Puisi: Pensil Kajoe
KISAH SI ING
Tong kosong bunyinya nyaring
Gigi ompong tak punya taring
Gemar jadi cukong dan main beking
Kapan kau insyaf kapan kau eling
Kuda lumping makannya beling
Kuda buatan dari pohon pring
Penarinya ngibing sampai mata juling
Berlari sana-sini penontonnya merinding
Si cukong mirip kuda lumping
Kesetanan jadi tak berpikir bening
Main sikut main piting
Asal perut buncit mirip orang bunting.
21102016
RONG-RONG
kain batik kain barong
berpakaian rapi ternyata garong
mirip legenda si buta terong
pegang pistol main todong
main petak umpet sembunyi di lorong
pura-pura jujur padahal bohong
pura-pura loyal padahal merongrong
mencuri kabel simpan di gorong-gorong
kalau tertangkap malah teriak minta tolong
rong, garong, garong
wajahnya tampak bengis meski tanpa kumis
baiknya pakai mimis untuk memberondong
biar tak ada lagi yang suka nyolong
biar kapok dan tak main serong.
22102016
PENDEKAR SILAT
ciiatt ciiaatt ciiaaatt…
kisah seorang pendekar silat
baru turun gunung merasa hebat
pamer ilmu pamer jimat
pat gulipat
si pendekar main tipu muslihat
mengaku bak sesosok malaikat
tak ada yang sadar tak ada yang cermat
si pendekar main jilat, main sikat
hutan dibabat
uang dilipat
semuanya diembat
ciiat ciiaatt ciiaaatt…
si pendekar lari secepat kilat
takut ditangkap takut dijerat
ciiat ciiaatt ciiaaatt…
peluru melesat cepat
dada tertembus si pendekar sekarat
ajal menjemput
riwayatnya tamat.
22102016
PING PONG
Daripada pusing
Mari main ping-pong
Kau pukul ping
Kutangkis pong
Bola kecil memantul cepat
Kutanya ping
Kujawab pong
Ping-pong bola kecil
Isinya melompong
Jangan bikin pusing
Dengan omong kosong.
25102016
MENJADI ABU
Engkau api
Aku api
Mari membakar ego
Agar tak ada lagi
Siapa elo
Siapa gue
Sebab kita
Telah menjadi abu
02072017
PENSIL KAJOE, bertanah lahir di Banyumas. Tulisannya sudah banyak tersebar di berbagai koran daerah maupun nasional, baik cerpen maupun puisi. Dia juga sudah membukukan karyanya menjadi 21 buku tunggal, berupa puisi, cernak dan cerpen, juga lebih kurang 40 antologi bersama. Saat ini laki-laki berkacamata minus ini menjadi kolumnis di Majalah Djaka Lodang, Yogyakarta.