PDI Perjuangan terlihat sudah mengeluarkan berbagai strategi untuk melemahkan suara pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul, menilai, salah satu strategi PDIP yaitu dengan melontarkan narasi-narasi negatif yang dialamatkan kepada Prabowo-Gibran.
Serangan ini dianggap wajar karena sikap politik dari masing-masing kubu sudah mulai terbuka usai KPU menetapkan nomor urut capres.
“Ini dinamika politik sudah mulai panas, mengerucut, strategi sudah mulai dikeluarkan. Apa yang dilakukan PDIP menurut saya sebuah strategi untuk menghantam lawan, ini wajar karena pertarungan sudah dimulai,” kata Adib kepada wartawan di Jakarta, Jumat (17/11/2023).
Dia mengatakan, PDIP lebih gencar menyerang Prabowo-Gibran karena dianggap sebagai pasangan yang punya potensi besar untuk menang di pilpres.
Apalagi, rivalitas PDIP kini lebih menitik beratkan pada pasangan Prabowo-Gibran ketimbang Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Rivalitas ini diperparah pasca-berlabuhnya sejumlah keluarga Presiden Joko Widodo ke kubu Prabowo-Gibran.
“Jadi ini sudah murni strategi untuk memenangkan kontestasi. Salah satunya strategi itu ya melemahkan lawan, 02 begitu karena menurut saya yang dilihat 03 ya 02 ini yang berpeluang besar, mempunyai kans rivalitas yang tinggi ketimbang nomor 01, Amin,” papar Adib.
Sebagai informasi, sampai saat ini PDIP masih terus melakukan serangan dengan melontarkan narasi-narasi negatif kepada pasangan Prabowo-Gibran. Mulai dari isu pengkhianatan, kecurangan pemilu hingga pasangan selundupan.