Juru Bicara Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB), Muhammad Rahmad menyatakan pihaknya yakni Ketua Umum, Moeldoko menyimak seluruh isi konferensi pers yang disampaikan Ketua Umum Kongres 2020, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Senin 29 Maret kemarin.
Pertama, Rahmad memandang AHY dan jajarannya sudah dinyatakan demisioner dan Majelis Tinggi Pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah dibubarkan oleh KLB Partai Demokrat. Menurutnya, kepengurusan DPP sekarang adalah Partai Demokrat pimpinan Jend TNI (Purn) Moeldoko.
“Sebagaimana layaknya, sesuai peraturan perundangan, kepengurusan DPP Partai Demokrat yang baru sudah didaftarkan ke Kemenkumham,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (30/2/2021).
Kedua, lanjut Rahmad, pihaknya mencatat dengan sangat teliti pernyataan pertanyaan AHY, Ketua Umum Demisioner terkait radikalisme dan lain-lain. Menurutnya, AHY atau SBY tidak perlu panik dan kebakaran jenggot dengan mengulang-ulang kata berbohong.
“Jelaskan saja oleh AHY atau SBY ke masyarakat luas, kenapa organisasi radikal bisa tumbuh subur di Indonesia di era kepemimpinan SBY sebagai Presiden sekaligus sebagai Ketua Umum dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat,” jelasnya.
Ketiga, katanya, pihaknya mengimbau kepada seluruh kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia untuk tetap tenang dan sabar. Dia memastikan situasi di dalam Partai Demokrat tetap terkendali dan aman di bawah pimpinan Moeldoko.
Keempat menurut Rahmad, apapun yang disampaikan AHY tidak akan ada pengaruh apapun karena kepengurusan AHY sudah dinyatakan demisioner oleh peserta Kongres di Deli Serdang. Karena itu, Moeldoko dalam waktu secepatnya akan mengambil langkah-langkah penertiban di internal partai dan mengimbau kepada kader partai di daerah untuk tetap bersatu dan utuh di dalam rumah besar Partai Demokrat.
“Moeldoko tidak akan membuang kader, apalagi pecat memecat seperti yang dilakukan AHY dengan sewenang-wenang seolah menempatkan dirinya sebagai Pemilik Partai Demokrat,” katanya.
Dan kelima, pihaknya mengajak semua kader untuk membangun dan membesarkan Partai Demokrat yang demokratis menuju Indonesia Maju. Kita kembangkan budaya toleransi dan hidup dalam kerukunan yang harmoni, tolak intoleransi dan radikalisme di Indonesia.
“Mari kita jaga Partai Demokrat dari pengaruh radikal, kesewenang wenangan dan otokrasi keluargaisme. Partai Demokrat adalah milik kita semua masyarakat Indonesia, bukan milik satu dua orang,” tandasnya.