INDIE BANYUMAS
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS

Forum Banyumas Siapkan Produksi Film “Margono 46”, Angkat Kiprah Tokoh Keuangan Nasional Asal Banyumas

Forum Banyumas Siapkan Produksi Film “Margono 46”, Angkat Kiprah Tokoh Keuangan Nasional Asal Banyumas

Aris Wahyudi Notonegoro

Kamis, 2 Oktober 2025

Forum Banyumas bersama Aris Wahyudi Notonegoro tengah merancang produksi film berjudul Margono 46, yang mengangkat kisah hidup dan perjuangan Margono Djojohadikusumo, tokoh keuangan nasional sekaligus pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) 46. Margono juga dikenal sebagai kakek dari Presiden Prabowo Subianto.

“Film ini kami beri judul Margono 46 karena merujuk pada prestasi beliau mendirikan BNI 46, yang hingga kini masih eksis sebagai institusi keuangan penting di Indonesia,” ujar Aris Wahyudi. Ia menambahkan, pendekatan film ini dirancang agar menarik bagi generasi muda, dengan gaya penamaan yang mengingatkan pada film populer seperti Dilan 1991.

Menurut Aris, perjuangan Margono patut diangkat ke layar lebar karena peran strategisnya dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Ia menjelaskan bahwa kemerdekaan Indonesia ditopang oleh tiga pilar utama: politik yang diwakili Bung Karno, militer oleh Jenderal Sudirman, dan keuangan negara yang diperjuangkan oleh Margono Djojohadikusumo.

“Pada masa itu, Indonesia belum memiliki bank sentral sendiri. Bank Indonesia masih bernama De Javasche Bank dan milik Belanda. Margono mendirikan BNI 46 di Yogyakarta sebagai bank sentral Indonesia yang mandiri. Ini adalah terobosan besar dalam mewujudkan kedaulatan ekonomi,” jelas Aris.

Selain kiprah institusional, film ini juga akan menyoroti sisi heroik Margono, termasuk pengorbanan pribadi yang luar biasa. Dua putra Margono gugur saat berjuang merebut persenjataan Jepang pasca-penyerahan kekuasaan. Ia juga dikenal sebagai tokoh antikorupsi, terbukti dari keberhasilannya menjaga integritas saat mengelola 7 ton emas demi kepentingan perjuangan bangsa.

“Beliau tidak tergoda untuk menyalahgunakan kekayaan itu. Justru emas tersebut digunakan untuk mendanai perjuangan Indonesia. Ini menunjukkan integritas dan nasionalisme yang luar biasa,” kata Aris.

Ia juga menyoroti relevansi pemikiran Margono dengan kebijakan ekonomi masa kini. “Kebijakan Menteri Keuangan Purbaya yang mencairkan Rp200 triliun untuk menggerakkan ekonomi, secara prinsip mirip dengan keputusan Margono saat memilih mengucurkan emas untuk perjuangan, daripada membiarkannya mengendap di bank,” tambahnya.

Film ini diharapkan menjadi kebanggaan masyarakat Banyumas dan memperkuat warisan sejarah daerah tersebut. Aris menutup dengan refleksi bahwa dua dari tiga nama jalan besar di segitiga emas Jakarta—Jalan Sudirman dan Jalan Gatot Subroto—merupakan nama tokoh asal Banyumas.

“Ini menunjukkan betapa pentingnya kontribusi Banyumas bagi NKRI. Kami mendukung penuh gagasan Pak Iksanto dari Forum Banyumas untuk mengangkat kembali legasi Banyumas agar dikenal dan dihargai secara nasional,” pungkasnya.

Margono Djojohadikusumo adalah tokoh pergerakan nasional Indonesia, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) 46, sekaligus kakek Presiden Prabowo Subianto.

Ia lahir di Banyumas pada 16 Mei 1894 dan dikenal sebagai pejabat tinggi negara pada masa awal kemerdekaan. Margono merupakan anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), serta pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pertama Republik Indonesia.

Sebagai pendiri BNI 46, Margono berjasa membentuk lembaga keuangan nasional yang berfungsi sebagai bank sentral sebelum berdirinya Bank Indonesia. Salah satu terobosannya adalah mengelola cadangan emas negara untuk membiayai perjuangan kemerdekaan, tanpa menyalahgunakan kewenangannya.

Selain perannya di bidang ekonomi, pengorbanannya juga besar dalam perjuangan fisik. Dua putranya gugur dalam pertempuran perebutan senjata dari tentara Jepang setelah proklamasi kemerdekaan.

Margono wafat di Jakarta pada 25 Juli 1978 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Ia dikenang sebagai tokoh nasional yang mengorbankan harta, tenaga, dan keluarga demi tegaknya Republik Indonesia. (Angga Saputra)

ShareTweetKirimkan
Sebelumnya

LIMA TAKDIR LIMA KESEJATIAN

Selanjutnya

DLH dan Dinkes Temukan Ketidaksesuaian Pengelolaan Limbah Dapur MBG Rejasari, Warga Minta Ditutup

Selanjutnya
DLH dan Dinkes Temukan Ketidaksesuaian Pengelolaan Limbah Dapur MBG Rejasari, Warga Minta Ditutup

DLH dan Dinkes Temukan Ketidaksesuaian Pengelolaan Limbah Dapur MBG Rejasari, Warga Minta Ditutup

Satresnarkoba Bongkar Modus Pengiriman Tembakau Sinte Lewat Titik Alamat

Satresnarkoba Bongkar Modus Pengiriman Tembakau Sinte Lewat Titik Alamat

Tentang Kami / Redaksi
Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com

Tentang Kami / Redaksi / Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI

© 2021 indiebanyumas.com