Banyumas – Sejumlah lahan pertanian di beberapa dusun, di Desa Tumiyang, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, dibiarkan mengering dan terbengkalai. Pasalnya, lahan pertanian yang ada di wilayah tersebut tidak mendapatkan pasokan air.
Tarwin, salah satu petani, mengatakan, para pemiliknya sengaja tidak mengurus ladangnya, hingga datangnya musim penghujan.
“Saya dan para petani lain hanya bisa pasrah, dengan musim kemarau yang menyebabkan tidaknya ada pasokan air yang cukup ke sawah dan ladang, “keluhnya belum lama ini.
Untuk sementara, para petani kebanyakan membiarkan lahan pertanian mereka tidak digarap dan kosong. Dirinya menyebut, ada sekitar 100 hektar lahan pertanian di dusunnya yang terimbas musim kemarau panjang.
Selama ini, para petani padi yang ada di wilayahnya hanya mengandalkan air pada saat musim hujan. “Jika kondisinya normal, biasanya dalam setahun mereka bisa melakukan dua kali panen, “katanya.
Menurutnya, kondisi kekeringan dari tahun ke tahun semakin parah. Karenanya, para petani menyiasati dengan menanam palawija. Atau jika tidak ada modal, membiarkan lahannya tidak terawat.
Kepala Desa Tumiyang,Gunawan, menyatakan, di wilayahnya ada sekitar 150 sampai 200 hektare lahan pertanian yang mengalami kekeringan akibat kemarau panjang. “Warga masih menunggu musim penghujan untuk kembali bisa menanam padi,” jelasnya.
Dia menyebut, di musim kemarau saat ini warga pasti membiarkan lahannya. Lalu, ketika masuk musim penghujan baru kembali digarap.
“Selain itu ada juga yang lahan sawah beralih fungsi karena pasokan air yang minim,” tambahnya.(spj)