BANYUMAS – Sudah sekitar sebulan perajin nopia di Kampung Nopia, Desa Pekunden, Kecamatan Banyumas kewalahan melayani permintaan pasar. Hal tersebut menjadi angin segar setelah hampir dua tahun lamanya melewati masa keperihatinan.
“Permintaan nopia mulai pulih kembali. Sudah hampir seperti dulu ketika belum ada corona,” beber perajin nopia, Mangun Handoyo, Rabu (29/12).
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1 telah melonggarkan aktivitas. Berbagai sektor termasuk permintaan pasar nopia kembali bergeliat.
Peningkatan omset nopia dirasakan lagi oleh perajin di libur Natal dan tahun baru. Diharapkan menjadi awal yang baik menuju pergantian tahun.
“Dapat dikatakan saat ini perajin kewalahan untuk memenuhi pesanan,” ujar Mangun di sela aktivitasnya memproduksi nopia.
Perajin di Kampung Nopia biasanya di hari Minggu libur. Guna mencapai target pesanan, setiap hari dalam seminggu terus produksi nopia. Ada tiga rasa yang dominan disukai pasar. Original, pandan dan cokelat.
“Cari orang yang bisa membantu membuat nopia, sekarang juga susah. Karena perajin di Kampung Nopia membuat semua dan tidak ada liburnya. Saya hanya dibantu satu orang, anak,” kata Mangun.
Sementara itu, keseluruhan bahan baku nopia mengalami kenaikan harga. Mulai dari tepung, gula jawa dan lainnya. Ada perajin yang sudah menaikan harga jual. Namun, ada juga yang harganya masih tetap. (fij)