FOKUS – Upaya mediasi antara RSUP Dr. Kariadi Semarang dan Agus Iswono, warga Cilacap yang mengalami kebutaan usai menjalani operasi, berakhir tanpa kesepakatan. Proses hukum pun berlanjut ke tahap persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Semarang.
Sidang perdana dijadwalkan digelar setelah mediasi yang berlangsung pada Rabu (30/4/2025) di Semarang gagal mencapai titik temu. Mediasi tersebut dihadiri oleh pihak penggugat, Agus Iswono dan istrinya, kuasa hukum penggugat, serta tiga pihak tergugat, yakni Direktur RSUP Dr. Kariadi, Menteri Kesehatan (atau perwakilan), dan Presiden RI (atau perwakilan).
Kuasa hukum penggugat, H. Djoko Susanto, S.H., menyayangkan sikap pihak RS yang dinilai tidak menunjukkan tanggung jawab atas kondisi kliennya.
“Pihak RS Kariadi seolah lepas tangan. Mereka bahkan menyatakan tidak yakin kebutaan Agus bisa disembuhkan, dan itu disampaikan tanpa empati maupun rasa tanggung jawab,” ungkap Djoko seusai mediasi.
Djoko menjelaskan bahwa gugatan tersebut diajukan atas dugaan perbuatan melawan hukum, khususnya terkait miskomunikasi dalam proses informed consent. Menurutnya, pasien tidak mendapatkan penjelasan yang memadai terkait risiko medis, termasuk kemungkinan terjadinya kebutaan.
“Agus tidak diberi informasi detail mengenai potensi risiko medis dari tindakan yang dijalani. Padahal, itu adalah hak dasar pasien,” tegasnya.
Diketahui, Agus Iswono (39), warga Jl. Willing RT 02 RW 02, Kelurahan Donan, Cilacap, menggugat RSUP Dr. Kariadi setelah mengalami kebutaan usai menjalani operasi amandel dan pencabutan gigi bungsu pada Juni 2023. Agus dirawat sejak 12 hingga 26 Juni 2023 setelah dirujuk dari RS Hermina karena keluhan nyeri leher dan kesulitan menelan.
Meski hasil pemeriksaan menunjukkan kadar gula darah Agus melebihi 200 mg/dL, tim medis tetap melanjutkan operasi dengan asumsi gula darah dapat dikendalikan. Istrinya, Ilin Maulina, selaku wali pasien, menyetujui tindakan medis tersebut, namun mengaku tidak mendapat penjelasan mengenai risiko serius yang bisa terjadi.
Perkara ini telah resmi terdaftar di PN Semarang dengan nomor 134/Pdt.G/2025/PN.Smg melalui sistem E-Court Mahkamah Agung. Dalam gugatannya, Agus dan Ilin menuntut ganti rugi atas kerugian materiil dan immateriil yang mereka alami.
Sementara itu, pihak RSUP Dr. Kariadi mengklaim telah menjalankan prosedur medis sesuai standar, meski mengakui adanya miskomunikasi dalam penyampaian informasi kepada pasien. Sidang mendatang akan menjadi momentum pembuktian bagi kedua belah pihak.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak RSUP Dr. Kariadi belum memberikan tanggapan resmi. Upaya konfirmasi melalui pesan singkat ke kontak pengaduan rumah sakit belum mendapat respon. (Angga Saputra)
