PURWOKERTO – Tak ada aktivitas sama sekali di Pasar Wage, kemarin (27/6). Pasar ditutup karena akan disemprot disinfektan.
Terlihat dua kendaraan besar dikerahkan. Kendaraan water canon milik Polresta Banyumas dan tangki gunner punya PMI. Tak hanya itu, dari BPBD juga turut andil. Tim BPBD turun dengan menyemprot di dalam pasar. Sebab, kedua mobil ukuran besar kesulitan memasuki dalam pasar.
Sekretaris Dinperindag Kabupaten Banyumas Erni Indrias mengatakan, pada Minggu (27/6) dilakukan penyemprotan pada tiga titik. “Tiga pasar disemprot. Pasar Wage, Pasar Ajibarang, dan Pasar Situmpur,” ujarnya.
Sedangkan pasar-pasar lainnya akan menyusul menyesuaikan dengan jadwal. Hal itu terkait dengan pedagang. Karena pada saat penyemprotan ,aktivitas pasar diliburkan.
Kepala UPTD Pasar Wilayah 1 Purwokerto Arif Budiman mengatakan, penyemprotan yang dilakukan melibatkan tim dari Polresta Banyumas, BPBD, dam PMI. “Pasarnya memang luas,” katanya.
Sedangkan pasar-pasar yang kecil, tuturnya, akan dilakukan secara internal atau mandiri. “Penyemprotan ini tidak bersama-sama. Bergantian. Ada jadwalnya,” kata dia.
Selain penyemprotan, pembatasan pada pasar salah satunya jam operasional. “Kalau pembatasan sebelumnya pasar induk tidak ada jam tutup. Sekarang tutup jam 14.00 siang,” tandasnya.
Terpisah, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan, Kabupaten Banyumas saat ini dikepung zona merah atau zona risiko tinggi. Kondisi Banyumas saat ini zona orange atau risiko sedang.
Kabupaten seperti Cilacap, Banjarnegara, Kebumen, Pemalang, Brebes saat ini sudah zona merah. Sementara Kabupaten Purbalingga berada di zona orange.
Sadar dikepung zona merah, pihaknya akan segera mengambil langkah-langkah antisipasi. Pertama dengan mendirikan rumah sakit darurat Covid-19 (RSDC) di Hotel Rosenda. Selanjutnya mendorong vaksinasi massal.
“Vaksinasi massal kemarin 8.000. Sebanyak 2.600 dosis di GOR Satria dan 5.400 di masing-masing puskesmas,” katanya.
Penanganan pandemi, menurutnya, tidak bisa dilakukan secara parsial. Tidak bisa satu kabupaten saja. Oleh karena itu pihaknya sudah berkoordinasi dengan Komandan Korem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Dwi Lagan Safrudin SIP.
“Harus sinergi dengan kabupaten sekitar. Sudah komunikasi dengan Danrem, nanti unsur Forkompinda setiap kabupaten di eks karesidenan Banyumas akan dikumpulkan, untuk diskusi bersama,” tuturnya.
Sementara itu Komandan Korem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Dwi Lagan Safrudin SIP mengatakan, saat ini pihaknya akan belanja masalah dulu. Apa yang jadi kendala penanganan pandemi di masing-masing kabupaten eks karisidenan Banyumas, akan ditampung dulu. “Masih kumpulkan belanja masalah dulu lintas kabupaten,” jelasnya.
Ia melihat, penanganan pandemi yang terjadi saat ini di wilayah eks karesidenan Banyumas masih belum bersinergi. Belum satu visi misi.
“Harus ada kesamaan, visi misi. Nanti akan memfasilitasi unsur pimpinan eks karesidenan Banyumas supaya saling sharing, agar ada sinergitas antar lintas kabupaten,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, setelah belanja masalah terkumpul pihaknya akan mengajukan izin ke pandam kemudian Gubernur Jawa Tengah. “Paling lambat Minggu depan bisa dikumpulkan,” pungkasnya. (mhd/aam)