilai perlunya rumah singgah untuk remaja jalanan. Namun, bukan sekadar tempat tinggal bagi mereka.
“Di Banyumas membutuhkan rumah singgah yang ada dokter kejiwaan atau psikolog untuk menyembuhkan mereka. Semakin banyak saja anak-anak yang di jalan. Dari 15 anak itu, ada satu perempuan,” papar Ahmad.
Remaja jalanan membutuhkan pertolongan. Kebanyakan dari mereka mengaku sebagai korban broken home. Menurut Ahmad salah satu cara untuk mengurai permasalahan anak jalanan melalui pendekatan kejiwaan.
Mereka diamankan di dua titik. Tiga diantaranya di ruas jalan Sumpiuh-Nusawungu. Sedangkan 12 anak lainnya di ruas jalan nasional tak jauh dari SMAN 1 Sumpiuh. Ketika diamankan ada yang dalam kondisi tidur. Tidak ada perlawanan atau berusaha kabur.
Salah satu remaja, Yoga (16) menangis. Ia enggan dibawa ke dinas sosial. Sebab, belum lama pulang dari dinas sosial di Jogjakarta dan diciduk kembali di Sumpiuh.
Dari 15 remaja jalanan, ada 7 yang dikirim ke dinas sosial. Sementara itu, 8 remaja lainnya dijemput oleh keluarga didampingi oleh perangkat desa.
“Ada pembalut di tas. Bisa jadi digunakan untuk mabuk itu oleh anak-anak. Prihatin dengan kondisi mereka dan perlu solusi,” tandas Ahmad.
Terpisah, Ano, tukang cukur mengaku sedikit kesulitan saat mencukur rambut anak-anak jalanan.
“Sebelum mencukur rambut anak jalanan, yang penting pendekatan psikologis dulu. Harapannya, ke depan mereka bisa berubah,” kata Ano usai mencukur rambut, Selasa (30/3).
Mencukur rambut remaja jalanan memiliki kesan tersendiri untuk Ano. Betapa tidak, tekstur rambut sudah berbeda. Sebab, rambut tidak mendapatkan perawatan.
“Rambut kaya wedus gembel. Unduk atau alat pencukur rambut ketika mencukur mereka lebih cepat panas dan tumpul,” ujar Ano di komplek Kantor Kecamatan Sumpiuh. (fij)