PURWOKERTO – Angka stunting Kabupaten Banyumas mencapai 11,21 persen. Angka itu sudah berada di bawah target yang ditetapkan nasional, yakni sebesar 14 persen.
Hal itu berbanding terbalik dengan Angka Kematian Bayi (AKB) di Banyumas yang sejauh ini dinilai mengalami peningkatan. Dapat per awal Agustus 2021, AKB di Banyumas mencapai 117 bayi meninggal.
Kabid Kesmas Dinkes Banyumas, Agus Nugroho, S.IP M.Kes mengatakan dari jumlah tersebut hanya 3 bayi (usia 0 sampai 12 bulan) yang meninggal dengan Covid-19.
“Memang ada tren peningkatan (AKB). Tahun lalu sampai akhir tahun sebanyak 187 bayi,” ujar Agus.
Hal itu akan dievaluasi untuk dijadikan salah satu program untuk menekan AKB hingga akhir tahun nanti. Salah satunya dengan terus menurunkan risiko kematian bayi melalui penanggulangan stunting di Banyumas.
Dia mengatakan hasil timbang serentak per Februari 2021, stunting di Banyumas sudah cukup menurun, yakni
11,21 persen.
“Angka itu juga sudah dibawah target stunting Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021 sebesar 17 %,” katanya.
Agus menjelaskan meski sudah di bawah target nasional dan RPJMD, bukan berarti upaya penekanan angka stunting berhenti. Sebaliknya berbagai upaya terus ditingkatkan.
Upaya penurunan dimulai sejak perempuan memasuki masa subur, pra nikah hingga setelah melahirkan.
“Saat memasuki usia remaja, kami (Dinkes) sudah memberikan tablet penambah darah,” terang dia. (yda)