BANYUMAS – Aktivis lingkungan dari Sanggar Jiwa Kasih (Mengaji Logawa Kaline Bersih), Era Prima Nugraha, mempertanyakan aktivitas pertambangan yang dilakukan PT Semen Bima di sekitar wilayah Dharmakradenan. Ia menilai kawasan tersebut memiliki tingkat kerentanan bencana yang tinggi sehingga perlu kajian serius.
“Mengapa Semen Bima terus melakukan aktivitas pertambangan yang semakin meluas di sekitar Dharmakradenan?” ujarnya, Rabu (27/8/2025)
Era merujuk pada hasil riset BMKG yang menyebutkan bahwa titik koordinat Dharmakradenan berada di atas sesar aktif dangkal dengan potensi magnitudo gempa hingga 6,7 skala Richter.
“Potensi kebencanaannya sangat nyata jika melihat kondisi geologi di sana, yang hanya ditopang sedimen pasir, tanah lempung, dan karst rapuh. Sebetulnya potensi seismiknya 6,6 skala Richter, tapi saya tambahkan 0,1 sebagai risiko atas ketidakpedulian kita,” tegasnya.
Selain mempertanyakan lolosnya uji Amdal, Era juga menyoroti sejumlah hal lain yang menurutnya harus dijawab secara terbuka oleh pihak perusahaan maupun pemerintah.
“Perlu dipertanyakan juga, pertama, apa kontribusi Semen Bima terhadap PAD Banyumas? Kedua, bagaimana tingkat penyerapan kerja terhadap angkatan produktif?” ungkapnya.
Ia juga menyoroti imbal balik terhadap keberlanjutan alam yang dirusak, siapa yang menikmati rente dan alur profit, serta mengapa sering terjadi ‘kecelakaan kerja misterius’ yang seolah dipeti-eskan tanpa penyelidikan komprehensif.
Era kemudian mempertanyakan mengapa wilayah yang disasar justru berada di koordinat tengah antara Pancurendang dan Paningkaban, yang sejak ratusan tahun lalu telah tergerus dan berongga akibat penambangan emas.
“Lalu, bagaimana mitigasi risiko kebencanaan, termasuk potensi gangguan sumber air bersih warga, ancaman seismik, tanah longsor, pergerakan tanah, serta dampaknya terhadap cagar budaya dan pewarisan lingkungan? Dan terakhir, bagaimana potensi kerugian akibat hilangnya plasma nutfah dan biodiversitas alam yang tidak tergantikan?” paparnya panjang lebar.
Era menegaskan, potensi kebencanaan yang berkaitan dengan aktivitas penambangan PT Semen Bima harus menjadi perhatian serius. Ia mengingatkan agar pemerintah daerah dan DPRD turut bertanggung jawab atas dampak yang mungkin ditimbulkan. (Tim Redaksi)