Tahun 1987, sebuah album debut fenomenal bertajuk Appetite For Destruction lahir dari band bernama Gun n Roses.
Dibuka dengan Welcome To The Jungle, selanjutnya digeber lagu-lagu energik yang langsung akrab di telinga fans musik rock kala itu semacam “Paradise City”, “Rocket Queen” atau “Night Train. “Sweet Child O ‘Mine” menjadi lagu paling ikonik dari album perdana band beranggotakan Axl Rose, Slash, Izzy Stradlin, Steven Adler dan Duff Mckagan.
Sukses besar Gun n Roses pada album perdananya itu mencatatkan angka penjualan album perdana sebanyak 25 juta copy pada periode tahun 1980-an hingga tahun 2003.
Tentu saja, keberhasilan GNR telah melampaui jauh dari band-band glam rock sebelumnya yang seakan tak bisa tergoyahkan. Selanjutnya, mereka kembali merilis album Use Your Illusion I & II yang terbilang berhasil pada 1991-1993.
Belum hilang ingatan publik akan kehadiran band fenomenal yang penjualan karyanya melampaui para pendahulu mereka, Nirvana muncul. Band beranggotakan
Kurt Cobain (Vokal dan Gitar), Dave Grohl (Drum) dan Krist Novoselic (Bass) meraih sukses di awal tahun 1990an dengan album kedua mereka Nevermind yang dirilis di tahun 1991 bersamaan dengan album kedua GNR. Nevermind, dengan single pamungkas Smell Like Teen Spirit dalam waktu singkat melesat ke puncak tangga lagu Billboard selama 44 minggu menantang dan menggeser musisi top seperti Michael Jackson dan rockstar glamor, Guns N ‘Roses. Nirvana sukses besar, album Nevermind berhasil terjual hingga 24 juta kopi dan menyabet banyak penghargaan.
Pengaruh popularitas Nirvana pun turut serta mengangkat pamor band-band lain dari Seattle, seperti Pearl Jam yang sebelumnya sudah lebih dulu bertaring dengan merilis album Ten, hingga Alice in Chain, Mudhoney, dan Soundgarden yang dipelopori mendiang Christ Cornell.
Tak cukup di musik, Kurt Cobain pun mempengaruhi gaya fashion era 90an. Para perancang mode mencoba meniru gayanya berpakaian, mereka membuat kardigan dan kemeja flanel yang sebelumnya adalah pakaian kelas bawah, menjadi barang-barang yang penting dan bergengsi di catwalk. Dave Grohl dan Krist Novoselic, Kurt berhasil mengubah lanskap musik rock hanya dalam beberapa tahun. Nirvana, dalam waktu singkat berhasil menikmati kesuksesan besar jauh sebelum internet mengubah cara kita mendengar dan membeli musik.
Selain memengaruhi dan mengubah industri musik, ada perubahan lain yang dibawa Nirvana dan Nevermind. Yakni sudut pandang dan pola pikir generasi muda. Para Generasi X banyak terpengaruh oleh lirik Nirvana, juga band-band seangkatannya. Mereka, para Seattle Grunge Gentlemen, menyebarkan kemarahan, kegundahan, dan juga sikap melawan dunia. Slogan “Me and You versus The World” yang tersohor itu lahir di era 90-an.
Smells Like Teen Spirits dan Come as You Are adalah awal dari runtuhnya musik era 80an atau yang biasa dikenal Glam Metal atau Hair Metal. “Grunge” itulah jenis musik yang ditenarkan Nirvana. Jenis musik Grunge dikombinasikan dari Heavy Metal dan Alternative Rock, musik yang keras, bertenaga, dan energik tetapi secara permainan tidak serumit band-band 80an yang sepertinya “wajib” menampilkan keterampilan/skill mereka dalam bermain instrumen.
Lagu-lagu mereka adalah pintu yang membuka musik rock bisa dimainkan dengan sederhana tapi tetap emosional dan penuh amarah. Kurt Cobain membuat orang sadar bisa menjadi seorang gitaris tanpa harus menjadi gitaris handal. Lirik-lirik lagunya juga membuat kita bertanya-tanya akan tradisi, wewenang dan bahkan diri kita sendiri. Kurt Cobain menciptakan generasi yang independen, bijaksana yang siap menantang norma-norma sosial.
