BANYUMAS– Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro menghadiri agenda Halal Bihalal Persaudaraan Satu Perahu yang digelar di Pendopo Wakil Bupati Banyumas, Minggu (28/4/2024). Dalam kesempatan tersebut, Hanung menyampaikan bahwa banyak sekali persoalan-persoalan di Banyumas yang harus segera dibenahi, diantaranya masalah kemiskinan ekstrem yang angkanya cukup tinggi.
Dikatakan Hanung, ketika berbicara 8 parameter kemiskinan ekstrem, maka banyak masyarakat Banyumas saat ini yang masih membutuhkan jamban, masih butuh rumah ‘didandani’, rumah yang belum tealiri listrik, dan itu belum termasuk persoalan masyarakat yang belum bekerja, dan masih banyak juga anak-anak yang hingga hari ini tidak bisa sekolah.
“Karena itulah kami ingin berkolaborasi dengan panjenengan semua untuk bisa bersama menuntaskan ini. Saya senang apabila panjenengan siap urun tenaga pikiran untuk bersama-sama berkontribusi dalam menuntasakan persoalan kemiskinan ekstrem ini, ” kata Hanung.
Hanung mentargetkan pada 2024 ini angka kemiskinan ekstrem di Banyumas bisa terselesaikan. “Saat ini kita sedang mengupayakan untuk penyelesaian penggarapan sekitar 2000 rumah tak layak huni,” kata Pj Bupati.
Hanung mengatakan, selama 6 bulan ditugaskan di Banyumas, dirinya telah mengidentifikasi berbagai persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat.
Selain kemiskinan, Hanung juga menyebutkan angka pengangguran yang sedang naik, dan Banyumas juga masih bergelut dengan permasalahan kesehatan yang masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diperhatikan secara serius.
“Ada dua masalah kesehatan yang menjadi perhatian kita yakni tentang angka kematian bayi dan ibu yang angkanya tinggi sekali dimana jika dihitung rata-rata setiap bulan angka kematian itu mencapai 15 ibu dan bayi. Kedua kita juga berkutat pada persoalan AIDS dimana peringkat penyandang AIDS di Banyumas adalah tingkat ke-dua di Jawa Tengah dengan angka sekitar 4000 pengidap dengan tingkat penularannya yang sangat tinggi. Penularan itu terjadi melalui hubungan homoseksual,” terangnya.
Hanung juga menyinggung terkait persoalan kebutuhan air yang ada di Baturaden yang saat sekarang diambil oleh pemerintah daerah Pemalang.
“Ini kami masih usahakan untuk bisa dikembalikan lagi. Kita sedang berupaya keras untuk itu, ” tegasnya.
Hanung menambahkan, persoalan sedimentasi waduk Mrica juga menjadi perhatian penting. Kondisi yang terjadi, kata dia, penampungan di waduk tersebut tersedia 80 persen dan 20 persen hanya berisi air. Hal itu menjadi ancaman terjadinya potensi bencana besar dan lainnya.
“Termasuk kondisi air di sungai serayu itu 50 persen, nelayan itu mengeluhkan sudah berkurang dan ini sedimentasi yang terjadi di hulu. Intinya saya nderek titip berkolaborasi dengan panjenengan semua karena persoalan-persoalan tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja tapi menjadi tanggung jawab kita semua, ” ungkap Hanung.
Hanung mengatakan, dirinya sudah berusaha untuk menyiapkan pondasi yang kuat supaya nanti penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Banyumas terselenggara dengan baik sampai dengan terpilih bupati yang dikehendaki dan dipilih oleh masyarakat.
“Saya berdoa semoga Banyumas dapat pemimpin yang top markotop, pemimpin yang sesuai kehendak rakyat, pemimpin yang amanah yang bisa mensejahterakan rakyatnya,” ungkapnya.
Angga Saputra