BANJARNEGARA – Puluhan kurungan ayam dan burung dari bambu menggunung di halaman rumah milik Warsono, warga Rt 6 Rw 1 Desa Kertayasa Kecamatan Mandiraja. Bangunan depan rumahnya sampai tak terlihat karena tertutup kerajinan.
Akhir-akhir ini dagangannya sepi. Kerajinan bambu yang ia beli dari pengrajin masih menumpuk di rumah. Pandemi Covid 19 benar-benar melumpuhkan sendiri perekonomian masyarakat. Penjual kerajinan seperti Warsono pun harus kena imbasnya.
Warsono adalah penjual aneka kerajinan bambu, khususnya kurungan (kandang) ayam dan burung. Semuanya berbahan bambu. Ia mengambilnya dari sejumlah pengrajin di desanya dan desa-desa sekitar.
“Sekarang lagi sepi. Dulu sebelum ada corona bisa nabung, sekarang boro-boro, ” katanya, Sabtu (24/7/2021).
Warsono yang berjualan sejak tahun 1965 ini merasakan betul dampak pandemi terhadap perputaran ekonominya.
Usahanya sangat bergantung dari keberadaan orang yang hobi memelihara ayam dan burung. Entah mengapa, usaha mikro ini pun ikut terpukul.
Tapi wajar saja peminat kurungan bambu berkurang. Para pemelihara burung atau ayam kurang bisa menyalurkan hobinya di masa pandemi ini. Lomba atau kontes burung dilarang karena mendatangkan kerumunan. Apalagi sabung ayam.
Ia menilai, larangan kegiatan masyarakat semacam itu ikut membuat usaha kandang lesu. Bahkan ia yakin, bukan hanya usaha kerajinan kandang, bisnis penjualan ayam maupun burung pun ikut lesu.
Pengrajin kurungan bambu pun dinilainya menurun produktifitasnya karena produk kurang terserap pasar.
“Ada corona adu jago tidak boleh. Dulu burung buat lomba, kurungan nya laris. Sekarang gak ada lomba ya bingung, sepi, ” katanya.
Warsono mengatakan, dulu, sebelum ada pandemi, ia bisa menjual kandang senilai sekitar Rp 3,5 juta per minggu. Tetapi di masa pandemi, omsetnya menurun drastis sampai hanya sekitar Rp 2 juta per minggu.
Surip, warga Rt 3 Rw 1 Desa Kertayasa mengaku telah menekuni usaha kerajinan kandang ayam sejak tahun 2018 lalu. Dalam sehari, ia bisa membuat 1 kandang ayam berbahan bambu.
Di desanya, ada warga yang menjual bahan bambu untuk kerajinan. Batang bambu bagian bawah biasa digunakan untuk aneka kerajinan semisal tudung saji dan tampah.
Bagian pucuk bambu yang ukurannya lebih kecil dibeli pengrajin seperti Surip untuk membuat kandang ayam.
Sebelum diproses lebih lanjut, bambu yang masih basah ia jemur selama kurang lebih 2 hari. Setelah kering, baru bambu ia potong kecil-kecil seukuran 70 cm lalu dianyam (dipaku) membentuk kandang.
“Setelah jadi, saya setor ke bakul,” katanya.(*)