Nirvana berhasil menggebrak dan membuka mata dunia bahwa musik “Rock” itu bukan hanya menampilkan kebolehan bermain instrumen dan solo gitar itu suatu keharusan dalam sebuah lagu. Tren lagu-lagu rock 80an kental dengan solo gitar yang memusingkan, dan riff gitar yang sulit. Namun pada awal 90an, Kurt Cobain berhasil membuat mayoritas band-band 80an gulung tikar. Album pertama Nirvana, Bleach dirilis tahun 1989 menuai banyak pujian dari kritikus.
Nevermind terjual lebih dari 40 juta copy di seluruh dunia. Walaupun secara angka penjualan album tersebut tergolong sangat sukses, pengaruhnya sangat besar dalam menginspirasi musisi-musisi masa kini yang sukses dan ternama dari semua genre musik. Kurang luwes kalau seorang musisi mencari inspirasi bermusik hanya dari satu genre musik yang disukai. Semakin banyak dan luas pengetahuan musik kita, semakin banyak hal yang bisa dipelajari dan diambil untuk menciptakan karya orisinil kita.
Setelah kematian Kurt Cobain, Dave Grohl sang drummer membentuk band Foo Fighters. Album terakhir Foo Fighters yang berjudul Wasting Light terjual lebih dari 235.000 copy di minggu pertama setelah dirilis. Para pendengar bisa merasakan sentuhan grunge di album ini yang mirip dengan Nevermind. Jared Leto vokalis 30 seconds to mars dan juga aktor film Hollywood ternama pernah mengatakan di sebuah interview dengan Q4 musik bagaimana Nevermind mendorong ia untuk memulai karir di dunia musik.
Nirvana tak hanya menginspirasi Jared Leto tetapi musisi-musisi lain untuk mengambil alat musik, memainkannya dan membuat sebuah karya musik dan tanpa pengaruh Nirvana musik jaman sekarang yang kita dengar di televisi, radio dan Internet tidak akan ada seperti sekarang ini.
Greg Gillis dari band Girl Talk, Talib Kweli dan Flea bassis band Red Hot Chilli Papers adalah musisi-musisi dari sekian banyak musisi lain yang mengatakan bahwa Nevermind adalah album terpenting bagi mereka dan hampir sempurna dan Nirvana adalah band terbaik diseluruh dunia.
Bahkan M.I.A., Friendly Fires, Blink 182 and Nickelback juga berkata hal yang sama tentang Nirvana mempengaruhi musik mereka. Pengaruh Nirvana terhadap industri musik sampai saat ini sangat besar. Musik yang diciptakan Nirvana abadi, tidak terdengar ketinggalan zaman dan mewakili hidup pendengarnya.
Gitaris elektrik yang disebut sebagai virtuoso gitar te rbaik dunia, Steve Vai bahkan mengatakan kepada Ernie Ball bahwa Kurt Cobain itu punya skill sama para master lainnya.
“Di bidang apapun, senggaknya ada dua pemahaman dasar tentang kejagoanmu. Salah satunya ada urusan teknis. Orang seperti Allan Holdsworth, pencapaiannya untuk menguasai teknik tertentu berbeda dengan Kurt Cobain. Keduanya sama-sama valid dan punya pesannya sendiri-sendiri. Di titik tertentu, kamu mesti melihat selain masalah teknis. Kamu mesti lebih dekat melihat dengan insting musikal,” kata Steve Vai.
Kurt Cobain memang nggak secara khusus disebut sebagai master gitar. Tapi tiap kali mereka memainkan musiknya, menurut Steve Vai, mereka seperti memainkan orkestra besar.
“Cobalah bermain seperti Kurt Cobain atau Billie Joe Armstrong (Green Day). Itu nggak gampang. Pernahkah kalian mereka pentas? Tiap not dan kord yang terdengar, sangat mendalam. Terdengar seperti orkestra besar. Itu susah untuk dilakukan,” lanjut gitaris kelahiran 1940 yang pernah menyabet 3 Grammy Award inia.
Melansir dari laman tirto.id sejatinya, gusur menggusur perihal selera musik itu sudah biasa. Ketika Beatles dan Rolling Stones muncul, Pat Boone dan Elvis jadi tidak relevan dan perlahan dilupakan. Saat Ramones dan Sex Pistol muncul—mereka berani menjuluki Stones sebagai old fart—perlahan yang menyukai Beatles dan Stones hanyalah orang-orang dari generasi tua.
Tapi glam rock sedikit berbeda. Nafas mereka sedikit lebih panjang. Jika menghitung sejak Marc Bolan memimpin T-Rex merilis album Electric Warrior (1971) yang dianggap sebagai tonggak kelahiran album glam rock, maka setidaknya genre ini populer hingga 1991.
Bolan tidak sendiri. Ada nama David Bowie dan juga The New York Dolls. Mereka bertiga dianggap sebagai trinitas suci musik glam rock. Mereka memengaruhi banyak generasi setelahnya. Hebatnya, pengaruh mereka bertiga melibas batas bernama genre. Punk rock, hair metal, bahkan British pop. Sex Pistol, Kiss, Hanoi Rocks, Guns N Roses, The Damned, bahkan The Smiths, adalah nama-nama yang terpengaruh Bolan, Bowie, dan New York Dolls.
Hair metal kemudian tumbuh menjadi anak kandung glam rock. Sama seperti glam rock, para rocker hair metal generasi awal banyak yang memakai make up, maskara, bahkan lipstik. Gaya seperti ini merupakan perlawanan mereka terhadap kultur patriarkis.
Mereka menggabungkan gaya glam rock, kebengalan ala punk rock, serta sentuhan musik heavy metal dan pop. Kebanyakan lirik mereka bisa ditebak, kalau tidak mau disebut dangkal. Tak beranjak jauh dari pesta semalaman, mabuk, ngewe, narkoba, mabuk, tato. Tipikal generasi yang dibenci para orang tua dan jadi buronan para mertua.
Sosiolog Deena Weinstein dalam bukunya, Heavy Metal: The Music and Its Culture, menyebut hair metal sebagai lite metal. Satu rombongan dengan istilah pop metal yang dibuat oleh kritikus musik Philips Bashe. Yang ada dalam rombongan pop metal ini antara lain, Van Halen dan Def Leppard.
Jika glam rock berjaya di era 70-an, musisi hair metal melanjutkan estafet kepopuleran di era 80-an. Ada banyak band yang lahir di era ini. Hanoi Rock—tiada yang paling dihormati selain Michael Monroe seorang— dan Motley Crue, Bon Jovi, Quiet Riot, Skid Row, White Lion, KIX, Cinderella, L.A Guns, Tora Tora, Poison, hingga yang terbesar di antara semuanya: Guns N Roses.
Lagu band-band hair metal wara-wiri di stasiun radio. Saat MTV mengudara pada 1981, mereka berjasa besar terhadap penyebaran musik hair metal yang semakin masif. Penampilan para rocker berambut panjang, menguarkan imej pemberontak, tapi berwajah tampan dan manis, membuat para anak muda menggilai mereka. Secara industri, musisi hair metal memang mudah sekali dijual dan pasti laris. Gabungan dari fisik yang apik dan musik yang mudah dicerna. Salah satu program MTV yang paling laras saat itu adalah Headbangers Balls, yang memutar lagu-lagu heavy metal dan hair metal. Bahkan puncaknya, tahun 1988 hingga 1989, durasi tayang mereka mencapai 3 jam, program dengan jam tayang terlama di MTV.
Banyak album band hair metal terjual jutaan kopi. Appetite for Destruction, album perdana milik Guns N Roses, terjual sekitar 20 juta keping. Album Slippery When Wet milik Bon Jovi terjual sekitar 12 juta keping. Begitu pula Hysteria dari band asal Inggris, Def Leppard. Album penting lainnya adalah Dr. Feelgood milik Motley Crue, Metal Health dari Quiet Riot, dan 5150 milik Van Halen yang terjual sekitar 6 juta.
Para hair rocker jadi bintang. Nampang di banyak acara televisi. Jadi foto model. Diundang bintang tamu di acara talk show. Hingga tur keliling dunia. Kesuksesan mereka memancing banyak anak muda bikin band serupa. Hukum pasar berlaku: terlalu banyak barang bikin harga menurun. Apalagi sebagian besar band hair metal angkatan baru itu abai terhadap kualitas musik, terlalu sibuk mengurus rambut dan gincu.